Ketika Mia mengucapkan kata-kata itu, tidak hanya para dekan yang terkejut, bahkan mata Eri membelalak karena kaget.
Segera setelah itu, Eri membuat pilihan yang sangat bijak, yaitu mundur beberapa langkah untuk menyatakan bahwa dia tidak ada hubungannya dengan kejadian yang konyol ini.
Langkah Petra, yang lebar dan mantap, perlahan berhenti. Setelah sedikit jeda selama beberapa detik, dia perlahan memiringkan kepalanya. Matanya yang tajam menatap Mia dalam-dalam. "Kamu tahu sendiri berapa banyak orang di kampus ini yang ingin menanyakan hal itu. Kenapa saya harus menanggapimu?"
Mia merasa malu. Dia hanya mengatakannya ketika otaknya benar-benar berada dalam keadaan trans. Sekarang sulit untuk melanjutkan tindakannya yang nekat itu, dan dia hanya bisa mengangkat alisnya dengan percaya diri. "Tapi di sepenjuru kampus, hanya ada satu Mia yang berani angkat bicara!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com