Keesokan harinya saat pagi sudah tiba. Kelopak mata yang menutup rapat dan lelap dalam tidurnya kini mulai perlahan mulai terbuka lebar.
Wili bangun dan sadar dari mimpinya. Dia menengok ke arah kiri dan kanan, barulah sadar kalau dia telah tidur semalaman di depan kamar Jeni tanpa hasil.
Lalu, Wili mengang selimut yang menutup tubuhnya. Dia tampak mengernyitkan dahi karena yang menutupi tubuhnya itu bukanlah selimut miliknya.
'Selimut siapa ini?' tanyanya dalam hati.
Wili menengok le arah pintu kamar Jeni yang masih tertutup rapat.
'Jeni masih tak mau keluar?' pikirnya.
Wili segera beranjak dari atas lantai. Melepaskan selimutnya lalu berjalan menuju kamar pribadinya. Dia berpikir kalau Jeni tak tahu dengan keberadaannya di depan kamar itu. Tapi ya sudahlah, Wili bisa memahaminya.
Padahal usai menyelimuti tubuh Wili selaman, Jeni bahkan tak dapat tidur dengan cepat. Dia terus saja diterpa kegelisahan yang cukup membingungkan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com