Wili kini masih menunggu jawaban Jeni yang masih saja mematung dalam keterkejutannya.
"Apa maksudnya ini, Pak?" Jeni kembali bertanya memastikan. Serasa mimpi tapi nyata. Andai saja mimpi ia hanya bisa berharap bisa berlama-lama dalam mimpi indahnya.
"Jawab saja, Jen. Maukah kamu menikah denganku?" Wili bertanya sekali lagi. Ia masih menyodorkan cincin berlian yang berada di dalam kotak merah itu di hadapan Jeni. Menunggu Jeni menjawab pertanyaannya.
"Lelucon macam apa ini, Pak?" Jeni nampak masih tak yakin. Ia merasa kalau ucapan wili barusah sebuah lelucon.
"Ini bukan lelucon. Ini serius. Saya yakin, saya tidak mau kehilangan kamu. Saya ingin menikah dengan kamu. Saya tidak ingin kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya," jelas Wili berusaha meyakinkan Jeni.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com