Xavier terkejut melihat air mata Elena. Ia dengan cepat mendekati Elena dan menyentuh bahunya. "Kau baik-baik saja?"
'Tentu saja, ia tidak baik-baik saja. Pertanyaan bodoh,' batinnya. Namun, apa yang membuatnya tiba-tiba menangis?
"Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja." Elena melangkah mundur dan menyeka air matanya. Ia berjalan menuju kompor untuk melihat panci dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. "Aromanya sangat enak. Aku lapar."
Xavier menatap wanita itu untuk melihat apakah ia akan menangis lagi. Kemudian ia berjalan ke arahnya dan mengambil sendok dari konter dan mengaduk panci. Ia tidak akan bertanya lebih lanjut kalau Elena memang masih belum nyaman berbagi perasaannya.
"Duduk saja dulu, biar aku yang sajikan makanannya," ujar Xavier sambil mendorong pundak Elena untuk duduk di meja makan di tengah dapur terbuka. Elena menolak. Ia tidak ingin menjadi beban, jadi ia memutuskan untuk membuat dirinya sedikit berguna.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com