webnovel

Chapter 9

"Pertandingan telah berakhir!"

Spontan serangan Ciel terhenti lalu melompat ke belakang untuk melebarkan jarak. Begitu pula dengan Eron yang melakukan hal sama begitu Sword Master Ent mengangkat tangan. Kenapa tiba-tiba pertandingan ini dihentikan? Apa mungkin karena Health Point salah satu mereka sudah mencapai batas minimal yang diperbolehkan dalam duel?

Namun, ketika Ciel melihat status bar Health Point, keduanya masih jauh dari batas minimal. Pada saat ini Ciel lebih memilih untuk menurunkan pedang, lalu berdiri menghadap Sword Master Ent.

"Hasil pertandingan ini sudah ditentukan. Dengan ini aku menetapkan Murid Tingkat Satu, Ciel sebagai pemenang."

Eron menatap Ciel dengan mata yang nyaris keluar. Bukan hanya Eron saja yang terkejut, tapi Ciel serta peserta lain juga sama-sama terkejut. Sontak tepuk tangan yang sangat meriah menghujani seluruh arena duel ini. Ciel melihat ke sekeliling, menyaksikan ratusan murid dan beberapa bangsawan tingkat atas bertepuk tangan. Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sosok Ash yang hampir mengeluarkan air mata. Di sebelah Ash, terdapat sosok gadis berambut putih yang tersenyum lebar padanya.

Apa … yang baru saja terjadi?

Ciel sama sekali tidak mengerti. Akhirnya dia kembali menghadap sang Sword Master dengan wajah kebingungan.

"Tapi, bukankah saya—"

"Kalau seranganmu berhasil, kau pasti akan dianggap melanggar Kanon." Seolah sudah menebak apa yang Ciel pikirkan, Sword Master Ent langsung menjawab cepat. "Daya serangmu yang terakhir sangatlah besar dan mungkin akan mengurangi hampir dua puluh persen Health Point lawan. Kau tahu apa maksudku, kan?"

Meski masih terkejut, Ciel mengangguk. Dia akhirnya menghadap Eron, lalu memberikan salam hormat sebagai seorang knight meski tahu lelaki itu tidak akan membalasnya. Siapa pula bangsawan yang mau membalas salam kehormatan pada rakyat jelata yang berhasil mengalahkannya?

Sudah pasti ini adalah berita besar yang akan tersebar ke seluruh kota dalam waktu sehari. Apalagi orang-orang ini juga tahu kalau Ciel tidak mendapat Holy Task sebagai seorang knight atau ahli pedang. Mereka akan bertanya-tanya bagaimana cara Ciel melakukannya dan kenapa Ciel bisa menyelesaikan Holy Task-nya.

Di saat Ciel memikirkan itu semua, suara Sword Master Ent kembali terdengar. "Murid Tingkat Satu, Eron. Aku harap kau menepati janji duelmu untuk memberikan surat rekomendasi."

"Ah, itu—" Eron mengalihkan pandangan ke arah teman-temannya yang tampak kesal. "Bukankah pertarungan ini masih bisa dilanjutkan? Lihat? Health Point kami—"

"Eron Sczhunter." Sword Master Ent hanya memanggil nama Eron dengan tenang, tapi lelaki itu langsung menundukkan pandangan. "Kalau duel ini dilanjutkan dan Health Point-mu berkurang drastis hingga enam puluh persen, Kanon akan langsung menganggap Ciel sebagai pelanggaran. Apakah menurutmu kau bisa bertanggung jawab atas duel ini?"

"Tapi—"

"Tidak ada pengecualian. Kau harusnya bisa menerima kalau daya serang lawanmu jauh lebih kuat. Menerima dan menghormati kemampuan ksatria lain adalah etika dasar yang ditetapkan oleh Kanon. Apakah kau menyadarinya?" Sword Master Ent langsung memotong dengan tegas. "Kalau kau tidak menepati janjimu, kau akan dikeluarkan dari akademi dan dianggap gagal menjalani Holy Task."

Setelah Sword Master Ent berkata seperti itu, wajah Eron benar-benar menarik untuk dilihat. Lelaki itu menggeretakkan gigi untuk menahan malu. Ciel yakin kalau tidak ada Sword Master Ent di sini, Eron pasti sudah menarik kerah seragam Ciel dan memukulinya seperti yang terjadi kemarin.

Akhirnya Eron memilih untuk segera menyarungkan pedang dan membalikkan tubuhnya dari hadapan Ciel tanpa berkata apa pun. Para pengikut Eron segera turun dari tempat duduk penonton dan mengikuti Eron. Ciel bisa melihat tatapan sinis Balt sekilas, tapi dia tidak peduli. Namun, sebelum benar-benar meninggalkan arena, Eron kembali berbalik menghadap Ciel.

"Di pertandingan selanjutnya, akan kupastikan kaulah yang dipermalukan."

Ciel tersenyum tipis, lalu sedikit membungkuk. "Saya akan menantikannya."

Eron hanya memperlihatkan wajah ketus sebelum berjalan lagi, lalu benar-benar menghilang di balik lorong. Ciel tahu Eron hanyalah menggertak dan berusaha menghilangkan malu yang ditanggungnya hari ini. Namun, Ciel tidak peduli tentang harga diri bangsawan yang menginjak-injak kehormatan orang lain. Dulu Ciel sama sekali tidak memikirkan hal semacam itu. Baginya pembahasan tentang kehormatan dan status adalah sesuatu yang di luar jangkauannya. Namun, gadis itu berbeda.

"Kenapa? Manusia sama-sama diciptakan Tuhan dan memiliki tugasnya masing-masing. Kalau ada sekelompok orang yang merasa dirinya superior, maka sebenarnya mereka adalah pengecut yang terus bersembunyi di balik status yang didapat sejak lahir, kan?"

Sejak mendengar ucapan itu, Ciel mulai yakin kalau hukum dan tatanan di dunia ini tidaklah selalu benar. Kenapa Absolute membiarkan bangsawan menginjak orang yang berstatus lebih rendah darinya dan menganggap tindakan itu hanyalah sesuatu yang kecil? Ciel juga jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa patokan 'kecil' atau 'besar' suatu kesalahan menurut Absolute dan Kanon?

Ketika sedang terhanyut dalam pikirannya sendiri, suara Sword Master Ent kembali menyapa telinganya. Ciel kembali berdiri menghadap sang Sword Master yang menampilkan senyum tipis.

"Sekali lagi, selamat untukmu, Murid Tingkat Satu, Ciel. Aku tidak menyangka kalau seseorang yang tidak memiliki senjata dan skill warisan bisa melakukan hal sehebat ini."

Ciel sedikit membungkukkan tubuh, lalu tersenyum. "Terima kasih. Itu adalah sebuah kehormatan bagi saya."

"Oh, tidak perlu terlalu resmi padaku." Sword Master Ent dengan segera menepuk bahu Ciel dan meminta lelaki itu berdiri tegak. "Sebenarnya ada banyak yang ingin kubicarakan padamu, tapi sepertinya akan sulit kalau tempatnya masih seramai ini."

Sword Master Ent benar. Meski salah satu peserta duel telah meninggalkan arena, tempat ini masih ramai karena kemenangan dari seseorang yang tidak terduga. Orang-orang yang tadi meragukan dan meremehkan kemampuan Ciel kini menatapnya penuh kekaguman, menyerukan namanya. Dan murid-murid dari kalangan rakyat biasa pun terlihat begitu senang dengan hasil pertandingan.

"Besok pagi datanglah ke ruanganku. Aku ragu kalau Eron akan memberikan surat rekomendasi sesuai janjinya, tapi jangan khawatir. Karena kau telah membuatku takjub dengan kemampuan dan tekadmu, akulah yang akan memberikan suratnya secara resmi."

Ketika mendengar perkataan tidak terduga itu, mata Ciel membulat sempurna. Apa dia tidak salah dengar? Surat rekomendasi langsung dari Sword Master termuda yang sangat dikagumi semua ksatria? Selain itu Ciel pernah mendengar dari Rune kalau selama ini, hanya ada satu murid yang mendapat surat rekomendasi langsung dari Ent. Kalau memang seperti itu, surat rekomendasi Eron jadi tidak bernilai sama sekali, dong!

Ciel dengan segera membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat. "Terima kasih, Sword Master!"

Wanita itu tertawa mendapat respons mengejutkan dari Ciel. Tanpa membalas apa pun lagi, dia segera berbalik lalu melangkah meninggalkan arena dan Ciel. Baginya surat rekomendasi itu adalah hadiah yang paling layak untuk diberikannya pada seorang ksatria hebat seperti Ciel. Karena dia juga yakin Ciel bisa menjadi seorang ksatria bebas dari perintah Kanon dan Absolute yang selama ini Ent anggap sebagai belenggu dirinya.

"Ya, mungkin saja kau bisa sama sepertinya."