Inggrid menguap, tangan kanannya sibuk menggaruk kepala yang sudah 3 hari lupa ia keramas. Berdiri di depan cermin, Inggrid bergidik ngeri saat melihat ada garis putih tak kasat mata yang melingkar di pipi kanannya.
"Ck, kau mengerikan Inggrid!" komentarnya pada diri sendiri sebelum menyalakan keran pada wastafel dan mencuci muka.
"Selamat pagi, sweety."
Inggrid menoleh ke samping kirinya dan dia melihat seorang pria yang sedang membasuh wajah seperti yang ia lakukan.
"Pagi, tampan!" sapa Inggrid dengan seperempat hatinya.
Percayalah, pria itu bukan Mika, tapi Ando.
Kalau kalian ingin tahu, kehadiran Ando di rumahnya adalah bencana. Bencana yang berawal dari insiden seminggu yang lalu; tepat saat Mika menginap di rumahnya pada malam pengakuan itu. Kalau saja pagi itu Mika bangun lebih cepat, atau kalau saja Inggrid lebih peka pada suara deru mesin motor yang berhenti di halaman rumahnya, maka bencana ini tidak akan terjadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com