Matron Bai masuk ke ruangan dan pertama-tama mendatangi tablet arwah Bai Jiayao. Melihat wajah Bai Jiayao yang familiarnya, yang sedikit lebih kurus daripada yang dia ingat, air mata Matron Bai mulai berlinang.
Dia menangis di depan tablet arwah untuk beberapa saat.
Sebuah jam penuh berlalu sebelum dia muncul dengan mata merah, dan duduk di depan Ibu Bai.
Ibu Bai menyerahkan sebuah surat, yang Matron Bai dengan cepat membukanya. Baris pertama berbunyi, "Ibu yang terkasih, saat kau membaca surat ini, kau pasti telah menemukanku dan mengetahui bahwa aku tidak lagi berada di dunia ini. Mohon maafkan anak yang durhaka karena tidak dapat merawatmu di masa tuamu, dan maafkan aku telah meninggalkan rumah tanpa berpamitan bertahun-tahun yang lalu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com