"Mungkin Jeni memakai pelet kali ya, sampai-sampai Bos kita klepek-klepek sama dia." Salah seorang yang makan di situ terdengar menimpali dengan mencibir Jeni.
Jeni membeliak emosi.
"Apa maksud anda bicara seperti itu? Jaga ucapan anda ya!" Jeni tampak tersulut emosi. Dia sampai terperanjat mendengar cibiran dari lelaki yang duduk tak jauh darinya itu. Cibiran yang lebih berisi fitnah yang sungguh kezi.
"Sudah, Jen. Jangan ditanggapi." Teman Jeni yang tengah makan dengannya itu segera menarik tangan Jeni. Sepertinya makan siang mereka harus segera diakhiri karena suasana hati Jeni tiba-tiba memanas. Wajah Jeni sudah merah bak terbakar api. Terlihat betul kalau wanita berbulu mata lentik itu tengah menahan emosi.
"Tapi omongan dia kurang ajar!" elak Jeni tak mau pergi.
Sementara lelaki dengan mulut bocor tadi terlihat hanya diam dengan mengulum senyuman sinis. Sepertinya dalam hati lelaki yang mencibir Jeni tengah tertawa geli karena berhasil menyulut emosi Jeni.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com