Sudah satu minggu lebih dua hari sejak Dira membaca surat pamit dari Abim. Benar saja, lelaki itu sudah tidak bisa Dira hubungi lagi. Nomor sim maupun melalui whatsapp. Semuanya tidak aktif lagi.
Namun kini tiada hari untuk tidak tersenyum bagi Dira. Setidaknya jika ia rindu Abim, ia akan terus memegangi liontinnya dan sesekali membaca kembali surat dari Abim. Kalimat yang paling Dira sukai dalam isi surat itu adalah 'Hal yang masih saya harapkan, kita bisa memerankan makna dari liontin pada kalung itu.'
Dan Dira akan selalu tersenyum mengingat itu.
"Sudah makan siang nih mas?" Tanya Dira ketika ia tahu langkahnya di dampingi langkah Darka di sampingnya.
Darka terkekeh. "Sudah. Barusan tadi.. kamu ngapain kesini? Bukannya sudah pindah jabatan ya?" Tanya Darka yang kali ini memelankan langkah lebarnya untuk menyamai langkah santai milik Dira.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com