webnovel

Embun Hidayah Subuh

Embun Hidayah Subuh

Daud Farma

Sungguh, subuh hanyalah dilakukan pada waktu subuh, yaitu saat adzan subuh dikumandangkan maka telah masuklah waktu subuh.

Banyak sekali orang ingin berjamaah subuh di masjid. Selepas shalat isya ia langsung tidur dalam keadaan masih ada wudhu. Segala urusan ia tinggalkan, ia berdamai dengan mimpinya, tidur senyenyaknya dan terbangun sebelum adzan subuh berkumandang. Dia wudhu dan siap-siap berangkat ke masjid untuk subuh berjamaah.

Ada yang sengaja tidur setelah magrib ataupun setelah waktu isya, namun ia belum shalat isya, dengan harapan membawa beban shalat isya ke dalam tidur agar terbangun satu jam sebelum waktu subuh untuk shalat isya lalu berjaga sampai subuh, mengaduk kopi, membaca buku, belajar, sampai ketika telinganya mendengar kalimat, "Allahu Akbar, Allahu Akbar", ia berangkat ke masjid untuk shalat subuh.

Adapula hal serupa, bergadang semaunya dan sesanggupnya. Jelas terdengar suara sang mu'adzin mengumandangkan adzan subuh, "Hayya 'alas shalaah", suara itu masuk lewat jeruji jendela, namun hatinya tak terketuk untuk shalat subuh, ia malah menjadikan suara sang mu'adzin sebagai penanda bahwa ia telah bergadang sampai subuh, lantas ia pun tidur semaunya dan sepuasnya hingga siang, hidayah belum benderang di hati dan jiwanya.

Ingin sekali bisa subuh. Jam tidur selalu pukul sepuluh tiga puluh malam, sudah setel alarm sesuai waktu subuh, bahkan mengaktifkan aplikasi adzan subuh. Nyaring bunyi alarm dan suara adzan itu bergetar dan berdering, ia setengah sadar, bukannya bangun lalu wudhu malah mematikan lalu melanjutkan tidur sampai pagi. Begitu bangun pagi, menyesali tidak kebagian shalat subuh tepat waktu. Selalu begitu, susah ia mengubah kebiasaannya, terulang dan lagi terulang kembali, subuh ini dan subuh esok begitu lagi.

Ada juga orang tadi siang tidur sampai waktu magrib, melakukan qadha ashar di waktu magrib, lalu berjaga sampai setelah subuh, hanya karena ingin dapat shalat subuh. Bahkan ada yang tidak tidur siang, shalat lima waktu tepat pada waktunya, ia tidak tidur, bergadang sampai subuh, banyak macam cara ia menjaga ngantuk, hanya agar bisa shalat subuh tepat waktu, bakda subuh ia pun terlelap.

Demi bisa subuh, ia berpesan pada siapa saja yang satu asrama/rumah/kos/tetangga dan siapa pun yang dekat dengannya, bahkan orang yang ia kenal di kejauhan sana yang subuhnya selalu tepat waktu agar meneleponnya di waktu adzan subuh, tidak ada pulsa ia isikan pulsa orang itu, sangat ingin sekali bisa subuh tepat waktu. Tetapi yang dekat telah membangunkannya bergantian, yang jauh telah menelponnya belasan, pulsa sepuluh ribu itu benar-benar awet, sebab tidak pernah sekali pun ia angkat. Jangankan menjawab yang jauh, sedangkan panggilan mu'adzin dari masjid terdekat pun ia tidak dengar. Padahal usahanya begitu gigih.

Ingin bergadang sampai subuh, sengaja minum kopi sedikit gula. Agar tidak mengantuk, ia nongkrong di warung kopi, Marina Kawin Lagi, melakukan kegiatan dengan HP-nya. Bermain game, menonton Youtube dan sebagainya. Sedikit lagi, kira-kira tiga puluh menitan lagi adzah subuh akan berkumandang, namun kantuknya menjelma, hampir tak bisa ia mengangkat kelopak matanya, badannya lemas, lantas ia tidur dan tidak pernah mendengar adzan subuh berkumandang. Sayang sekali, Abang. Padahal dikit lagi loh!

Ada juga yang tau waktu subuh itu pukul sekian, selalu terbangun tepat pada waktu subuh. Dia tahu pahala subuh, dia tahu betapa susahnya orang bangun di waktu subuh. Dia tahu subuh itu wajib baginya. Namun ia tidak pernah shalat subuh. Dia melakukan pekerjaan lain, olahraga dan berangkat kerja. Secara turunan ia beragama islam, fasih mengucap syahadat. Hafal rukun iman dan rukun islam. Namun ia hanya bersujud di waktu idul fitri dan idul adha saja. Semoga lekas tercurahi embun hidayah, Kawan.

Sungguh beruntunglah yang bisa subuh tepat waktu, berjamaah di masjid. Karena tidaklah semua orang mampu melaksanakannya tepat waktu, bukan saja karena Allah menghendakinya, namun harus ada peran ikhtiar yang sungguh dari diri juga. Semoga bisa shalat subuh. Yang membaca tulisan ini setelah subuh, saya husnuzhan Anda adalah hamba-Nya yang telah melaksanakan shalat subuh. Mari kita sampaikan pesan subuh kepada kerabat terdekat, saudara, tetangga, kolega dan lainnya, "Asshalatu khairum minan nauum", yang hanya terdengar di waktu subuh. Tidak inginkah kau mendengarnya, Kawan?

Tips agar subuh tepat waktu:

-Niat

-Ubahlah jam tidur lebih awal, tidurlah setelah shalat isya dalam keadaan masih ada wudhu.

-Membaca doa. Mulai dari alfatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, ayat kursi dan ditutup dengan shalawat. Boleh tambahkan, 'bismikallahumma amutu wa ahya".

-Pasang alarm dan aktifkan aplikasi adzan subuh.

-Minta dibangunkan oleh siapa pun yang dekat dan yang Anda kenal.

-Makannlah yang halal, jangan hasil riba, apalagi hasil nyolong.

-Bernadzar. Misalnya, 'kalau aku bangun subuh, aku bakal sedekah satu juta rupiah', nadzar ini jika memang belum pernah subuh tepat waktu. Tapi sesuailah dengan kemanpuan, kalau uang beli secangkir kopi pun susah, tak perlulah bernadzar sejuta. Atau bernadzarlah, "Kalau aku bangun subuh, aku bakal menikahi fulanah, tidak pakai nunggu lama lagi." Pastikan fulanahnya juga sudah siap menikah, ya. Bernadzarlah dengan yang Anda mampu.

"Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan sholat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651).

Darrasah-Kairo, 16 Oktober 2021.

Salam subuh, dari Darrasah Kairo untuk Dunia!