Plak.
Sebuah tamparan keras mendarat pipi Cantika membuat wanita itu menangis sejadi-jadinya.
"Dasar, wanita brengsek masak makanan rumahan saja tak bisa?" bentak Valdi sembari melempar piring yang berisi masakan istrinya itu.
Cantika selalu berusaha menyenangkan hati suaminya selama tiga tahun terakhir ini. Akan tetapi dimata Valdi, Cantika selalu salah bahkan tak berharga sama sekali.
Cantika tak pernah bahagia selama ia menikah dengan Valdi. Semua janji manis yang dulu diucapkan Valdi hanya isapan jempol saja. Tak pernah membuktikan setiap janji yang pernah ia ucapkan.
Semua hanya kebohongan belaka. Cantika benar-benar muak dengannya tapi, ia tak bisa lepas dari laki-laki sialan ini. Apa yang terjadi di rumahnya berbeda saat bersama orang tua Cantika.
Rana dan Amita tak pernah mempercayai apa yang Cantika ucapkan. Valdi selalu berkata manis menyembunyikan fakta yang sebenarnya.
Valdi jarang menyentuhnya. Laki-laki brengsek itu lebih suka bercinta dengan wanita bayaran yang sengaja ia bawa rumah milik Cantika.
Valdi hanya seorang pegangguran yang tak punya apa pun. Semua yang ia punya hasil dari menipu. Mulutnya begitu manis saja sudah empat tahun orang tua Cantika, Rana dan Amita tertipu olehnya. Wanita itu selalu berharap orang tuanya tau hal yang sebenarnya. Keajaiban datang padanya Cantika menyakini pribahasa sepintar-pintarnya bajing meloncat ia akan terjatuh juga.
Sudah menyiksa istrinya, Valdi pun meninggalkan Cantika sendiri. Ia keluar membawa mobilnya.
Valdi benar-benar menumpang hidup pada Cantika karena, keluarganya seorang pengusaha di bidang elektronik. Rana memiliki pabrik elektronik terbesar se-Indonesia dan hanya memiliki satu anak Cantika. Sekarang semua aset pabrik di pegang Valdi, Cantika hanya mendapatkan seperempat dari keseluruhan. Padahal semua aset yang dipegang Valdi milik Cantika.
Cantika selalu berpura-pura bahagia di depan orang tuanya. Namun, satu tahun terakhir ini, Cantika membuka pabrik baru tanpa sepengetahuan suaminya dan orang tuanya. Cantika harus berjaga-jaga bila suatu saat nanti Valdi curang.
Cantika memiliki orang kepercayaannya untuk melaporkan semua yang Valdi lakukan di pabriknya. Cantika harus mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk menjebloskan suaminya ke penjara, Cantika sudah benar-benar muak.
Cantika pun menghapus air matanya saat dering ponselnya berbunyi.
"Hallo Nona, Tuan Valdi tadi siang mengambil uang atas nama anda dengan jumlah yang banyak," ucap suara dibalik telpon.
"Yah, pantau terus Tuan dan apa pun yang lakukan laporkan padaku. Aku ingin segera menjebloskannya ke penjara!" serunya.
"Baik Nona," ucap seorang laki-laki langsung menutup telponnya.
Cantika pun menyenderkan kepalanya ke tembok. Rasanya lelah sekali seperti biasa seperti ini. Wanita itu pun ingin bahagia seperti yang lainnya. Tanpa disadarinya air matanya kembali terjatuh.
Penyesalan terbesarnya menikah dengan Valdi. Wanita itu benar-benar tertipu mentah-mentah. Cepat atau lambat semua harus diakhirnya. Ia lelah terus seperti ini berbohong pada dunia untuk berpura-pura bahagia.
Rana mendapatkan laporan dan bank kalau Cantika mengambil uang dalam jumlah yang banyak kemarin siang. Pria separuh baya itu pun mengerutkan kening dan bertanya-tanya dalam pikirannya. "Untuk apa Cantika mengambil uang sebanyak itu," tanyanya dalam hatinya.
Setelah menikah Rana tak pernah mencampuri urusan putri tunggalnya. Namun, terus-menerus mengambil uang dalam jumlah banyak bisa-bisa pabrik yang ia bangun sendiri akan mengalami kebangkrutan.
Pria itu pun mulai merasa pusing dan memijat-pijat kepalanya sendiri. Amita pun menghampiri suaminya.
"Ada apa Tuan?" tanya Maid Kepala yang bernama Mulya yang selalu menjaga Tuan Rana setelah istrinya meninggal saat proses kelahiran Cantika.
Pria itu pun tersenyum dan berbohong pada pria tua yang selalu menemaninya di kala ia sedang gelisah.
"Enggak Pak, hanya memikirkan Cantika. Rasanya rumah ini semakin sepi saat Cantika tak ada di rumah."
Mulya tersenyum, pria tua yang hampir sepertiga abad ini mengerti kalau Tuannya sangat merindukan putrinya dan juga anak dari Cantika.
Leonar membuka matanya dan terkejut saat melihat Karisa sudah tidur disebelahnya. Laki-laki itu tak ingat dengan apa yang terjadi padanya semalam.
Leonar pun beranjak dari tempat tidurnya untuk segera masuk kamar mandi. Seluruh tubuhnya begitu terasa lengket. Leonar benar-benar tak ingat apa yang terjadi semalam dengan Karisa.
Tanpa disadari Leonar, Karisa pun mengikutinya dari belakang masih dalam keadaan polos ikut masuk kamar mandi.
Air shower mulai menguyur tubuh kekar nan eksotis milik Leonar. Pelan-pelan Karisa merangkul tubuhnya dari belakang. Payudaranya menempel pada punggungnya membuat senjatanya berdiri seketika.
Wanita itu mulai memainkan senjatanya dengan tangannya dari belakang tubuh laki-laki itu. Leonar pun merasakan sensasi yang luar biasa dalam pikiranya yang langsung terangsang merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai tanpa disadarinya ia mulai mendesah.
Karisa melangkah maju ke depan tubuh laki-laki itu tanpa melepaskan tangannya dari senjata miliknya. Kini wanita itu mulai berjongkok untuk melumat seluruh senjata miliknya dan memainkannya di dalam mulutnya.
Leonar laki-laki normal, walaupun tak mencintainya jika disuguhkan hal seperti ini ia tak bisa menolak. Apalagi bukan ia yang minta wanita-wanita ini menggodanya menyerahkan tubuhnya sendiri padanya. Tak mungkin ia menolaknya selama laki-laki itu belum menemukan wanita yang membuatnya membeda-bedakan bercinta di kamar mandi pun berlangsung cukup lama karena, Karisa tak membiarkannya pergi. Leonar benar-benar membuat wanita itu ketagihan. Sikap agresifnya dalam bercinta menjadikan laki-laki ini pujaan setiap wanita. Tak ada satu wanita pun yang akan menolak bila diminta bercinta dengan CEO satu ini. Akan tetapi Leonar tak pernah meminta para wanita itu untuk tidur dengannya kembali.
Leonar sampai kesiangan masuk kantornya semua karena, Karisa. Ia melihat Lili tak masuk kerja hari ini. Laki-laki kurang peka itu pun cuek tak peduli dengan sekretarisnya itu.
Cantika bisa bersantai selama tiga hari ini Valdi tak pulang. Ia tak mau peduli lagi dengannya.
Dering telpon terus saja berbunyi sedari tadi. Wanita itu tak mau mengangkat telpon dari Papahnya. Ia yakin kalau orang tuanya pasti menanyakan tentang uang itu. Cantika belum memiliki jawaban untuk pertanyaan dari Papahnya. Kali ini Cantika harus benar-benar menemukan bukti terlebih dahulu baru setelah itu akan menggugat cerai Valdi.
Rana beberapa kali menelpon putrinya tapi tak diangkatnya sama sekali. Pria tua itu pun mulai curiga atas apa pasti ada yang tidak beres dengan pabriknya.
Pagi itu juga, Rana datang ke pabriknya tanpa memberitahu siapapun. Pria tersebut ingin mengetahui apa yang terjadi dengan putrinya dan juga menantunya. Ia benar-benar merasa khawatir. Entah apa yang terjadi pada mereka sampai Cantika menyembunyikan kebenaran itu di depannya. Padahal dari dulu Cantika tak pernah menyembunyikan rahasia apa pun dari ayahnya tapi, kenapa banyak rahasia yang disimpan Cantika setelah menikah dengan Valdi.
bersambung.