"Apa yang kau lakukan di sini?"
Iris Nadien melebar saat mendapati sosok pria mesum berdiri di depan toko kuenya.
"Hai!" sapa Ando riang, matanya seakan memancarkan binar bahagia. Seperti seorang anak laki-laki yang berhasil menangkap layang-layang yang patah.
Nadien menahan napas saat melihat Ando mulai melangkah ke pintu masuk. Oh, tidak. Apa yang akan si brengsek itu lakukan? batinya, ia mulai panik. Keringat dingin bahkan sudah mulai bermunculan.
Sial!
Tarik napas dalam-dalam ... lalu ke luarkan.
Tarik napas dalam-dalam ... lalu ke luarkan.
Ya, ulangi lagi.
Nadien melakukan apa yang psikiaternya katakan untuk mengontrol emosi dan rasa takutnya. Ya, jangan takut. Aku tidak boleh takut.
Namun semua mantra yang dirapalkannya langsung lenyap ke dimensi lain saat sosok Ando sudah berdiri dua langkah dari jarak tubuhnya, Nadien melihatnya dari pantulan kaca toko miliknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com