webnovel

HARI PERTAMA

Di dalam ruangan pengawasan dan keamanan, kecemasan terlihat di wajah setiap orang.

"Apa-apaan barusan?"

"Entahlah. Aku juga tidak yakin."

Orang-orang melihat alat pengukur energi yang menunjukkan hal yang ditakutkan semua orang.

"Yang barusan itu tidak salah lagi, itu adalah naga."

Kepala sekolah mengatakan sesuatu yang tabu untuk dikatakan dengan tenang.

"Bapak jangan asal sebut nama makhluk itu. Kalau dia masih di sini bagaimana?"

Para staf sekolah masih ketakutan dengan kedatangan naga.

"Tidak usah takut, indikator energinya sudah normal. Lebih baik kita memberikan pemberitahuan sekarang, agar tidak ada kepanikan."

"Siap pak."

Sedangkan itu, suasana di asrama masih dipenuhi kepanikan murid. Karena adanya serine bahaya yang berbunyi.

Berbanding terbalik dengan keadaan asrama. Didalam kamar Sei yang baru saja sadar masih trauma dengan apa yang dia hadapi.

"Ini diminum dulu."

"Ba...baik."

Rey yang menjadi sumber dari semua masalah yang terjadi, tidak merasa bersalah dan bersikap seperti biasa.

"Kenapa tegang begitu? Santai aja."

"O...oke."

Rey tiba-tiba menatap mata Sei dengan tajam. Sei yang ketakutan langsung menundukkan kepalanya.

""Gawat matilah aku sekarang. Selamat tinggal ibu dan ayah, anakmu ini akan pergi duluan.""

"Hahahahahahaha."

Rey tertawa melihat Sei dengan lantang. Sei yang mendengarnya makin takut berada di depan Rey.

"Kamu masih memikirkan yang aku katakan tadi?"

"I...iya."

"Emang kamu pikir aku sejahat itu sama kamu. Yang aku katakan tadi nggak bakal terjadi kok."

"Ba...bagaimana kamu bisa yakin begitu?

"Aku malas banyak masalah. Nggak ada gunanya."

"Kalau benar-benar kejadian gimana?"

"Nggak bakal, percaya aja."

"Kalau aku sampai bilang ke orang lain gimana?"

Rey kembali menatap Sei dengan tajam, karena apa yang ditanyakan Sei.

""Anj*ng gue ngapain dah, pake nanya hal begituan.""

"Nggak apa-apa."

Sei terkejut dengan hal yang dikatakan Rey.

"Ma.... maksudnya?"

"Ya nggak masalah. Selagi mereka tidak ditingkatan grandmaser, aku tinggal menghilangkan ingatan mereka dengan sihir."

"Kalau mereka ditingkatan grandmaster gimana?"

"Itu baru masalah."

"Bagian aku meledak gimana."

Sei menanyakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh.

"Kau kira aku apaan? Psikopat. Mana mungkin aku akan melakukan hal seperti itu."

Sei langsung lega mendengar hal tersebut.

"Tapi katamu barusan, kamu tidak suka banyak masalah?"

"Benar."

"Terus kenapa kamu memberitahu aku tentang hal tersebut?"

"Karena kamu nanya mulu. Dan aku yakin kamu nggak bakalan ember, kamu nolep begitu."

"Oh begitu."

"Udah. Jangan ngomongin itu mulu. Cari topik lain sana."

"Ba...baiklah."

Suasana kemar langsung hening Karena tidak ada topik yang bisa mereka bahas.

Suasana hening itu berakhir saat sebuah pengumuman keluar.

"Ding dong ding dong... Kepada semua murid, ini dengan bapak kepala sekolah. Tidak usah panik dengan alarm peringatan barusan. Hal-hal kritis telah lewat, jadi kalian tidak usah panik. Sekian terimakasih."

Sei menatap Rey dengan serius setelah pengumuman barusan.

"Apa lihat-lihat? Bukan salah aku."

"Mau dilihat dari manapun ini salah kamu. Karena aura kamu barusan alarm peringatan sekolah berbunyi."

"Hehehehe... Yang berlalu biarlah berlalu."

Keesokan harinya hari pertama sekolah dimulai. Seluruh murid dari berbagai angkatan dikumpulkan di gedung auditorium.

Mereka berbaris sesuai angkatan mereka, menunggu pengumuman dari kepala sekolah.

"Kepada kepala sekolah, hormaaaaaaaat graaaak!!"

"Tegaaaaaaaaak graaak!!"

Bapak kepala sekolah naik ke atas panggung dan bersiap menyambut tahun ajaran baru.

"Selamat siang semuanya!!"

"Siang pak!!"

Bapak sekolah menyambut murid-murid dengan semangat.

"Akhirnya tahun ajaran baru datang. Kalian semua pasti terkejut dengan apa yang terjadi kemarin? Tapi, yang berlalu biarlah berlalu. Kalian harus siap menerima pelajaran yang akan diberikan oleh para guru. Tidak ada waktu untuk hal-hal yang berlalu. Kita harus terus memandang masa depan, bukan terpangku dengan hal yang sudah terjadi. Oleh karena itu, tahun ajaran baru bapak buka. Semua murid bubar dengan teratur lalu masuk ke kelas masing-masing."

"Baik pak!!"

Semua murid pun bubar dan pergi ke kelas masing-masing.

[Kelas 10 terdiri dari 142 siswa dan 125 siswi dibagi menjadi menjadi 5 kelas. Setiap kelas terdiri dari 45-47 murid. Pembagian kelas disesuaikan dengan kamar murid, jadi setiap murid akan sekelas dengan teman sekamarnya. Rey dan Sei berada di kelas 10-4.]

Di dalam kelas Rey hanya tidur saat guru menjelaskan. Sedangkan Sei memerhatikan dan mencatat setiap yang dijelaskan guru.

Tak terasa waktu istirahat pun datang. Rey langsung terbangun mendengar bel istirahat dan menghampiri Sei.

"Sei ke kantin yuk."

"Ayuk."

"Wah wah lihat ini. Ada seorang pecundang di sini."

Sekelompok orang mendatangi Rey dan Sei dengan niatan tidak baik. Mereka adalah Rendi, Rama, Seto, dan Denis

"Siapa kalian? Datang langsung cari gara-gara."

"Hei-hei. Tenang dulu bro, aku nggak bicara sama kamu. Aku bicara sama dia."

Salah satu dari orang-orang tersebut menunjuk ke arah Sei.

Rey mendekatkan kepalanya ke Sei dan berbisik.

"Sei kamu kenal sama mereka?"

"Iya mereka temanku saat SMP. Tapi hubungan kami cukup buruk."

"Oke aku paham."

Rey mendekati kelompok tersebut dengan raut wajah serius. Pemimpin mereka juga maju.

"Ooooh jadi kalian tukang bully ya."

"Kalau iya emang kenapa haaaaa?"

Mereka saling menyundulkan jidat mereka dan mengeluarkan aura bermusuhan yang pekat.

Sei yang melihat hal tersebut langsung teringat dengan kelakuan Rey yang sedikit bermasalah. Dia langsung melerai mereka berdua.

""Bisa gawat mereka kalau Rey mulai berulah.""

"Rey, udahlah jangan ladenin mereka. Lebih baik kita ke kantin."

"Baiklah kalau itu mau kamu."

"Hei kalian para pengecut mau kabur ke mana."

Mereka menghalangi langkah Rey dan Sei. Rey mulai muak melihat perilaku mereka.

Rey melihat mereka dengan wajah yang lebih serius.

"Apa kau lihat-lihat? Mau berantem? Ayo sini maju."

Rendi menantang Rey bertarung.

"Dahlah males."

Rey memilih melewati mereka dari pada terus berlama-lama meladeni mereka.

Saat Rey melewati mereka dia melihat sekilas ke arah meja guru, tampak namanya dan Sei diberi tanda minus.

Tetapi Rey tidak memperdulikannya. Dan tetap meneruskan jalannya.

"Lihat itu mereka berdua me..."

Denis tiba-tiba memukul sang pemimpin kelompok tersebut.

"Hei kamu ngapain Den?

"A...aku tidak tau, tiba-tiba tangan ku bergerak sendiri."

"Mana mungkin tanganmu berge.... Eeeeh."

Tangan Rendi tiba-tiba memukul pipi Rama.

"Ada apa ini kenapa tanganku bergerak sendiri."

Tangan mereka saling memukul sesama mereka dan tidak dapat dikendalikan.

Sedangkan Rey diperjalanan ke kantin tertawa terbahak-bahak. Sei yang melihatnya bingung sendiri.

""Ini orang kumat lagi deh kelihatannya.""

Bel masuk pun berbunyi Rey dan Sei langsung masuk ke dalam kelas. Setibanya di kelas Sei terkejut melihat wajah Rendi, Rama, Seto, dan Denis.

Sei langsung menatap Rey. Terlihat Rey sedang menahan tawanya melihat mereka, Sei langsung berbisik ke Rey

"Rey ini kerjaan kamu?"

"Hehehehe...."

Sei hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah Rey. Tetapi Sei juga senang melihat mereka babak belur.

Rendi yang sadar akan kedatangan Rey dan Sei langsung mendekati mereka.

"Ini kerjaan kalian kan?"

Rendi berlari dan mendorong Rey.

"Hei tenang dulu broooou, ada apa ini? Kenapa kamu marah begitu?"

Rey mengangkat kedua tangannya, seakan memberi isyarat bahwa dia tidak melakukan apa-apa.

"Jangan pura-pura bego begitu. Ini kerjaan kalian kan?"

"Emang kalian ada bukti."

Rendi merasa kesal karena tidak dapat menunjukkan bukti bahwa Rey bersalah.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul di depan pintu?"

Tiba-tiba guru datang di tengah keributan mereka dengan wajah mengintimidasi.

Seto yang tidak ingin ikut terseret masalah mereka mendekati Rendi dan mengajak Rendi kembali ke tempat duduk.

"Kita balik dulu aja Ren, nanti kita balas mereka. Sekarangkan kelas praktek tempur."

"Baiklah."

Rendi kembali sambil memberi isyarat membelih lehernya dan menunjuk ke arah Rey.

Rey hanya senyum cengengesan melihat tingkah Rendi.

"Kalau gitu kita duduk juga Rey."

"Oke"

Guru berdiri di depan kelas bersiap mengenalkan diri. Tetapi pandangannya teralihkan melihat Rey bersiap-siap tidur dengan bantalan tasnya.

Guru tersebut langsung menunjuk ke arah Rey.

"Hei kamu! Siapa nama kamu?"

Rey yang sadar dirinya ditunjuk langsung bangun.

"Saya pak?"

"Iya kamu. Siapa namanya?"

"Rey pak."

"Rey, kamu tau apa salahmu?"

"Tidak pak."

Rey menjawab semua pertanyaan guru tersebut tanpa rasa bersalah. Guru itu pun merasa kesal melihat tingkah Rey.

Sedangkan Sei terlihat panik, melihat tingkah Rey. Dia takut nilainya dikurangi karena satu kamar saa Rey.

""Gawat, si nggak ada otak ini bisa membuat nilaiku minus. Ditambah guru itu guru killer."

Guru tersebut mengangkat buku nilai murid dan memandangi Rey dengan tatapan tajam.

"Rey kamu sekamar dengan siapa saja?"

"Syein pak."

"Oke, nilai kalian bapak kurangi."

Terlihat nama Rey dan Sei di buku nilai diberi tanda mines.

Sei yang mendengar hal tersebut terkejut lemas mendengar nilainya dikurangi dan dia pun menatap Rey dengan tajam.

Rendi dkk yang mendengar hal tersebut tersenyum bahagia.

"Pak kenapa nilai saya dan Syein dikurangi pak?"

"Itu karena kamu tidur dikelas dan Sei ikut dikurangi karena kalian satu kamar."

"Saya kan belum tidur pak dan apa hubungannya sekamar dengan nilai dikurangi?"

Rey merasa heran dengan alasan pengurangan nilainya dan Sei.

"Jangan banyak alasan kamu jelas-jelas kamu mau ancang-ancang tidur. Dan untuk Syein sesuai aturan sekolah, agar menumbuhkan sikap bertanggung jawab bahwa kesalahan yang kita buat akan berpengaruh terhadap orang lain. Dan agar saling mengingatkan untuk tidak melanggar aturan sekolah."

"Maka setiap seorang murid melanggar aturan sekolah semua teman sekamarnya akan dihukum pengurangan nilai."

Rey yang mendengar hal tersebut langsung melihat ke Sei dan melemparkan senyum sambil memeberi kode minta maaf.

""Gawat berarti tadi namaku dan Sei yang dikasih tanda minus sebelumnya karena aku tidur.""

Sei yang melihatnya merasa kesal, karena sebelumnya dia juga sudah memperingati Rey.

"Baiklah cukup sampai disitu masalah kamu, tolong jangan diulangi. Bapak akan mengenalkan diri bapak, mungkin sebagian sudah mengenal bapak karena bapak juga mengajar anak SMP."

"Nama bapak Rizali Amali, panggilan Pak Ali. Sekian perkenalannya, kita mulai pelajaran sekarang silahkan ganti pakaian kalian dengan seragam tempur di ruang ganti. Bapak akan menunggu di ruangan tanding."

"Baik pak."

Semua murid mengganti baju mereka dan pergi ke ruangan tanding.

"Semuanya telah berkumpul?!!"

"Sudah pak!!"

Di ruang tanding tampak sebuah portal yang mirip dengan portal saat pemilihan kamar.

"Kalian semua akan sparing kelompok, kelompok dibagi berdasarkan kamar kalian. Dan kalian dipersilahkan menantang kelompok lain."

"Setelah menemukan lawan tanding, kalian masuk kedalam portal ini. Portal ini sama dengan portal game yang kalian gunakan kemarin. Jadi kalian tidak usah mencemaskan kerusakan parah yang terjadi. Bapak akan mengawasi melalui komputer dan akan berkomunikasi dengan jam tangan kalian. Sekian ada pertanyaan?!!"

"Tidak pak!"

Rendi dkk mendekati Rey dan Sei. Mereka bermaksud menantang Rey dan Sei.

"Hei bajing*n pengecut, ayo kita tanding!!"

Rendi menunjuk dada Rey untuk memprovokasi Rey. Rey hanya membalas perlakuan Rendi dengan semyuman licik.

"Pengecut ya, kalau begitu mari kita buktikan siapa yang pengecut."

"Oke ayo kita temui Pak Ali."

Mereka menemui Pak Ali dan mengajukan tanding mereka.

"Wahhh, ternyata ada yang sudah bersemangat di sini. Kalau begitu ambil senjata yang akan kalian gunakan dan silahkan masuk."

Mereka memasuki portal dan dipindahkan ke sebuah ruangan yang luas. Pak Ali merasa heran kenapa melihat Rey hanya berdua dengan Sei.

"Rey dan Syein kenapa kalian hanya berdua? Dimana kelompok kalian yang lainnya?"

"Saya dan Rey hanya berdua pak, tak masalahkan pak?"

""Jadi mereka berdua adalah murid tercepat yang menyelesaikan game kemarin.""

Pak Ali tersenyum memikirkan hal menarik yang akan terjadi.

"Kalau begitu pertandingan pertama, antara kelompok Yang dipimpin Rey dan Rendi dimulai!!!"