webnovel

Istri cantik untuk kekasihku

cinta tidak selamanya bisa saling memiliki. ketika kita sedang menunggu jodoh takdir lain harus menunggu kapan kita akan mati. meskipun aku sangat mencintai Arizona begitupun dia juga sangat mencintaiku tapi aku harus mengikhlaskan dia menjadi pria dari wanita lain. meskipun sakit melebihi penyakitku ini aku ikhlas melihat kekasih yang aku sayangi bisa bersanding dengan wanita lain.

Puput_Putri_1204 · ไซไฟ
Not enough ratings
13 Chs

Nasehat Mama dan Theola

Aku langsung masuk ke kamarku, dengan rasa bahagia . Iya lah bahagia banget bisa jalan bareng orang yang aku suka. Aku menghempaskan tubuhku di atas kasur sebelum aku pergi mandi.

Selesai mandi aku, kembali ke atas tempat tidurku, membuka ponsel di sana ada pesan masuk nomor baru yang tidak aku kenal. Aku membukanya.

' aku sudah sampai rumah.

Arizona. '

Aaaarrrghh, aku melonjak kegirangan.

Dia menghubungi aku. Ya Allah ini bukan mimpi kan. Aku menepuk pipiku sendiri.

****

Sepulang dari kuliah, aku langsung ke Louis, beraktivitas seperti biasanya membantu kedua orang tuaku. Saat aku sedang mengantar makanan ke meja salah satu pengunjung, aku melihat Arizona datang ke Louis. Aku senang sekali bisa melihatnya. Aku menghampirinya dan menyapanya.

"Hai kak, mau pesan apa?"

"Susu coklat dingin satu ya." Kata Arizona ramah.

Aku tersenyum, dan kembali ke belakang. Membuatkanya susu coklat untuknya. Dan segera mengantarkan ke mejanya.

"Kamu masih sibuk?" Tanya Arizona.

"Enggak sih kak, kenapa?."

"Gimana kalau temani aku duduk di sini."

Aku duduk di depanya.

"Kakak sering datang kesini? "

"Sering banget, masak kamu nggak tau."

"Enggak tuh kak, aku nggak terlalu memperhatikan pengunjung di sini. Waktu ketemu kakak di kampus aku baru sadar kalau kakak hampir setiap hari kesini."

"Ohh, aku jarang banget lihat kamu jalan sama cowok kamu."

"Aku sih belum punya cowok kak, temen cowok aja cuma Yayan dan kakak."

"Masak sih?"

"Iya beneran."

"Kakak nggak kerja?"

"Aku cuma mantau pekerjaanku dari rumah, biasanya kerja ku malam hari."

"Kakak hebat ya, masih muda sudah jadi pengusaha."

"Biasa aja kok."

Aku meneruskan pembicaraan bersama Arizona, nyaman, itu yang kurasa. Aku suka banget dengan gaya dia.

Mama menyiapkan makan malam untuk kita semua, kami makan malam keluarga bersama.

"Mama tadi lihat kamu ngobrol di Louis sama cowok ganteng, siapa itu? " Tanya mama di sela-sela makanya.

"Ohh, itu Arizona kakak angkatan di kampus." Kataku sambil melanjutkan makan

"Kemarin kak Amy juga di antar cowok ganteng lo ma, pakai mobil mewah lagi." Kata Rio ikut bicara.

"Ngomong apa sih kamu, iya kemarin Arizona juga ma, yang nganterin pulang."

"Kamu suka sama dia?"

"Enggak tuh ma."

"Dia itu berbeda dengan kita, kamu yakin enggak mencintai dia? Mama takutnya nanti kamu sakit hati kalau pacaran sama dia."

"Arizona baik kok ma, nanti deh, Amy kenalin sama kalian."

Mama bernafas panjang.

"Kamu itu masih polos sayang, belum tau kejamnya dunia luar. Tapi kalau kamu memang suka sama Arizona, mama sih boleh-boleh aja. Asal dia baik sama kamu."

"Makasih ma."

Aku melanjutkan makan ku kembali. Setelah selesai aku langsung masuk ke kamar untuk belajar.

Aku masih memikirkan apa nasehat mama, tapi menurutku Arizona begitu baik, mama hanya belum mengenal dia. Lagian kita juga tidak pacaran. Mama terlalu berlebihan menghawatirkan aku.

Pintu kamarku terbuka, ternyata Theola yang datang.

"Kamu sejak kapan kemari?"

"Dari tadi, habis ngobrol dulu sama tante di depan." Aku kembali membaca bukuku.

"Aku tidur di sini ya."

"Emang, mama kamu udah balik ke luar Negeri?"

"Udah, tadi siang. Mangkanya aku langsung kesini."

"Sebentar banget kesininya."

"Iya, ada urusan mendadak jadi mereka cepet-cepet balik. Oiya Amy, kamu kelihatanya deket banget sama Arizona?"

"Ah enggak kok, cuma biasa aja."

"Cieee, kalian udah jadian?"

"Apasih, belum tau. Lagian mana mungkin Arizona mau sama aku."

"Iihhh kamu nih, dari pandangan dia tuh kelihatan banget kalau dia mencintai kamu."

"Theo, aku mau tanya, emang salah ya kalau kita beda keyakinan terus bisa bersama?"

"Emmm, enggak sih, tapi untuk menikah kalian harus berkomitmen pilih salah satu dari kepercayaan kalian."

"Gitu ya."

"Emang kamu udah ke pikiran mau nikah." Ledek Theola,

"Ya enggak lah Theo, cuma ber andai saja."

"Kalau memang kalian saling mencintai jalani aja dulu. Yang penting Arizona baik dan bertanggung jawab."

"Lagian kita belum jadian, kenal aja baru sebentar."

"Tapi kamu suka kann... " Goda Theola. Aku hanya tersenyum mendengar nya.

****

Semakin hari aku semakin dekat dengan Arizona, kita sering jalan bareng, tapi kita belum pacaran. Setidaknya aku juga pendekatan dulu dengan dia.

Kurang enam bulan lagi adalah hari kelulusan Arizona. Mungkin aku tidak akan pernah bisa melihatnya setiap hari, bahkan mungkin dia akan sibuk bekerja. Tapi ini yang terbaik untuk dia, bahkan sampai saat ini dia belum bilang suka sama aku. Mungkin memang iya, hanya aku yang mencintai, dia tidak sama sekali.

Kali ini kami pergi ke pantai, pergi bersama Theola, Yayan, Arizona, kak Brian, kak kety. Kak Brian dan kak kety teman dari Arizona. Menikmati liburan semester kali ini. Sebenarnya aku sama sekali tidak ingin ikut karena lebih ingin membantu orang tua ku di Louis, tapi mamaku memaksaku untuk pergi bersama mereka.

Sesampainya di penginapan, aku dan Theola pergi jalan-jalan di tepi pantai berdua.

"Kamu tau nggak, kak kety kelihatanya suka ya sama Arizona?" Tanyaku ke theola sambil terus berjalan.

"Itu cuma perasaan kamu aja kali. Lagian ya, kak Kety kan sahabat Arizona."

"Iya juga ya, lagian kak Brian juga deket banget sama kak kety, mungkin dia suka sama kak kety."

"Siapa juga sih yang nggak mau sama kak kety. Dia ratunya kampus lo, banyak cowok yang naksir dia." Kata Theola.

Iya juga ya, perasaanku tiba-tiba jadi cemas, gak tenang, jelas aja kak Kety beda banget sama aku, dia cantik, modis, Kaya lagi.

Kami duduk di tepian pantai di atas pasir, langit nampak tersenyum cerah, lautan menghempaskan deburan ombaknya begitu semangat. Laut yang begitu luas, membuatku senang dan tenang melihatnya.

Kak Brian, Kak Kety Arizona dan juga Yayan datang dan bergabung dengan kami, mereka sangat ceria. Aku senang melihatnya, apa lagi Arizona dengan pakaian pantai nya dia semakin terlihat tampan.

"Zona, kita cari makan dulu yuk, lapar nih." Kata kak Kety.

"Gimana kalau kita cari makan dulu gaes." Ajak Arizona.

"Kakak duluan aja, nanti aku sama Theo nyusul belakangan, kami masih mau di sini." Kataku menolak.

"Gini aja, kamu sama Brian dulu yang pergi ke resort, aku di sini dulu. Ajak sekalian nih Yayan."

"Aku di sini aja." Kata Yayan.

Akhirnya kak Brian pergi berdua bersama kak Kety, wajah kak Kety terlihat bete banget. Mungkin karena Arizona menolak ajakanya.

Setelah puas bermain di pantai, kami kembali ke hotel, dan memilih mencari makanan di restaurant hotel. Karena kak Brian dan kak Kety sudah balik duluan ke hotel.

"Amy, kamu balik duluan aja sama kak Arizona, aku sama Yayan mau pergi ke suatu tempat dulu." Kata Theola.

"Eh, aku ikut kamu aja."

"Gak usah, kamu balik duluan aja sama kak Arizona." Theola dan Yayan melambaikan tanganya dan pergi meninggalkan kami berdua.

Aku berjalan balik ke arah hotel bersama Arizona.

"Kita cari makan dulu yuk." Ajak Arizona.

"Kakak udah lapar dari tadi ya."

"Lumayan sih."

"Kenapa tadi nggak pergi sama kak Brian dan kak Kety? "

"Nggak apa-apa, nungguin kamu aja. Kan aku mau nya makan bareng kamu."

"Kakak nih ada-ada aja."

Huuffttt dasar Arizona, pinter banget buat aku senam jantung dan ke GR an.