Apa dia baru saja mengedipkan matanya padaku? Oh, astaga, aku bisa gila jika harus berada di sekitarnya dalam waktu yang cukup lama. Apa aku masih mau menawarkan sebuah kerja sama atas naskahnya dengan kantor penerbitan kami? Neraka sudah di depan mataku, Tuhan.
"Aku harap kau tidak sedang berfantasi tentang tubuhku."
"Sial, kenapa kau suka sekali membuatku kaget!"
Seperti yang ia katakan sebelumnya, berganti baju. Tapi aku tidak tahu kalau ganti baju menurut versi otaknya adalah seperti ini, memakai celana katun dengan atasan sebuah singlet saja. "Mendapat pemandangan bagus?" ia membuat lelucon atas tubuhnya.
Aku mendengus seperti biasa seraya memberikan tatapan 'jangan gila!' Entahlah, aku tidak tahu apa yang aku lakukan saat ini adalah hal yang benar atau salah. Pop corn dan dua botol kaleng soda sudah ada di atas meja, aku duduk di sisi kiri sofa seraya menunggunya selesai memasang kaset pada DVD player miliknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com