webnovel

Bab 23. Sarkofagos Asterias

Time Fracture telah berjalan, dan kini dunia menjadi merah dan tidak ada tanda-tanda akan adanya kehidupan selain mereka.

Mereka yang dimaksud adalah para Valkyrie dan Justiciar, tapi mereka tidaklah sendiri di Time Fracture ini, ada sebuah monster yang belum pernah mereka lihat sedang berjalan di tengah kota.

Tubuhnya bergerak lambat, matanya satu, monster itu seperti bintang laut. Dia bergerak dengan menggelantungkan bagian jemarinya ke tiang-tiang kota yang ada di pinggir jalan.

Di tengah jalan itu, dia terus berjalan dengan melata tanpa tujuan yang pasti.

---

TAK TAK TAK TAK!

Langkah cepat Ira dengan memakai kostum Valkyrie-nya untuk mencari orang yang baru pergi dari tempatnya bekerja itu.

"Kemana itu cewek? Dengan cepat, dia bisa hilang layaknya ninja..." ucap Ira sambil memegangi dengkulnya.

Nafasnya saat ini sudah ada di ambang batas, dia tidak bisa berlari lebih jauh lagi.

Meskipun dia seorang ketua di ekstra lari, tapi dia tetap manusia. Dia juga punya batas staminanya.

"Apa aku harus terbang?"

"Tapi, bila aku melakukannya... Celicia mungkin akan memergoki bertemu dengan seorang justiciar."

"Sebaiknya, aku mencarinya dengan berjalan di lorong-lorong kota saja, tapi..." Meskipun dia punya niat, tapi saat melihati lorong-lorong yang panjang dan bercabang-cabang, niatnya seketika luntur.

Saat niatnya sudah menurun, dia menghela nafas dan menatapi trotoar jalan dengan pasrah.

Tapi berkat itu, dia mengingat sesuatu. "Oh! Aku lupa, para valkyrie kan bergerak menyesuaikan di mana justiciar bergerak..." Dia memegangi keningnya dengan helaan nafas.

"Bodoh sekali aku kalau baru mengingat ini..."

"Eye of World!" Sesaat itu juga, sebuah peta muncul dan mendeteksi keberadaan para justiciar di kota ini.

Di peta itu, ada banyak titik yang ada di satu tempat, kemungkinan para justiciar sudah bersiap untuk menangkap monster baru yang akan muncul.

Tapi mata Ira terkunci ke titik yang menyendiri tanpa ada yang menemani. Kemungkinan, itu adalah orang yang ia cari.

"Ketemu juga..." Meskipun masih mungkin, tapi dia bisa yakin bila itu orang yang ia cari.

---

BRAK!

Seorang gadis dengan pakaian zirah lengkap menendang-nendang tong sampah yang tidak bersalah di lorong kota itu.

"Bodoh! Ilham bodoh, memang cowok harus kelihatan kuat di depan cewek!"

"Tapi..." Tanpa sadar, di balik kacamata cewek itu, sebuah air sedang turun dan membasahi pipinya. "... Bukan berarti mereka harus mati-matian menjaga harga diri itu..." Suara cewek itu lirih.

Perlahan gadis itu berlutut seperti orang yang pingsan, tapi saat dia mau jatuh sepenuhnya, badannya menahan tubuhnya dari hal itu.

Dia hanya bisa duduk di lantai lorong yang kotor itu dengan menangis.

"Apa yang kau tangisi?!" Tiba-tiba dari sebelahnya, seorang vakyrie menatap jijik cewek yang menangis itu dengan berkacak pinggang.

Ini merupakan hal yang wajar, Farida adalah cewek yang dikenal tegas dan tanpa ampun saat menjadi Justiciar, tapi saat ini yang dilihati Ira adalah kebalikannya.

Cewek itu, sangatlah lemah dan cengeng. Dia bahkan berteriak dan membuat malu Randy di depan umum.

Hal itu, jelas-jelas tidak bisa dimaafkan oleh Ira dengan mudah. Naik pitam adalah satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini.

Tapi sebagai valkyrie dan kekasih teman cewek itu, dia tidak boleh memperlihatkan amarahnya yang sebenarnya.

Itu hanya akan merusak imagenya pada Randy.

"Bukan apa-apa..." Farida mengelak, dan mengelap air mata yang ada dibalik kacamatanya.

Mendengar itu, Ira yang sedang menahan pitamnya langsung berjalan dengan hentakan yang keras ke arah cewek itu.

Saat sudah dekat, Ira mengangkat kerah baja Farida yang terlihat berat itu. Matanya seperti terlihat tua karena amarahnya.

"Jika ada masalah, katakanlah! Kau pikir mempermalukan orang lain di depan umum itu menyenangkan?!" Teriakan keras di suarakan oleh Ira tepat di depan muka Farida.

Tapi, bukannya sadar, Farida malah melawan tarikan Ira dan menendang perut Valkyrie itu.

BUK!

Tubuh Ira terpental ke belakang dan hampir saja tertabrak oleh pagar yang ada di lorong itu.

Saat mendarat, muka Ira berubah menjadi seperti mak lampir dan urat nadi di wajahnya terlihat jelas.

"Jadi ini, jawabanmu?! Jadi ini bagaimana kau memperlakukan orang yang sedang peduli padamu?!"

"Kau sebenarnya tidak peduli padaku, kan?! Kau hanya bergerak karena Randy sedang terpukul, kan?!"

Mendengar itu, hati Ira sedikit tertusuk dan tidak bisa menepis kata-kata itu.

"Iya! Emangnya kenapa?! Aku melakukan ini buatnya, tapi setidaknya aku tidak bohong soal itu!"

"Hanya orang bodoh yang mau mengatakan kejujuran seperti itu!"

"Hanya orang bodoh yang berteriak pada sahabatnya karena tidak tahan menahan sakitnya masalah yang dikunci sendiri!" Ira membalas kalimat Farida dengan skak mat.

Setelah mendengar itu, Farida terdiam dan mengangkat kedua tangannya sebahu.

"Chain Whip!"

Tak lama setelah itu, kumpulan rantai muncul di tangannya dan siap di arahkan ke gadis yang ada di depannya.

Melihat apa yang dilakukan Farida, Ira langsung mengambil ancang-ancang untuk menebas lawannya dengan sihir elemental-nya.

"Jadi itu jawabanmu?! Memalukan sekali, setelah tidak bisa membalas omonganku, kau malah lang-"

CPLAS!

Tepat saat Ira masih mengoceh dan menghina cewek itu, sebuah rantai melesat dan dikibaskan ke arah pipi Ira.

Bercak merah membekas di pipinya, Ira refleks memegangi bekas kibasan cambuk rantai itu.

"Sakit tahu!" Suaranya dingin sambil melotot ke arah lawannya.

Mendapatkan jawaban yang kurang nyaman dari Farida, Ira langsung melawan balik dan kini tanpa ampun.

"Leaf ball!"

"Fire ball!"

Dengan bersamaan, Ira menembak sebuah bola api dan daun secara bersamaan.

Hal itu dilakukan untuk membuat api yang dia tembakkan berwujud dan bisa mengenai zirah keras gadis itu.

Tapi, yang namanya pemimpin Justiciar, Farida tidak akan mudah dikalahkan dengan itu.

Dia menepis serangan Ira hanya dengan sekali cambukan rantainya.

"Kau menyerangku dengan mainan ini?! Jangan bercanda!" Farida tersenyum sinis ke arah lawannya.

"Kau tahu, melawanmu bukanlah rencanku pada awalnya! Tapi karena kau memaksa, maka aku tidak bisa berbuat banyak..."

"Menyedihkan sekali."

Namun.... Tak lama setelah debat tak kunjung henti itu.

BAK BAK BAK!

Bumi bergetar, dan membuat seisi kota diguncang gempa.

Ada sesuatu yang menyebabkannya.

"Apakah itu berasal dari monster?!" Farida bertanya-tanya sambil melihati langis sempit dari lorong kota.

"Entahlah, tapi ini berbeda dari yang kemarin!"

"Kemarin?!"

Ira kelepasan, tidak ada yang tahu bagaimana charbidys membuat gema di dasar laut saat itu selain mereka bertiga.

"Lupakan saja, kali ini berbeda!"

Saat suara benturan itu semakin dekat, mereka menoleh ke ujung lorong yang berada di belakang Ira.

Saat menoleh, sebuah benda mirip tentakel mencengkram tiang-tiang di pinggir jalan dan menggeser tubuh utama monster itu.

"Apa itu?!"(Farida)

"Gurita?!" (Ira)

Mereka menatapi ngeri monster itu.

Penampilan monster itu sangatlah membuat mata sakit, lubang-lubang yang ada di kulitnya membuat orang dengan trypophobia menjadi geli saat melihatnya. Dan bulu yang ada di bagian bawahnya, menambah kesan menjijikkan monster itu.

Lagi-lagi, mereka harus berurusan dengan monster laut.