Baru saja akan berbelok menuju dapur sampai suara baritone yang tidak lagi familier menegurnya.
"Mika."
Mika tiba-tiba saja merasa gugup. Sang Ayah dengan wajah kaku-nya berdiri di ambang pintu ruang belajar —sebenarnya hanya ruangan berisi lemari besar yang dipenuhi buku dan berkas penting— yang digunakan sang Ayah untuk bekerja atau sekedar membaca buku.
Kalau dilihat dari ekspresi wajahnya, Mika yakin ada sesuatu yang terjadi. "Ada apa?"
"Ada beberapa hal yang ingin Papa bicarakan denganmu. Bisa ikut Papa sebentar? Lagi puka makan malam belum siap."
Mika mengerutkan hidungnya, sedang berpikir keras tentang sesuatu yang penting apa yang akan dibicarakan sang Ayah dengannya. Mika merasa ... hal penting yang akan Ayahnya bicarakan membuat hatinya sedikit takut.
Merasakan firasat buruk?
Namum begitu, sebagai anak yang baik tentu saja Mika lekas menganggukkan kepalanya dan melangkah ke ruangan tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com