"Pagi ini abu. Mentari tersenyum malu. Udara bagai napas yang beku. Aku? Petunjukmu yang semu."
-Nadira Aisyah-
________________________
Secangkir green tea latte dihadapannya hanya menjadi korban adukan-adukan abstrak oleh tangannya. Tatapannya kosong menatap serbuk matcha yang semula berbentuk cinta kini telah hancur bersama cairan green tea latte-nya.
Sedangkan gadis yang umurnya lebih satu tahun yang kini duduk satu meja berhadapan dengannya hanya mendengus kesal.
"Itu kalo cuman di aduk doang gue juga bisa. Kasian, beli mahal-malah di coffee shop gini gak di foto dulu kek, dinikmatin dulu kek karya orang udah ngebentuk cantik gitu. Malah diancurin dah!" Omel Lisa.
Nadira cemberut malas. "Males gue. Gak selera."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com