webnovel

Bab 4 - Dipanggil Tobirama Senju

Part 1

Satu tahun Kemudian....

Boom

Batu meledak menjadi kepingan-kepingan karena kekuatan besar yang menghantamnya.

Menatap apa yang terjadi dengan batu besar di depanku, aku memiliki senyum lebar saat kekuatanku mencapai tingkat yang aku harapkan.

Batu yang aku gunakan itu adalah Batu yang memiliki kekerasan melebihi batu biasa dan ukurannya juga sangat besar.

"Pelatihanku selama satu tahun ini membuat banyak kemajuan... Dengan hanya Taijutsu aku bisa yakin mengalahkan Jounin dengan mudah.." Aku tidak membuat tapi aku percaya diri dengan kekuatan yang aku miliki.

Model pelatihanku adalah Anime Kengan Ashura dimana mereka memiliki keterampilan pertempuran yang sangat brutal bahkan tidak ada ampun. Tubuh adalah senjata mereka, bahkan mereka bisa membuat luka dengan hanya menggunakan tangan mereka.

"Aku harus berterima kasih dengan pengalaman aku yang lain jika tidak karenanya aku mungkin tidak akan bisa menguasai keterampilan-keterampilan dari Kengan Asura dengan mudah. Setidaknya diperlukan waktu lama untuk menjadikan tingkatku menjadi ahli"

Aku melihat ke arah hasil perbuatanku, Retakkan terjadi di tanah-tanah kering dimana aku hanya menghentikkan kakiku dengan sangat keras dan aku dapat membuat sebuah kawah kecil berdiameter 3 meter dan itu bukan hanya satu tapi banyak.

Selain itu, saat ini aku juga sudah bisa menahan gravitasi sebanyak 40x dan berat badanku menjadi sekitar 45 Kg atau lebih sehingga membuat berat yang aku tanggung adalah 1,8 Ton dan itu hanya dalam satu hari, keterampilan pasif yang aku dapatkan dari Infinity Stone sangat berperan penting dalam hal ini.

Bisa dikatakan bahwa dalam kekuatan mentah, akulah yang paling kuat di dunia ini.

Aku menggunakan batu waktu untuk memulihkan keadaan sekitar lingkungan.

Setelah mengembalikan keadaan lingkungan seperti semula, aku mengangkat kepalaku ke atas, matahari sudah meninggi tapi tidak berada ditengah.

Waktu saat ini sekitar jam 10 pagi, aku tidak pergi ke Akademi karena aku memutuskan untuk menggantikan kehadiranku dengan Clone yang akan selalu aku reset setiap harinya saat pagi menyingsing.

Dengan begitu aku tidak akan perlu repot mengenai Nilaiku di Akademi dan bagaimana hubunganku dengan Tsunade.

"Sekitar Jam sepuluh... Aku masih memiliki waktu 2 Jam lagi sebelum Istirahat di Akademi dimulai, Satu Tahun pelatihan setiap hari aku pikir aku memerlukan Istirahat sejenak"

Aku meregangkan tubuhku yang hanya terdiri dari Otot, Otot-Ototku mulai terbentuk karena pelatihan keras.

Tubuh Berototku memang terlihat dengan sangat jelas bahkan aku perlu mengganti ukuran pakaian karena pakaianku yang sebelumnya menjadi sangat sempit. Untung saja Ototku tidak tumbuh ke ukuran yang mengerikan, Aku memiliki bentuk tubuh seperti Atlet. Semua itu juga Berkat kemampuan pasif dari batu kekuatan sehingga tubuhku tidak akan terlihat seperti akan meledak.

Setelah peregangan kecil selesai aku mulai menggunakan Batu pikiran untuk membersihkan diriku, aku menggunakan Hydrokinesis untuk menyerap semua keringat akibat pelatihan dan menggunakan air untuk membersihkan tubuhku.

Aku menjatuhkan diriku sejenak di tanah dan mengistirahatkan tubuhku.

2 Jam kemudian...

Aku membuka kedua mataku dan melihat matahari sudah tepat berada di tengah.

"Tidur siang yang menyegarkan"

Sepertinya aku perlu membuat sesi istriharat untuk tidur siang sebelum melanjutkan latihan lagi.

Aku merasakan tubuhku sangat segar dan begitu juga dengan keadaan pikiranku saat ini.

Sudah saatnya aku menggantikan posisi Clone ku.

"Aku akan ke Akademi jadi segera pergi ke kamar mandi"

"Baik tubuh Utama"

Telepati dengan Klone yang aku dapatkan karena hubungan antara aku dan clone, Telepati itu bisa dilakukan dalam jarak yang sangat jauh asalkan tidak berada di dimensi lain aku masih bisa menghubungi clone menggunakan Telepati.

Aku menunggu beberapa menit dan setelah itu aku baru menggunakan Batu Pikiran untuk menteleportasiku ke Posisi dari Clone.

...

Keluar dari Kamar mandi aku melihat kiri dan Kanan dan tidak ada yang lewat jadi aku memutuskan untuk kembali ke Kelas.

Di dalam kelas aku langsung berjalan ke kelompok Tsunade, dimana ada Jiraya dan Orochimaru.

"Jadi apakah kita jadi untuk pergi berlatih bersama ?"

Aku sudah mengenakan pakaian yang dikenakan oleh clone sehingga tidak ada yang mencurgaiku karena pakaian yang berbeda.

Hubunganku dengan mereka berdua cukup baik selama satu tahun terakhir ini dan aku menjadi lebih dekat dengan Tsunade bahkan membuatnya memiliki perasaan terhadapku.

"Tentu saja, kita akan berlatih di Hutan dan aku pasti akan mendapatkan dirimu Tuan taijutsu"

Jiraya terlihat sangat percaya diri bahkan setelah aku mengalahkannya berulang kali dia masih tidak kehilangan rasa optimisnya, aku suka jika dia masih tetap sama.

Aku cukup menyukai sebutan Tuan taijutsu lagipula aku memang memutuskan untuk lebih berspersialis dalam Taijutsu walaupun begitu jumlah Chakraku sudah meningkat dengan pesat mungkin sudah setara dengan Psuedo Jounin, lagipula Chakra adalah hasil manifiestasi dari energi fisik dan mental dengan pelatihan kerasku selama ini maka Jumlah Chakraku sekarang sangatlah luar biasa.

Aku bahkan tidak akan terkejut lagi jika aku akan dipanggil oleh Tobirama Senju.

"Tentu saja Tuan landak putih, aku tidak keberatan untuk menerima semua tantanganmu" Aku mengangguk.

"Dari semua pertandingan, Kamu hanya menang dalam lempar Kunai" Kata Orochimaru mengatakan sebenarnya menusuk titik sensitif Jiraya.

"Hey..Hey, Aku pasti akan menang lain kali dan Lempar Kunai adalah awal yang bagus" Jiraya mentapa orochimaru dengan kesal dan menunjuk kewajahnya.

"Aku akan menantangmu, apakah kamu berani ?"

"Aku tidak ingin melawanmu orang yang selalu kalah" Orochimaru menggelengkan kepalanya dan memandangnya rendah.

"Kamu juga selalu kalah melawan Yuki, Orochimaru, jadi kamu sama saja denganku "

Aku menatap mereka bertarung sangat mirip dengan naruto dan Sasuke. Mereka memang sangat cocok untuk menjadi guru dari Naruto dan Sasuke mereka berdua memang sangat mirip.

Aku hanya bisa tersenyum kepada mereka berdua dan duduk disamping Tsunade.

"Harus aku katakan bahwa kamu sangat tangguh karena bisa terus bersama dengan mereka"

"Aku sudah terbiasa dengan perilaku mereka" Kata Tsunade dengan tidak berdaya. Dia menyandarkan kepalanya ke dadaku dengan wajah sedikit memerah.

Dia terlihat seperti kucing yang ingin dimanja, jadi aku mengelus rambuntnya dan menikmati pertunjukan ini.

Tidak lama kemudian, Kelas dimulai dan tidak ada yang baru sama sekali dan bahkan tidak ada yang bisa aku pelajari lagi dari Akademi karena aku sudah mempelajari semuanya di Perpustakaan.

Jadi aku memutuskan hanya akan tidur seperti biasanya lagipula aku sudah mempelajari semuanya dan jika bukan karena aku menikmati masa sekolah yang mulai membosankan ini aku akan sudah lulus sejak lama.

Guru melihatku tidur tapi langsung mengabaikanku.

Part 2

Akademi selesai dan Kami mulai berjalan menuju tempat latihan dan aku memiliki pikiran untuk mengajak Katsuya.

"Katsuya, apakah kamu ingin ikut berlatih denganku ?" Aku bertanya sambil mengenakan Tasku.

Dia melihat ke arahku dan berpikir sejenak sebelum mengangguk "Boleh, berlatih dengan orang terkuat di kelas seharusnya sangat bermanfaat bagiku lalu apakah hanya kita berdua saja ?"

"Tidak, akan ada Tsunade, Jiraya dan Orochimaru juga"

"Orang-orang terbaik dikelas, aku akan senang hati menerima tawaranmu"

Dengan Begitu katsuya ikut berlatih dengan bersama kami.

...

Kami sampai di Hutan disini adalah tempat aku sering melakukan latihan jadi aku bisa menjamin bahwa tempat ini cukup aman.

Aku berbalik dan melihat ke arah mereka.

"Jadi karena aku yang mengajak kalian untuk berlatih bersama maka aku akan memberikan jenis pelatihan yang akan kita lakukan, pertama kita akan meningkatkan fisik kita semua, kedua kita akan lanjutkan dengan Kontrol dari chakra dan ketiga kita akan lanjutkan dengan Taijutsu"

"Kenapa Kenapa harus kontrol mana dahulu baru Taijutsu ?" Tsunade.

"Tidak ada yang istimewa aku hanya ingin melakukannya seperti itu"

Tidak ada efek samping jika Kontrol Chakra terlebih dahulu atau Taijutsu terlebih dahulu, aku hanya ingin membuat mereka merasakan kelelahan fisik dan Chakra sebelum Taijutsu hanya itu saja.

Melihat bahwa tidak ada yang bertanya lagi, aku memutuskan untuk memulai latihan.

"Kita akan melakukan Push Up, Sit Up, Back Up dan masing-masing akan sebanyak 100x lalu dilanjutkan dengan lari halang rintang sebanyak 4 kali"

"Apa!!!" Mereka berteriak secara bersamaan.

...

Satu Minggu kemudian...

Tendangan diarahakan kewajahku, tapi aku dengan mudah menangkapnya.

"Aku belum selesai "Jiraya.

Dia langsung memutar tubuhnya dan menggunakan kaki satunya lagi untuk melakukan serangan lagi ke bagian sisi kiri dari kepalaku.

Aku melepaskan kaki Jiraya dan melompat mundur, aku bisa saja menahan serangannya tapi ini hanyalah latihan jadi lebih baik tidak bertindak terlalu serus.

"Kamu sudah banyak berkembang Jiraya sepertinya pelatihan kita selama seminggu ini meningkatkan keterampilan Taijutsumu" Kataku memujinya.

"Tentu saja, aku adalah Jiraya yang hebat hanya perlu waktu sedikit untuk dapat mengalahkanmu" Dia tertawa bahagia, dia sepertinya senang dengan pujianku.

Tapi dia terlalu berkepala besar.

Bang

Tubuh Jiraya langsung terpental kebelakang setelah aku menendang dadanya tentu saja dengan mengendalikan kekuatanku, agar tidak membuatnya terluka parah seperti satu tahun yang lalu.

" Dalam pertempuran kehilangan fokus adalah kesalahan fatal, kamu harus berhati-hati jika tidak maka kamu hanya akan tinggal nama"

Aku berkata dengan kasar tapi itulah kebenarannya, aku harus menyiapkan mereka untuk perang yang akan datang. Kemampuan mereka dalam mengendalikan chakra sudah sangat bagus dan begitu juga dengan Taijutsu mereka setidaknya mereka tidak akan hanya mengandalkan Ninjutsu tetapi juga Taijutsu.

*Cough* *Cough*

Jiraya terbatuk-batuk sambil memegang dadanya.

"Itu masih saja sakit, apakah kamu perlu menendangku sekeras itu" Teriak Jiraya.

"Aku hanya membuatmu tersadar dengan rasa sakit jika tidak hati-hati maka kamu akan mendapatkan serangan yang sangat menyakitkan" Aku hanya mengangkat kedua bahuku dan menatap lainnya.

"Jadi siapa lagi yang ingin melawan diriku?"

Mereka melihat satu sama lain dan Tsunade mengangkat tangannya.

"Aku akan menjadi lawanmu kali ini"

Melihat Tsunade aku mengangguk. Walaupun aku tidak ingin melawan kekasihku tapi ini akan sangat bermanfaat bagi dirinya karena itu aku tidak bisa melarang sama sekali dan juga Tsunade tidak suka jika aku diperlakukan istimewa dalam pelatihan.

Melihat Tsunade di depanku dan dia mengambil posisi.

"Aku Siap"

"baik"

Aku mengangguk dan mengambil posisi juga.

"Mulai!"

Aku dan Tsunade berlari kedepan, aku mengangkat kaki kananku mengincar tulang rusuknya. Tapi Gerakkan jelas seperti itu sangat mudah untuk diantisipasi, Tsunade melompat mundur sama sekali tidak ingin mengambil resiko mengambil tendanganku.

Setelah mundur dia langsung melompat maju ke arah dari sisi kiriku, langkah cerdas dia mengambil kesempatan bahwa kakiku masih bergerak di udara untuk melancarkan serangan kepadaku.

Tapi untuk diriku itu adalah hal yang mudah.

Aku menekuk kakiku yang diudara dengan cepat dan menendangnya.

Bang

Tsunade berhasil menggunakan kedua tangannya untuk menghalangi tendanganku tapi dia terlempar kebelakang beberapa langkah dan tangannya memiliki tanda memerah.

"Sakit"

Dia meringis karena rasa sakit di tangannya. Aku minta maaf tapi aku tidak bisa lunak kepadamu.

Namun aku tidak memberikan kesempatannya untuk bersitirahat, aku langsung berlari ke arahnya dan melancarkan tinju ke arah perutnya namun Tsunade dapat menahan seranganku tapi tujuanku memang bukan perut.

Aku melancarkan tinju lain ke arah yang berbeda, Tsunade bisa menghindari serangan yang diarahkan ke kepalanya dan menggeser tubuhnya ke kiri.

"Kamu tertipu"

Aku menendang belakang lutut Tsunade membuat keseimbangannya hancur dan aku langsung menggunakan Tanganku untuk mendorong tubuh Tsunade yang sudah tidak seimbang lagi dan aku berdiri diatasnya.

"Kamu kalah" Aku tersenyum membeirtahukan hal itu kepadanya.

Tsunade hanya mengangguk dan tersenyum kecut.

Aku berdiri dan menglurukan tangan kepadanya, Tsunade mengambil tanganku dan berdiri, dia membersihkan pakaiannya.

"Biarkan aku bantu"

Tsunade mengangguk tidak canggung dengan apa yang aku katakan.

Perbedaan kekuatan fisik diantara kami membuat pertarungan menjadi lebih cepat selesai karena di dalam Taijutsu Tubuh fisik adalah faktor utama.

Dalam Dunia Ninja Taijutsu tidak akan membuat banyak perbedaam kecuali memiliki Jutsu yang setara dengan Hachimon Tonkou namun dengan Taijutsu setidaknya kita bisa menghemat Chakra.

Sswoshhh

Swoshh

Di depan kami muncul 3 orang Anbu yang mengenakan topeng binatang yang berbeda-beda.

"Yuki Ao, kamu dipanggil oleh Hokage Kedua" Kata salah satu Anbu.

Apa yang diinginkan Tobirama senju dariku? Aku yakin aku sudah menunjukkan bahwa aku tidak mencurigakan sama sekali.

"Apa yang kakek inginkan? "Tsunade bertanya sebagai ganti diriku.

"Maaf tapi kami tidak memiliki hak untuk menjawabnya, Hokage sendiri yang akan menjawabnya"

"Baiklah aku akan ikut ke kantor Hokage"

Aku memiliki beberapa dugaan yang kemungkinan besar adalah kebenaran tapi dugaan masihlah sebuah Hipotesis dengan pergi ke Kantor Hokage aku akan mengetahuinya.

"Aku juga akan ikut" Tsunade memiliki tatapan yang mengatakan bahwa dia harus ikut apapun yang terjadi.

Sedangkan Jiraya dan Lainnya memiliki ekspresi ragu karena pembicaraan dengan Hokage pasti bukanlah hal yang tidak penting mengingay bahwa Anbu sendiri yang menjemputku.

"Kalian bisa melanjutkan pelatihan kalian agar menjadi lebih kuat untuk menghadapiku" Aku terkekeh membuat suasana menjadi sedikit lebih baik.

"Aku pasti akan melakukannya Yuki jadi kamu harus kembali" Jiraya.

"Aku tidak akan mati tenang saja, Hokage bukanlah orang yang seperti itu"

Mereka terlalu khawatir mengenai diriku tapi aku tahu bahwa hal yang bagus mungkin akan tedjadi padaku. Aku hanya berharap hal bagus dan kekhawatiranku tidak terjadi.

"Mari kita pergi"

Aku dan Tsunade mengangguk dan mengikuti mereka melintasi hutan. Anbu berjalan di depan kami dan juga belakang, seakan menjaga kami agar tidak kabur atau melindungi kami dari serangan mendadak.

Part 3

Beberapa menit kemudian kami sampai di tempat tujuan.

Kami langsung masuk tanpa mengetuk pintu karena Hokage sendiri yang menyuruh datang sehingga tidak perlu formalitas.

Tobirama sedang mengerjakan Dokumennya, aku melihat banyak sekali Dokumen di atas meja maupun di bawah meja.

"Menjadi Hokage sepertinya sangat membosankan"Aku berbisik ke telinga Tsunade sambil menunggu Tobirama melihat ke arah kita, yang pasti tidak memakan waktu sedikit.

"Apakah kamu tidak ingin lagi menjadi Hokage ? Dengan sikapmu.."

Dia sepertinya belum mengenalku dengan lebih jauh, walaupun apa yang dia katakan itu memiliki kebenaran. Namun aku percaya diri dengan kemampuanku untuk mengerjakan tugas seorang Kage baik itu dalam Pertempuran ataupun Non pertempuran.

Lagipula aku memiliki Clone yang bisa aku buat sebanyak mungkin untuk membantuku, Hehehe... Jadi aku tidak akan mengalami kelelahan seperti tobirama senju.

"Aku percaya diri terhadap kemampuanku, kau tahu. Jika tidak bisa maka aku memiliki kamu yang akan menjadi Asistenku" Aku memberikannya senyum menggoda.

Wajah Tsunade memerah karena malu, dia langsung mengalihkan pandangannya ke samping.

"Aku... Aku pasti akan membantumu"

Ternyata dia bukanlah seorang Tsundere, walaupun namanya mengambil memiliki kemiripan dengan kata itu.

Mungkin itu karena dia tidak menyumbunyikan rasa sayangnya kepadaku, mungkin saja seperti itu.

Berapa menit kemudian...

"Akhirnya selesai sebagian " Tobirama meregangkan tubuhnya, sepertinya terlalu lama duduk membuat tubuhnya menjadi kaku.

"Aku harap kalian tidak bosa menungguku"

"Tentu saja tidak Hokage"

Tobirama mengangguk dan menatap Tsunade "Jadi apa yang kamu lakukan disini, Tsunade?"

"Aku ingin mendengar apa yang ingin kamu katakan kepada Yuki, Kakek"

Tobirama mengerutkan alis tapi dia seharusnya sudah bisa menebak itu.

"Baiklah, kamu pasti tidak akan mendengarkanku jika menyangkut Bocah ini... Sigh, anak muda jaman sekarang " Tobirama menggelengkan kepalanya.

Tsunade memiliki wajah sedikit memerah, dia terlihat sangat lucu dan aku bisa mengatakan aku sangat tidak sabar melihat dirinya yang dewasa dan memulai hubungan dengan lebih serius lagi.

Aku mengalihkan pandanganku dari Tsunade ke arah Tobirama, aku ingin tahu alasan dia memanggilku.

" Jika boleh tahu apa alasanmu memanggil saya, Hokage?"

Tobirama melihat ke arahku dan tatapannya menjadi serius, aku dapat merasakan tekanan yang menimpa tubuhku.

Tekanan itu sangatlah mengerikan dan aku sama sekali tidak pernah merasakan tekanan sebesar ini sepanjang hidupku, Aku yang lain sudah tapi merasakannya secara pribadi adalah hal yang sangat berbeda.

"Ugh" Aku menguatkan tubuhku dan tekadku agar tidak mundur dari tekanan yang dipancarkan oleh Tobirama senju, aku tidak tahu apa alasannya langsung mengluarkan tekanan sebesar itu kepadaku tetapi yang pasti karena hal serius.

Tsunade sama sekali tidak merasakan tekanan itu karena Tobirama mengarahkannya kepadaku.

"Kakek apa yang kamu lakukan kepada Yuki" Teriak Tsunade yang membuat Tobirama langsung menarik kembali tekanannya.

Aku menghela nafas lega, tekanan sebesar itu hanya bisa dilakukan oleh seorang monster, Hokage kedua memanglah monster dalam kulit manusia.

"Kamu baik-baik saja, Yuki" Tanya Tsunade yang wajah merahnya digantikan dengan Khawatir.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum kepadanya " Tidak apa-apa Tsunade, aku baik-baik saja"

Aku merasa hangat saat melihat dirinya khawatir kepadaku, seperti yang diharapkan dari gadis impianku. Aku bahkan bersedia melupakan membentuk harem besar hanya karena ini.

"Haaa... Gadis manisku dicuri dibawah hidungku sendiri" Tobirama memiliki wajah sedih.

Humornya sangat buruk.

"Kakek!" Tsunade kembali memerah dan berteriak kepada Tobirama.

Tobirama tertawa kecil, aku sama sekali tidak pernah melihat sisi ini dari Tobirama senju, mungkin karena ini adalah dunia nyata sehingga terlihat lebih manusiawi, walaupun begitu dia memiliki rasa humor yang cacat.

Tobirama menutup matanya dan mengatur nafasnya, aku langsung merasakan suasan yang berbeda dari dirinya, seakan yang aku lihat sekarang adalah Tobirama Senju yang asli.

"Kita singkirkan lelucon ini, aku akan bertanya dengan serius... Yuki Ao bagaimana kamu bisa menjadi sekuat ini ? Aku tahu bahwa kamu memiliki jumlah Chakra yang setara dengan Jounin dan bentuk tubuhmu juga bukanlah hasil pelatihan yang hanya bisa di dapatkan dalam waktu singkat satu tahun... Aku sangat penasaran dengan itu"

Tobirama adalah seorang Ninja Deteksi bahkan dikatakan Deteksinya sangatlah luas, dia bisa merasakan jumlah musuh dan arah musuh dari jauh, bahkan dia bisa tahu dimana arah medan perang Dunia ninja keempat melawan Boss terakhir dalam seri Naruto dari Konoha yang bisa dikatakan sangatlah jauh.

Aku sedikit terkejut dengan perubahan ini tapi aku segera mendapatkan ketenanganku kembali, bahkan Tsunade memiliki ekspresi penasaran saat menatapku.

Apa yang harus aku lakukan ? Apakah aku harus berbohong kepadanya ? Tapi mengingat bagaimana dia bisa memiliki analisa sebaik itu, aku ragu kebohonganku akan berhasil dengan mudah, kasus terburuk mungkin dia akan menggunakan Klan Yamanaka untuk membaca isi kepalaku.

Dengan Infinite Stone aku bisa saja keluar dari situasi ini dengan mudah tapi entah kenapa aku merasa bahwa aku harus menghadapinya bukannya kabur.

Perasaan yang aneh.

Aku menghela nafas dan menatap Tobirama senju dan berkata "Satu tahun yang lalu aku membangkitkan kemampuan aneh yang dikenal sebagai Esper, Aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengetahui itu hanya saja itu muncul di dalam diriku dengan beberapa informasi... Aku mendapatkan 3 kemampuan Esper, Kemampuan pertama Aku mendapatkan Kemampuan yang disebut sebagai Gravitasi, dengan kemampuan ini aku dapat membuat diriku atau sekitarku menjadi lebih berat daripada sebelumnya, sekarang aku dapat meningkatkan Gravitasi sebesar 25x"

Aku tidak sepenuhnya berbohong kepada Tobirama senju karena Gravitasi memang bagian dari Kemapuan Batu pikiran. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, aku memutuskan memberitahukannya dengan mengarang cerita.

"Biar aku tunjukkan"

Aku mengaktifkan batu pikiran dan menggunakan kemampuan pengendali Gravitasi membuat ruangan ini menjadi lebih berat sebanyak 2x. Tentu saja aku mengecualikan Tsunade, jika dia diberi beban 2x lebih berat dari pada berat badannya sudah dipastikan tubuhnya tidak akan kuat menahan dan akan menbuat tulang-tulangnya retak atau patah yang ingin aku hindari.

Ekspresi Tobirama senju langsung berubah saat merasakan dirinya menjadi lebih berat daripada sebelumnya dengan jumlah yang tidak sedikit sama sekali.

Aku langsung menghentikan Gravitasi membuatnya kembali menghela nafas lega.

"Apa yang terjadi padamu, Kakek?" Tsunade menjadi khawatir karena wajah tobirama berubah saat aku mengaktifkan Gravitasi dan dia belum siap dengan apa yang terjadi atau bisa dikatakan bahwa dia sedikit meremehkan daya tekan dari Gravitasi.

"Uhuk... Aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit meremehkan kemampuan Gravitasi dari Yuki... Aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa tubuhku akan terasa sangat berat, bukan hanya itu tetapi aku dapat merasakan setiap bagian tubuhku baik itu internal atau luar merasakan tekanan Gravitasi, jika aku tidak kuat mungkin aku akan terjatuh ketanah saat merasakan itu, Berapa banyak Gravitasi yang kamu naikkan Yuki" Tobirama

"Dua Kali"

"Dengan beratku adalah 57 Kg berarti aku menahan berat sebanyak 114 Kg, itu sangat besar dan jika dilakukan kepada orang lain pasti akan membuat mereka batuk darah karena berat itu"

"Terima kasih Hokage atas pujiannya" Aku sedikit membungkuk.

"Selain itu kamu pasti memiliki kendali terhadap kemampuan gravitasimu itu jika tidak maka Tsunade pasti akan terkena efeknya juga"

Harus aku katakan bahwa Tobirama memang seorang jenius, bahkan dalam keadaan seperti ini dia bisa menganalisa semuanya dengan cepat. Aku tidak bisa tidak berdecak kagum terhadapnya.

"Kamu sangat tepat, Hokage" Aku memberikan wajah terkejut saat mengatakan itu.

"Tapi yang tidak bisa aku habis pikir adalah kenapa kamu tidak menggunakan chakramu ?"