webnovel

Hadiah dari Ibukota

“Apa yang akan Madamku lakukan setelah ini?” tanya Liam setelah menghabiskan sarapannya.

Harriet mengangkat alisnya. “Saya? Karena anda bangun, saya…”

Wanita itu melihat Liam menggeleng. “Jangan memutuskan bagaimana menghabiskan waktumu hanya karena aku bangun. Aku ingin tahu apa yang biasa kau lakukan saat aku tidak sadar,” ucap Liam lembut.

Harriet mengerjap sekali, dan melihat tangan Liam yang menggenggamnya di meja. Ia melirik ke wajah Liam yang terlihat pucat, namun ekspresinya tenang. Apa dia baik-baik saja?

“Kalau begitu anda harus bersiap. Rutinitas saya sangat membosankan,” jawab Harriet pelan.

Senyum Liam melebar saat ia meraih gelas air dan meminumnya.

Sementara itu, Heath berdiri dan berpamitan pergi dengan wajah tidak senang. Melihatnya membuat Harriet tertawa kecil. Heath selalu bereaksi seperti ini jika ia dekat dengan seseorang, pria atau wanita. Bisa dibilang, Heath bahkan lebih overprotektif daripada dirinya terhadap Heath.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com