Damian membiarkan Kana menangis di pelukan sang ibu, pria itu juga menatap sendu Kana namun berusaha ia sembunyikan. Jujur, Damian agak sedikit menyesal atas perlakuannya pada Kana sebulan terakhir ini. Tapi, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur, semua sudah lewat. Damian tak bisa lagi mengubah apa yang telah ia lakukan pada Kana.
"Aku tidak menyangka kamu bisa seperti itu, damiant. Pada Kana dan Raven, tidakkah kamu merasa apa yang telah kamu lakukan itu salah?" tanya Bisma dengan nada lelah.
"Tidak. Justru aku yang tidak menyangka, bahwa Raven," Damian menunjuk Raven dengan telunjuknya dan mata yang menyala penuh emosi, "bisa mengkhianatiku" desisnya.
Raven tersentak, "apa maksud Anda, Tuan? Saya sama sekali tidak mengkhianati Anda, saya-"
"Kamu membawa lari istriku, Raven. Dan kamu bilang itu tidak mengkhianatiku? Lantas, apa?" sinis Damian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com