"Seolah baru sadar dari koma,
Aku kembali mengingat bagaimana rasa sakit yang dulu pernah kurasakan.
Seolah aku selalu salah mencintai seseorang.
Hingga...
Aku berpikir,
Lebih baik aku tidak usah dipertemukan lagi oleh lelaki manapun."
***
Nadira menyeruput secangkir teh melati hangat buatan Meisya yang selalu menjadi favoritnya setiap senja. Gadis itu memeluk lututnya dengan duduk di sofa panjang yang berada di dalam kamarnya. Dekat jendela kamar yang menghadap ke taman samping rumah.
Entah ponselnya berada dimana, atau novel yang belum ia selesaikan juga berada dimana. Gadis itu tidak tertarik terhadap apapun kali ini. Masa bodoh dengan panggilan Andin ataupun Reza yang sempat ia abaikan tadi. Masa bodoh jika besok ia dimarahi Bu Sofia karena ia meninggalkan tempat begitu saja. Apalagi, hanya karena urusan cinta. Sudah seperti di film-film saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com