Setelah pikiranku mulai tenang, aku kembali utuk menjaganya.
Sebelum masuk kedalam kamar rawat aku meyakinkan dan menguatkan diriku untuk mendengar ceritanya lagi. aku yakin akan banyak kejutan lagi tentang dirinya dan keluarganya.
Aku terdiam di depan pintu, otak ku kembali lagi berdebat, cukup lama aku berdiam di depan pintu sampai akhirnya seorang suster mengakhiri perdebatan di otak ku dengan tepukan di pundak.
"Kenapa diem aja bang?, tidak masuk?" kata suster itu sambil tersenyum ke arah ku.
"iyah sus, maaf tadi aku melamun hhehehe" ucapku dengan santai
"yaudah yuk masuk, saya juga ingin menyuntikan obat untuk mamah mu" iya pun membuka pintu lalu pergi masuk menghampiri mamah ku yang sedang tertidur.
Aku mengusap air mata yang hampir meluap dan meyakinkan diriku kalau aku ini baik-baik saja.
Aku bisa, tunjukan kepada mamah kalau aku ini memang anak yang sangat kuat...
Usai suster memberikan obat ke mamah, aku langsung masuk dan duduk disebelahnya.
Ia sedang tertidur, wajahnya semakin menguning karena penyakitnya dan seluruh badanya mulai membengkak
Mungkin ini pertama kalinya aku merasa takut sekali, di malam ini aku sangat takut sekali.
Ku belai lembut rambutnya, tatapan ku tak sedikit pun berpaling dari wajahnya yang sangat cantik,senyumnya selalu tersimpan di otak ku, dan bersyukur di setiap detik nafasnya. ia masih hidup, ia masih kuat dan ia wanita yang kuat.
Aku bisa merasakan, merasakan betapa sakitnya beliau tersiksa dengan penyakit ini. Dalam kasus ini aku sangat bersalah, aku jarang memeperhatikan nya karena aku terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri sampai ia sakit separah ini aku tak mengetahuinya.
19 tahun aku hidup dijalanan aku tak pernah takut. dan ini baru sebulan aku menemani dan besama nya aku sangat amat merasa ketakutan.
Bagaimana aku nanti ketika kau tak ada
Siapa yang akan memperbaiki ketika aku salah
Siapa yang akan membuatkan bekal untuk aku kerja nanti
Siapa yang aku prioritaskan ketika kau tak ada nanti
Semua aku lakukan karena aku ingin membuat mu bahagia, siapa yang akan ku bahagiakan nantinya
Aku belum siap kehilangan...
"Bii kamu sudah kembali?" ucapnya dengan lirih menyadarkan ku dari lamunan perdebatan kata di kepala
"iya mah aku sudah kembali, mamah pulas sekali" kataku sambil mengelap air mata.
"oia tadi mamah ingin bercerita tentang mamah dan saudara - saudaramu, kamu siap mendengarkan?" katanya sambil menggenggam tanganku.
"aku siap, aku tidak akan memotong cerita mamah dan malam ini aku akan menjadi pendengar mamah dengan setia" ucapku sambil tersenyum
Dan ia pun membalas senyum ku, itu senyum yang sangat tulus yang pernah aku lihat darinya.
Waktu itu pukul 02:00 am, dan ia mulai bercerita :
Kamu jangan sedih atau nangis lagi yah bi, kuat atau tidak kuat mamah juga akan pergi nanti pada waktunya.
Mamah ini bukan mamah yang baik untuk mu, maafkan mamah yah bi kalau selama ini terlalu banyak rahasia yang mamah sembunyikan dari kamu. banyak yang tidak mamah ceritakan.
Sebenarnya sudah 2 tahun mamah mengidap penyakit ini, penyakit mamah suda sangat parah bi, bahkan tahun kmrin mamah sudah melakukan pencucian darah tanpa sepengetahuan keluarga, kamu dan adik kamu.
Kenapa mamah tidak memberi tahu kalian?. karena mamah tak ingin merepotkan orang.
dan mungkin ini juga teguran dari allah atas perbuatan mamah di masalalu yang dimana mamah pernah beberapa kali main dengan laki-laki yang bukan muhrim hanya karena mamah haus akan belaian laki-laki. Dan sekarang mamah di beri penyakit seperti ini mamah ikhlas, tetapi mamah merasa sudah tidak kuat untuk berada di dunia. kalau memang allah mau memanggil mamah sekarang mamah ikhlas bi, mamah sudah tidak beban lagi dengan adik mu mamah percaya kamu bisa menjaga adik mu dan membesarkannya membimbing menjadi dewasa dengan cara mu sendiri. melihat dari perjuangan mu selama belasan tahun ini kamu selalu menjadi anak yang mandiri, di usia kamu yang dimana anak - anak lain pada sibuk bermain kamu malah rela bekerja hanya untuk keluarga.
Mamah malu bi, mamah malu akan perbuatan mamah dulu....
Itu aib mamah yang mungkin baru kamu tahu saat ini.
Dan ini cerita tentang keluargamu...
Selama kamu sebulan di sini menemani mamah apa ada dari keluarga mamah atau bapak mu yang datang untuk menggantikan kamu menjaga mamah?. Tidak ada kan?
Mungkin mereka hanya datang menjenguk lalu mereka pulang, tapi itu juga tidak setiap hari mereka lakukan. Mungkin juga mereka yang membawa mamah kerumah sakit ini, mamah berterimakasih kepada mereka karena telah membawa mamah kesini. Tapi untuk apa mereka membawa mamah kesini kalau mereka tidak pernah ada disaat mamah sedang butuh bantuan.
Percaya atau tidak, saat nanti mamah meninggal mereka yang akan banyak bercerita kepada tetangga kalau mereka yang membawa dan mengurus mamah sampai mamah tidak ada.
Percaya atay tidak, Saat mamah meninggal tangis mereka yang paling kuat tetapi itu hanya sementara dan mereka akan lupa...
Sifat mereka ke kamu dan adik mu nanti akan berubah 180 derajat.
Tidak sepeduli sekarang saat masih ada mamah, saat mamah sudah tidak ada mereka tak akan benar - benar peduli dengan mu, dan disitulah ujian baru kamu akan dimulai.
Bertahan seorang diri tanpa ada yang peduli, sakit sendiri tanpa ada yang menyemangati, dan mungkin mati tanpa ada yang mengetahui.
Apa kamu sudah siap ?
Kalau siap, mamah akan lebih tenang untuk pergi nanti...
Semakin erat ia menggenggam tangan ku, air matanya kebali jatuh, dan di saat itu juga aku runtuh jatuh dipelukannya. pelukan yang baru aku dapatkan lagi setelah belasan tahun lamanya, Kemana saja aku selama ini. Kalau aku tahu sehangat dan setenang ini berada di pelukannya aku tak akan pernah mau jauh darinya aku mencintainya lebih dari apapun. aku pun tahu kalau beliau mencintai dan menganggap ku seperti anaknya sendiri..
Tak terasa sudah pukul 08:00 pagi dan tak terasa juga tadi aku tertidur di pelukannya.