Inggrid masih kesal dengan tingkah menyebalkan Mika sore tadi. Pria itu seolah-olah menganggap dirinya makhluk kasat mata, tak terlihat, alias tembus pandang. Sampai detik ini Inggrid masih belum menemukan alasan yang masuk akal dibalik tingkah brengsek Mika.
"Dan kenapa aku harus sekesal ini? Seharusnya aku tak perlu marah karena sejak dulu Mika memang sudah bertingkah bajingan, penjilat, dan Aaaaw—"
Inggrid mengerang karena seseorang baru saja menabraknya dengan troli dari belakang. Posisinya saat ini terduduk di atas dinginnya lantai minimarket dengan tidak elegan. Bokongnya terasa berdenyut. Sumpah serapah sudah ia kumpulkan di ujung mulut, siap untuk mengeluarkan kamus tak bermoralnya pada—
"Anggi!" nyalaknya dengan kedua bola mata hampir keluar dari tempat seharusnya berada. Semua kata-kata amoral yang sudah ia susun lenyap seketika.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com