webnovel

LEBIH DULU

Disisi lain..

"Dil.. Aku minta maaf, mungkin Ara marah karena kehadiran Aku di sini..!!" Kiara nampak sedih dihadapan Fadil, keduanya kembali duduk di tempat ketika semuanya berkumpul.

"Jangan menyalahkan diri sendiri Ki.. karena sebelum sampai sini pun kami berdua memang sedang berselisih paham, jadi kamu ga usah ngerasa bersalah kaya gitu..?!"

"Tapi tetep aja kan, kehadiran Aku justru semakin memperburuk kesalahpahaman kalian berdua.. tapi jujur Dil, Aku benar-benar minta maaf.. Aku ga ada maksud seperti itu."

"Aku percaya Ki.. udahlah jangan bahas itu lagi, Aku udah males..!!" Fadil mengusap wajahnya kasar.

"Kalo boleh tau, laki-laki itu emang siapa Dil ??"

Fadil langsung memejamkan kedua matanya. Ia tengah berpikir keras, sepertinya ia ragu untuk menceritakan semuanya kepada Kiara tentang laki-laki yang dianggap selalu mengganggu hubungannya itu.

"Jangan dipaksakan kalo kamu emang ga mau cerita.. Aku hanya ikut sedih ngeliat kamu harus kaya gini..!!"

Kiara menepuk bahu Fadil dengan pelan.

"Terimakasih Ki... dari dulu kamu emang paling mengerti Aku." Fadil memegangi tangan Kiara yang masih berada di bahunya. Keduanya saling berpandangan cukup lama, ketika bunyi handphone terdengar barulah Mereka tersadar.

"Maaf Ki.. Aku angkat telepon dulu..!!" Fadil Langsung bangkit dan pergi menjauh dari wanita itu Sedang Kiara hanya mengangguk. Sepeninggalnya Fadil, Kiara juga menghubungi seseorang.

"Hallo Mas, udah makan malam belum..??"

"Masih di jalan..?? emang dari mana ??"

"Owh... baiklah, Aku juga masih di Caffe...!! mungkin sebentar lagi juga pulang.."

"Iya.. Mas juga hati hati-hati !! See you.." Kiara mematikan handphone nya dan kemudian berbalik.

"Aahhh..!! Fadil... kamu ngagetin aja siihh..!!" Wanita itu terkejut ketika Fadil sudah berada di depannya.

"Maaf.. Aku baru saja duduk disini..!!" Laki-laki itu melihat wajah Kiara dengan tatapan menyelidik.

"Apa itu dia..??" imbuhnya lagi.

Kiara hanya mengangguk dengan tersenyum canggung.

"Apa dia akan menjemputmu.. ??"

"Ga juga, dia masih ada urusan..!!"

"Ki.. mau sampai kapan kamu harus selalu seperti itu ?? jangan buang-buang waktu bersama orang yang sama sekali ga peduli !! kamu itu cantik Ki, Ayolah move on."

"Udahlah Dil, ga usah bahas itu lagi. Aku udah ngerasa nyaman meski belum bisa meluluhkan hatinya, seenggaknya dia masih mengizinkan Aku dekat dengannya.. Aku udah seneng banget. Selama dia masih jadi atasan ku dan Aku jadi sekretarisnya peluang itu masih tetap ada Dil.. jadi kamu ga usah khawatir."

Fadil menggelengkan kepalanya beberapa kali, ia tak habis pikir dengan sahabat sekaligus cinta pertamanya itu. Karena menurut sepengetahuan Fadil Kenapa Kiara rela menyia-nyiakan waktu untuk laki-laki yang baru berkisar 4 tahun di kenalnya, sedangkan dengan dirinya yang sudah dekat semenjak SMA enggan untuk menjalin hubungan.

Apalagi Alasan Kiara itu klise, dia tidak mau persahabatannya renggang jika keduanya jadian. Karena jika mereka menjadi sepasang kekasih pastinya tidak akan sebebas dan seakrab dulu, apalagi jika ada konflik yang ada nanti keduanya saling bermusuhan. Ah mungkin itu hanya keegoisan Kiara saja, karena pada kenyataannya toh ia dan Fadil juga sempat tidak ada kontak hampir tiga tahun padahal keduanya tidak jadian.

Intinya sebuah persahabatan itu bisa renggang atau tidaknya tergantung sikap masing-masing.

"Aku ingin tahu laki-laki seperti apa yang sangat kamu Cintai itu Ki, apa dia memang lebih baik dari ku..??" Fadil membatin.

"Kenapa atasanmu itu ga mau hadir dalam meeting sore tadi Ki..??"

"Iya... beliau tidak bisa hadir karena sedang ada urusan di kantor pusat. Aku sudah sering menggantikan posisinya beberapa kali, maklum keluarga Kami sangat dekat hingga ibunda Mas Pras sangat mempercayaiku..!!"

"Tunggu... keluarga kalian sudah sangat dekat..?? sejak kapan Ki..??" Fadil nampak terkejut, ternyata ia sudah salah menilai laki-laki itu.

"Dulu sebelum Mas Pras pindah rumah kami bersebelahan Dil, bisa dikatakan mas Pras adalah teman masa kecilku dulu hanya saja usianya dua tahun diatas ku. Saat itu orang tuanya mengalami masalah keluarga hingga keduanya bercerai dan mengharuskan ibunda dan mas Pras pulang ke kampung halaman, Hingga kami ga pernah bertemu lagi.." Kiara nampak serius menceritakan kisah laki-laki itu.

"Kenapa dulu kamu ga pernah cerita ke Aku Ki..??"

"Hehe.. bukan ga mau cerita Dil, tapi kamu yang udah ga mau denger penjelasan Aku waktu itu. Kamu sangat emosi.. dan malah ninggalin Aku sendirian di jalan." Wanita itu terkekeh.

Fadil langsung teringat kejadian 4 tahun lalu itu, dimana saat itu ia memang sangat emosi ketika Kiara memutuskan lebih ingin ikut bersama laki-laki itu ketimbang dengan dirinya.

"Maaf Ki.. saat itu Aku khilaf..!!"

"It's Ok Dil, ga masalah.. Dan saat itu Aku dipertemukan lagi dengan Mas Pras melalui ibundanya yang berkunjung ke rumahku untuk menemui Mama karena beliau berdua emang sangat akrab. Ternyata mas Pras sudah diangkat menjadi Direktur di perusahaan Ayahnya di sana, atas saran ibunda mas Pras Aku di suruh ikut bantu-bantu."

"Pantas aja Aku ga pernah ada di hatimu Ki, ternyata laki-laki itu sudah mengenal mu semenjak kecil dan keluarga kalian pun sudah sangat dekat..!!" Laki-laki itu kembali membatin.

"Lalu kenapa sekarang kalian balik lagi disini..??" Sikap Fadil semakin sinis.

"Kami mungkin hanya sementara disini Dil, setelah kolaborasi dengan perusahaan mu itu selesai mungkin kami akan balik lagi ke sana..!!"

"Owh... jadi.. Apa pertemuan berikutnya atasan mu itu bisa hadir..?? sejujurnya Aku berharap bisa bertemu dengannya. Perusahaan besar seperti punya kalian masih mau melirik perusahaan kecil seperti ku merupakan suatu kehormatan.."

"Kamu jangan merendahkan diri Dil, bukankah perusahaan properti mu juga sudah semakin besar. Aku yakin pengembangan Caffe itu hanya sebagian kecil dari bisnis sampingan mu..!!"

"Hahaha... bisa aja kamu Ki..!!" Fadil terkekeh.

"Oh ya.. kalo boleh tau apa alasan kalian memutuskan berkolaborasi dengan ku dalam pembangunan cabang Caffe Mutiara di sana?? bukankah itu bukan bidang kalian..??" imbuhnya lagi.

"Entahlah, Mas Pras ga ngasih tau Aku kenapa sekarang tertarik di bidang kuliner. Yang pasti saat itu beliau hanya berkata ingin merambah ke bidang lain.. ga pernah terbesit dipikiran Aku yang dimaksud dengan bidang lain itu ternyata kuliner." Kiara mengangkat kedua bahunya.

"Baiklah Ki, sudah larut .. Ayo Aku antar pulang. Kamu masih tinggal di rumah yang dulu kan..??" Fadil bangkit dari posisinya.

"Ya iyalah.. Orang tuaku masih ada Dil. Kapan lagi bisa satu rumah dengan Mama dan papa.. Di Sono Aku udah jarang ketemu, masa di sini malah jauhan."

Keduanya pun berjalan beriringan keluar dari Caffe tersebut.

"Ya siapa tahu aja kamu mau tinggal satu apartemen dengan atasan mu..!!"

"Astaga Dil, kamu pikir Aku cewek apaan..??" Kiara hendak memukul tubuh Fadil, namun dengan sigap laki-laki itu berlari untuk menghindarinya sedang Kiara langsung mengejar Fadil hingga keduanya terlibat kejar-kejaran seperti anak kecil.