webnovel

Janji Nastar

Kala semua terasa mudah tapi akhirnya hanya beranjak dari ilusi. Marianata Easyi melihat jelas bagian kehidupan ketika pintu dibuka. Perjalanan masa lalu karena makan kue nastar yang mempengaruhi masa depan. Sebuah janji terucap dengan ringan oleh Jacko mengunakan kue nastar. Haruskah ia melawan ketika cincin melingkar manis di jarinya tanpa permisi dan apakah janji nastar bisa terwujud ketika ada orang ketiga di antara mereka. Note. *21++ *Beri dukungan untukku agar menulis lebih baik lagi

natalia_sinta · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
4 Chs

Pertemuan

Easyi menghentikan langkahnya, terdiam canggung memperhatikan pria di depannya. Mata Jacko menatap tajam dan liar. Ada perasaan enggan bertemu, tidak menyangka sama sekali akan bertemu dengan pria yang menikahi ibunya di kuburan. Sepanjang pernikahan kedua ibunya, Easyi meminta kepada ibunya untuk dikirim ke asrama supaya tidak terlalu canggung dan bingung, akibatnya ia tak tahu apa-apa dengan pernikahan ibunya. Sheba menikah dengan Jacko Santonir saat Easyi berumur 15 tahun. Selama 3 tahun itulah, Easyi selalu menghindar dari pertemuan dengan suami baru ibunya karena ada satu dua hal yang membuatnya tak nyaman. Ada hal aneh berkaitan dengan Jacko Santonir. Insting pertahanan Easyi mengatakan untuk segera menjauh dari Jacko Santonir.

Sekolahnya sudah selesai, hanya tinggal pengurusan administrasi kelulusan saja, jadi tidak ada alasan untuk ada di asrama lebih lama. Easyi memutuskan untuk pulang dan terkejut melihat ibunya ada dirumah lama. Tak ingin ikut campur dengan masalah ibunya, Easyi berusaha untuk membuat ibunya nyaman dan tidak terbebani tapi siapa sangka malah seperti ini.

Jacko menatap wanita di depannya. Rasa rindu menyeruak hebat melihatnya, perlu kontrol kuat untuk tidak melakukan hal bodoh ia berjalan mendekat. Easyi mundur pelan ke belakang. Jacko melihat wajah pucat Easyi, ia menduga belum makan dengan baik seharian ini. Satu kali melangkah maju dua langkah ke belakang, Jacko mengerutkan dahinya, tak menyukai reaksi yang diperlihatkan.

"Eas....". Panggilan kesayangan yang sengaja diberikan pada Easyi oleh Jacko. Kerutan tak suka terlihat nyata di wajahnya. Jacko menarik nafas panjang sebelum benar-benar ia menarik Easyi masuk dalam pelukannya. Harum shampo dan parfum berbaur menjadi satu pada hidung mereka berdua. Tubuh Easyi kaku. Jacko merasa ia telah kehilangan banyak waktu dengan berpura-pura pada wanitanya tapi bagaimana meraihnya ia kebingungan. Perjanjian tertulis dengan Sheba di masa hidupnya membelenggu. Seharusnya ia menunggu tapi ia egois, kali ini ia tak akan melepaskan tangan Easyi.

"Maaf, aku terlambat mengetahuinya". Bisikan di telinga menyebabkan sesuatu yang tertidur dalam diri Easyi bergerak mencari jalan keluar. Semula kaku karena tak nyaman kini tubuhnya seperti ada yang menyentak. Easyi berusaha melepaskan diri darinya tapi pelukan bertambah kuat. Jacko enggan melepaskan, satu-satunya yang ingin dilakukan adalah membawanya pulang ke rumahnya dan mengunci pintu supaya Easyi menjadi miliknya. Namun, ini belum saatnya. Menghirup aroma shampo di rambut Easyi dan merekam di ingatannya. Perlahan-lahan di lepaskan pelukannya, membiarkan Easyi sejenak bernafas lega. Jacko dapat melihat kelegaan yang disembunyikan oleh Easyi dengan cepat, ia tak menyukainya. Easyi menguasai dirinya cepat, Jacko bertambah tak menyukai dengan sikapnya.

"Ibu ada disana. Aku pulang dulu". Nada datar dan dingin sering digunakan oleh Easyi tapi Jacko Santonir tak keberatan selama ia bisa melihat wajah cantik Easyi. Tangan Easyi menunjuk ke arah tempat ibunya di kubur tetapi tangan Jacko meraihnya untuk digenggam. "Ayo, temani aku" ajaknya tak peduli dengan ekspresi Easyi yang berubah. Tarikannya cukup kuat untuk membuat Easyi mengikuti, hal ini jelas membuat Easyi kebingungan. "Eh.... " katanya berusaha mengimbangi langkahnya. Jacko merasa hatinya berdebar, ini interaksi pertama sejak pertama dan terakhir kali melihatnya. Tangan Easyi dirasakan sangat halus dan kecil di dalam tangannya.

Mereka berdua berdiri di depan kuburan Sheba yang masih basah akibat hujan. Easyi berusaha melepaskan tangannya dari Jacko tapi ia malah di rangkul. Rangkulan tak erat tetapi sulit dilepaskan. Sekuat apapun tenaga yang dikeluarkan namun tak membuat Jacko melepaskan.

"Sheba... Aku akan menjaganya dan memberikan yang terbaik untuk Eas, jangan khawatir". Ucapan Jacko membuat Easyi menoleh tepat saat itu juga Jacko menoleh lalu menatapnya. "Dulu aku melepas mu. Sekarang kamu mau kabur atau melawanku, tak akan kubiarkan, selamanya kamu milikku" ujarnya pelan lalu meraih leher Easyi mendekat dan mencium perlahan. Bibir Jacko meraup semua bibir Easyi yang lembut, terasa manis hingga membuat kabut di kepala.

Syok.

Depan kuburan ibunya, suami ibunya dan sekarang menciumnya. Easyi berusaha memberontak tapi tak dibiarkan, Jacko membuat Easyi menerima ciumannya dengan kuat hingga mengeluarkan suara aneh dari tenggorokan baru dilepaskan.

Nafas mereka berdua tersengal-sengal seperti menaiki roller coaster. Mata Easyi melebar memprotes tentang apa yang terjadi barusan. Ciuman pertamanya hilang begitu saja diambil suami ibunya.

"Kamu!". Easyi kesal bukan main. Seenaknya cium, ia berusaha keras melepaskan diri dari tangan Jacko. Ia melihat Jacko mengeluarkan sebuah kotak dari saku celana dengan tangannya yang lain kemudian membukanya. Ia seakan tak peduli dengan suara protes dari Easyi.

"Sheba.... sesuai perjanjian. Di depan kuburan mu, aku menyatakan aku hanya akan mencintai satu wanita yaitu Marianata Easyi untuk selamanya. Apapun yang terjadi hanya dialah yang selalu menjadi prioritas hidupku". Perkataan yang sukses membuat Easyi bengong mendengarnya, Jacko mengambil cincin dari kotak dan langsung menyematkan cincin emas dengan berlian kecil di jari tangan Easyi. Easyi melihat kearah Jacko lalu ke makam ibunya, perjanjian? perjanjian apa? kapan? ribuan pertanyaan memenuhi kepala Easyi. "Hei Eas... ini sematkan di jariku" perintah Jacko kepada Easyi yang linglung dan terlalu bingung dengan keadaan saat ini, mengambil cincin tersebut dari kotaknya kemudian menyematkan di jari Jacko. Melihat itu, Jacko tersenyum lebar dan puas. Sekarang bagaimana caranya ia akan membuatnya legal. Memandang Easyi yang kebingungan menambah semangat Jacko untuk segera secepatnya melakukan apa yang ditunda 3 tahun lalu. Keputusannya bulat, siapapun tak dapat menghalanginya untuk mendapatkan wanita pujaannya.

"Sheba, aku mencintai Easyi. Istirahatlah dengan tenang disana." ujarnya pelan sambil sekali lagi melirik Easyi. Jacko memeluk Easyi lalu mencium dahinya dengan lembut. Tubuh Easyi seperti kehilangan nyawanya, ia mengikuti langkah Jacko berjalan meninggalkan kuburan. Otaknya bingung mencerna apa yang terjadi. Perlahan Jacko mendorong Easyi masuk kedalam mobil barulah dirinya, sopir menganguk setelah mendapatkan isyarat jalan dari Jacko.

Mobil berjalan pelan meninggalkan pekuburan. Easyi masih bingung bahkan tak menyadari ketika Jacko memeluknya erat-erat. Sesekali mencium di keningnya atau ubun-ubun supaya merasakan kalau ini bukan khayalan belaka. "Tenanglah, aku akan mengurus semuanya mulai sekarang" ucapnya sambil menepuk lengan Easyi. Tubuh Easyi bersandar pada dada Jacko. Tak ada yang berbicara di dalam mobil, Jacko merasa bahagia, akhirnya sekian lama menunggu, mendapatkan dalam pelukannya. Jalanan tak terlalu padat, mobil terus berjalan menuju rumah di daerah perumahan elit. Jacko melepaskan pelukannya saat sampai depan rumahnya. Keluar dengan santai lalu berbalik ke dalam mobilnya, Easyi tak bergerak sama sekali. "Eas.... turun" perintah Jacko mulai tak sabar. Easyi mengelengkan kepalanya dan bergerak lebih dalam untuk menghindari Jacko jika ingin menggapai. Mengetahui itu, wajah Jacko berubah tapi dikendalikan supaya Easyi tidak takut. Jacko masuk lagi kedalam mobil, mereka berdua duduk membisu.

Berikan aku dukungan

natalia_sintacreators' thoughts