Sang supir melirik ke kursi belakang melalui cermin dan menjawab, "Benar."
Senyuman di bibir Shahar semakin lebar, dan matanya yang panjang dan meliuk naik berkilat, menyembunyikan emosi yang bergejolak. "Bawa dia."
Alsen mengernyit samar, kemudian menjawab, "Baik, Tuan."
Tepat pada saat itu, mobil tersebut melewati Mia. Shahar menoleh untuk melihatnya, dan garis senyum samar muncul di tepian matanya. "Sepertinya bagus…" ucapnya lirih. "Sepertinya aku sudah mulai gila, Petra."
"Tuan Shahar," panggil Alsen pelan. "Tuan mau memberitahu Petra bahwa Tuan ada di sini?"
"Permainan baru saja dimulai. Kenapa harus cepat-cepat menyibakkan tirainya?" Bibir Shahar membentuk senyum sinis yang mengerikan. "Tidak seru."
Alsen merasakan hatinya mencelos. Diam-diam, dia menelan air liur.
Shahar menghela napas pelan. "Kalau kita menghalangi niatnya dan menahan wanita ini agar tidak bisa pergi…. Bagaimana mungkin dia mau beralih ke sisiku?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com