Ini hari minggu, tapi minggu yang berbeda. Minggu yang spesial, minggu yang penuh ketegangan. Ya, semua orang di dalam ruangan ini sedang tegang. Terutama Arka, sejak tadi kakinya tidak mau diam, aku tahu seberapa kalutnya ia sekarang. Jarum jam di atas dinding sudah bergeser ke angka 10, itu artinya sudah 3 jam kami menunggu di sini.
Sial!
"Ayah di mana?" aku menghampiri Ibu.
"Di dalam, pintunya terkunci." Ibu menunjuk salah satu pintu kamar yang terbuat dari kayu mahoni.
"Apa?"
Itu bukan suaraku. Arka yang berteriak dari sebelah ruangan.
"Oh, Tuhan... apa yang ada di dalam kepala calon mertuaku?" Ia mengerang frustasi, rambut yang semula tertata rapi kini mulai berantakan.
"Tamu sudah mulai berdatangan!" seru Daniel setelah mengintip keadaan di luar dari balik tirai. Kak Nico sedang membimbing para tamu ke tempat yang sudah disiapkan untuk para tamu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com