webnovel

Hari Biasa tapi Baru

(Padang 11 Juni)

usai libur panjang, akhirnya Rahman kembali ke sekolah, namun kalau sebelum libur masih sd sekarang sudah masuk smp.

"ah gimana yah hari ini?" ucapnya tanpa semangat

tiba-tiba terdengar suara bel masuk, lalu semua siswa masuk kedalam kelas masing-masing, namun Rahman masih duduk di kantin sambil menikmati sepiring nasi goreng.

"kenapa satu kursi kosong!?" pertanyaan guru di dalam kelas

"Rahman masih di kantin bu" ujar salah satu teman SD-nya

tak lama kemudian Rahman pun masuk sambil membaca salam

"assalamualaikum, selamat pagi" ucapnya tanpa ada rasa bersalah

"wa'alaikumsalam, dari mana kamu!?" ucap guru dengan sedikit marah

"a..anu bu, dari kantin" balasnya dengan gugup

"baru hari pertama udah telat, sekarang perkenalkan diri" perintah gurunya

setelah beberapa saat didalam kelas dan mendengarkan ceramahan guru, akhirnya bel istirahat berbunyi, dengan senang hati Rahman keluar dari kelas dan langsung mencari teman baru.

"haii, kenalin gua Rahman kelas 7-1" sambil mengacungkan tangan kepada seorang siswi

"haii, aku ariel kelas 7-3. wah anak 7-1 yah? kelas unggul dong?" sambil membalas salam Rahman

"ah engga biasa aja, wkwkwk" ucapnya sambil tersipu

setelah menanti lama akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba, ya apalagi kalau bukan pulang.

setelah tiba dirumah Rahman langsung tiduran tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu

"ariel cantik juga yah" katanya dalam hati

yaa namanya juga anak baru puber, liat lawan jenis pasti langsung suka, dalam hatinya dia mulai tertarik dengan ariel

"besok gua harus cepet nih berangkat sekolah. ah kok gua 7-1 sih, kok ga sekelas sama Ariel aja sih?" ucapnya sambil kesal

sambil berlarut memikirkan Ariel Rahman tidak sadar hari sudah mulai sore, dan tiba-tiba...

"RAHMAAAAN, KALAU PULANG SEKOLAH GANTI BAJU DULU!!" teriak emak marah (banget)

"iyaa maak, bentar" dia langsung bergegas agar emak tidak bertambah marah

tidak sampai disitu, setelah ganti baju emaknya teriak lagi

"RAHMAAN!!" kali ini kayanya emak ga marah

"apa maak?, aku udah ganti baju" balas rahman

"ini loh temen mu manggil" sambil berjalan kearah Rahman

"keluar gih main sama temen" emak menyuruh

tidak sadar waktu, hari pun sudah magrib.

akhirnya Rahman pulang kerumahnya sambil berpamitan dengan temannya.

keesokan harinya, tidak seperti yang diharapkan alih-alih datang cepat, bangun aja telat.

"mampus gua telat sekolah, harus buru-buru inii"

Rahman panik menyiapkan bukunya

"MAAK, anterin sekolah dong, Rahman telat." teriaknya mencari emak.

tapi Rahman lupa kalau hari itu emak pergi ke pasar, Rahman panik mikirin pakai apa berangkat sekolah, tapi keberuntungan datang tiba-tiba.

"nih pakai aja sepeda om, kalau motor ga boleh kamu belum punya SIM" kata om ii sambil meminjamkan sepedanya

"makasih om" ucapnya berulang kali

Rahman terpaksa ngebut bawa sepeda karena sudah terlambat setengah jam.

tapi di jalan Rahman ingat wajah guru yang kemarin marah.

dari sinilah kisah seorang pemalas dimulai

"anjir!!, gua baru ingat walas gua siluman, gua balik aja dah kalau gini" pikirannya sambil memutar balik arah

"eh tapi kalau gua pulang emak yang pasti marah, udahlah gua ke warnet aja" ucapnya sambil memutar kembali kearah tadi

tidak sadar karena keasyikan main game, jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.

Rahman juga segera pulang dari warnet.

karena sudah merasakan KENIKMATAN Bolos sekolah, Rahman jadi ketagihan dan terus bolos hingga dua Minggu.

karena bolos dua Minggu, surat pemanggilan orang tua pun diantarkan oleh ketua kelas ke rumah Rahman.

"RAHMAAAAN, KEMANA AJA KAMU DUA MINGGU GA MASUK?" emak begitu marah

"a..a..anu mak, Rahman sering telat, jadi absen ga diambil" Rahman memberi alasan.

"kalau gini ga usah sekolah aja sekalian, inget bapak naak, udah capek-capek kerja keluar kota demi nyari duit buat makan, demi kamu, demi kita, tapi kamunya gini, emak sedih Rahman" emak memberi arahan dengan sedih

"iya mak, Rahman janji ga ngulang lagi" Rahman berjanji pada emak dan diri sendiri

Rahman memang menepati janji untuk tidak bolos lagi, tapi karena tidak datang dua Minggu tugas sekolahnya menumpuk.

ia panik dan khawatir jika tugasnya tidak dikerjakan, namun pemalas sudah bersemayam di hatinya

"ah!! tugas banyak banget sih, gurunya ga ngotak"

bukannya menyadari kesalahannya, dia malah menyalahkan guru karena tugas yang banyak.

setelah sekolah selama 3 bulan, Rahman pun akan mengikuti PTS.

Rahman memang anak yang pintar, dia paham pelajaran SMP bahkan saat masih SD.

tanpa belajar Rahman berhasil mendapatkan ranking 2 dikelasnya.

"easy peasy lemon squsy, ujiannya gampang ga belajar aja dapet 3 besar" ujarnya dengan bangga dan sombong

karena merasa puas dengan nilai yang didapatkan, ia lagi lagi bolos sekolah.

kali ini ia bermain dengan halus, Rahman bolos dua hari dalam seminggu, jadi guru tidak akan terlalu menyadari bolosnya yang terlalu banyak.

namun tetap tugas tidak dikerjakan.

Rahman tetap menjadi anak yang pemalas dan nakal disekolah.

sampai akhirnya waktu ujian PAS pun tiba.

mungkin ia bisa mendapatkan nilai yang bagus saat ujian, namun penilaian tentu diambil dari nilai tugas juga, sedangkan Rahman jarang bahkan tidak pernah mengerjakan tugas sekolahnya.

saat pembagian raport pun hal yang tidak diharapkan terjadi.

"yah kok nilai gua turunnya jauh sih, kemaren gua rangking dua, sekarang ga masuk 10 besar" ucapnya tanpa sadar tugas yang diberikan tak pernah dikerjakan.

sampai di rumah ia takut menunjukkan hasil ujian kepada emaknya, Rahman takut akan dimarahi emak.

benar saja setelah melihat isi rapornya emak kecewa dengan hasil belajar Rahman selama enam bulan.

disemeater dua Rahman mulai berubah tidak pernah bolos lagi, namun seakan tidak menyadari kesalahannya, tugas tetap tidak dikerjakan.

Rahman berubah namun tidak banyak, ia seakan tidak menyesal dengan kesalahan yang dilakukan.

seperti biasanya ujian PTS ia mendapatkan nilai yang bagus, namun saat ujian naik kelas ia begitu panik dengan hasil ujiannya, dia takut tinggal kelas.

takut membuat emak kecewa.

"kalau gua ga naik kelas, emak sama bapak gimana ya?" iya bertanya pada diri sendiri

ia terus memikirkan hasil ujiannya.

saat teman-temannya bersenang-senang dengan lomba yang diadakan osis, Rahman terus memikirkan hasil ujiannya.

setelah menunggu satu Minggu akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Rahman tiba, yaa waktu pembagian raport.

"Anjani Putri, Annisa Trihapsari, Bagas Firmansyah" guru mengabsen murid satu persatu