webnovel

BERANTAKAN

"Ya gitu.. Sepertinya mereka berdua emang saling Cinta, tapi merasa gengsi..!!"

Sementara Derry dan Yanti terlibat percakapan yang serius, Hana juga nampak berusaha mengajak Alfan bicara.

"Kamu kenapa Al..??" Ucapnya basa basi, ia ingin lebih dekat dengan laki-laki itu.

"Ah.. ga pa-pa ko, Aku tadi lupa aja naroh kunci mobil dimana.. bentar ya..!!" Alfan ikut meninggalkan meja tersebut.

"Padahal kamu ga usah bohong Dil sama Aku.. kita kan udah sahabatan dari dulu..?!" Kiara membuka suara di sela kesibukan Fadil menyiapkan makanan untuk teman-temannya, sebenarnya hanya mengatur aja sih karena yang ngerjain tetep Chef nya 🤭.

"Maksud kamu apa Ki.. ??"

"Gadis yang bernama Ara itu emang cewek kamu kan..??"

GLONTRANGGG!! Fadil terkejut hingga tak sengaja menjatuhkan tumpukan sendok dan garpu.

"Hati -hati Dil.. kamu ga pa-pa..?!" Wanita itu langsung memegang tangan Fadil untuk memastikan tangannya tidak ada yang terluka. Sementara Ara yang dari kamar kecil semula ingin kembali ke meja bersama teman-temannya, harus mengurungkan niatnya karena mendengar suara benda jatuh yang cukup keras hingga langsung menuju ke pantry. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, meski sudah tidak bekerja lagi di tempat itu namun Ara cukup mengenal orang-orangnya siapa tahu ada sesuatu yang bisa ia bantu.

Namun tanpa disengaja ia harus menyaksikan pemandangan seperti itu, hingga Ara mengurungkan niatnya untuk ikut masuk. Ia langsung membalikkan badan Hendak pergi, namun langkahnya harus kembali terhenti ketika samar-samar Ara mendengar percakapan keduanya yang membahas tentang dirinya.

"Kenapa kamu harus gugup Dil..?? jadi benar Ara itu Cewe kamu kan..??" Kiara kembali memastikan.

"Darimana kamu tahu..??" Fadil langsung menarik tangannya dari genggaman Kiara dan kemudian membuang muka, ia kembali menyiapkan perlengkapan yang lain sedang sendok yang berantakan itu dibereskan oleh pegawainya

"Ayolah Dil.. Aku udah kenal kamu sangat lama dibanding cewe itu, udah pasti Aku tahu kapan kamu bohong dan ga..!! dari tatapan mata kalian aja Aku udah paham.. kalian mungkin berhasil mengecoh temen yang lain, tapi Aku ga Dil.. karena Aku benar-benar tahu seperti apa kamu itu..!!" Fadil menatap wajah Kiara dengan sendu, ia benar-benar tidak bisa berbohong pada wanita itu.

"Maaf Ki..!!" Fadil menghentikan aktivitasnya, kali ini ia memang tidak bisa berkelit lagi.

"Maaf untuk apa.. ??"

"Maaf karena Aku udah ga jujur..!! Aku ga tau kenapa sulit ngakuin itu semua didepan kamu, sedang kamu tahu sendiri dari dulu Aku...Aku..." Fadil tidak sanggup melanjutkan perkataannya, ia seperti menahan nafas. Dari dulu ia sangat sulit untuk mengatakan kalimat itu pada Kiara, hingga wajar jika wanita itu justru mencintai laki-laki lain.

"Masih mencintai ku..??" Kiara langsung menebak, sedang Wajah Fadil memerah dan hanya bisa menunduk. Sementara itu di luar, Ara menutupi mulutnya dengan kedua tangan Seraya mundur perlahan. Ia tidak menyangka jika ternyata Fadil masih menyimpan perasaan untuk Cinta pertamanya itu, padahal Fadil tidak pernah bercerita pada Ara tentang masa lalunya. Rasa shock, sedih dan kecewa menjadi satu, Ara sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Gadis itu pun terisak.

"Ga pa-pa Dil.. Aku ngerti ko, mungkin kamu hanya ingin menjaga perasaan Aku aja..!! tapi kamu ga usah khawatir Aku bener-bener ga pa-pa..!! Malah Aku turut seneng karena ternyata kamu sudah bisa Move On dari Aku. Bener kan..??" Wanita itu berusaha tegar.

Entah kenapa Perasaannya tidak nyaman setelah mengetahui bahwa Fadil memang sudah move on darinya. Padahal selama ini ia sudah menyia-nyiakan perasaan Cinta Fadil terhadapnya, meski tahu Fadil menaruh perasaan yang lebih terhadap persahabatannya itu namun Kiara justru pura-pura tidak mengerti. Ia sudah terlanjur mencintai laki-laki lain, namun ia juga tidak ingin melepaskan Fadil.

Kiara berharap Fadil tetap ada untuknya, hingga suatu ketika keduanya harus berpisah di saat Kiara pindah ke luar kota untuk mengikuti laki-laki yang di cintai nya. Sempat ada cekcok sebelum keberangkatan Wanita itu, Hingga kedekatan keduanya pun renggang. Tidak lama setelah peristiwa tersebut terjadilah Kisah, Fadil, Ara dan Alfan di Caffe Setahun yang lalu itu.

Tidak ingin semakin tersiksa mendengar percakapan keduanya, Ara langsung membalikkan badan Hendak berlari namun ia justru menabrak seseorang.

"Kkka.. ka.. Alfan..??" ucapnya pelan seraya mundur kembali.

"Ra.. Kamu kenapa..??" Alfan refleks menyentuh kedua bahu Ara.

"Ah.. lepaskan!! tolong jangan sentuh Ara Ka.. Ara mohon.. hiks hiks..!!" Gadis itu seperti ketakutan, ia menutupi kedua telinganya dengan tangan. Alfan langsung melepaskan tangannya dan mengamati keadaan sekitar, Ia ternyata mendengar ada suara sayup-sayup orang berbicara dari arah pantry.

"Kamu cemburu dengan mereka berdua Ra.. ?? lihat bahkan seorang Fadil pun tidak lebih baik dari Kakak Ra.. Kakak udah bilang dari dulu kan..!!"

"Stop Ka.. berhenti berkata yang Ga ga tentang ka Fadil.. Mereka hanya temenan!?"

"Kamu tahu..!?? Mereka dari dulu sudah dekat, dari SMA Ra.. bahkan sampai kuliah mereka selalu bersama.. Fadil itu tergila-gila Ama Kiara, Ara pikir Fadil mudah melupakan cinta pertamanya?? Ga Ra.. bahkan kali ini keduanya dekat lagi.. Bila dibandingkan wanita itu, Ara ga ada apa-apanya..!!" Bukannya meredam emosi Ara, Alfan justru semakin menyulut api kemarahan pada gadis itu.

"Stop.. stop Ka.. Ara bilang berhenti.. jangan bicara lagi..!!"

"Kenapa..?? Ara masih ga mau denger kenyataan yang sebenarnya..??" Gadis itu masih dengan posisinya, ia terisak dengan penuh kesakitan.

"Sadar Ra.. buka Mata Ara, jika ada orang yang tulus mencintai Ara.. itu hanya Kakak Ra. Maaf.. jika dulu Kakak sudah berbuat nekat pada Ara, itu semata-mata Kakak hanya ingin Ara menerima cinta Kakak.. !!" Alfan semakin Menggoyang-goyangkan bahu Ara, berharap gadis itu bisa sadar dan mau melihat ketulusan cintanya.

Ara menggeleng-gelengkan kepala seraya mundur lagi ke belakang, ia justru teringat peristiwa dua Bulan yang lalu. Tangisnya semakin pecah hingga ketika tubuhnya sudah mencapai dinding, ia harus terduduk karena sudah tidak kuasa menahan berat tubuhnya. Sedang laki-laki itu masih selalu mengikutinya.

"Engga ka.. please jangan sentuh Ara..!!"

"Sadar Ra.. Ara Jangan kaya gini..!?" Alfan ikut terduduk, ia semakin merasa bersalah pada gadis itu Hingga refleks ingin memeluknya.

"STOP KA.. JANGAN SENTUH ARA..!!" sekuat tenaga Ara mendorong laki-laki itu.

Tiba-tiba Fadil keluar dari dalam Pantry karena mendengar teriakkan Ara.

"Alfan.. brengsek Lo..!!" Fadil langsung berlari menghajar wajah sahabatnya itu.

"Lo masih berani ganggu Ara..!!" ucapnya lagi, ia ingin memukul Alfan kembali namun langsung di cegah Kiara yang memeluknya.

"Stop Dil.. lepaskan Alfan.. tahan emosi mu, kalian kan berteman!!" Sekilas Fadil memejamkan matanya, ia kemudian mendorong tubuh Kiara pelan dan menghampiri Ara yang masih terduduk sembari menutupi kedua telinganya dengan mata terpejam. Kali ini trauma gadis itu mungkin kambuh lagi..

"Ra... Ara ga pa-pa..??" mendengar suara Fadil, gadis itu membuka matanya. Ia kembali shock ketika teringat kedekatan Fadil dengan cinta pertamanya itu, Ara pun langsung bangkit dan menepis tangan Fadil yang akan memeluknya.

"Sepertinya kita berdua harus renungkan kembali hubungan ini..!! Ara pamit ka..!!" gadis itu langsung berlari meninggalkan ketiganya.

"Maksud kamu apa Ra..??" Fadil langsung mengejar gadis itu.

Teman-teman yang masih berada di meja ikut bingung melihat Ara dan Fadil kejar-kejaran ketika keduanya melewati mereka. Terlebih lagi Alfan keluar dengan wajah babak belur di tuntun Kiara.

"Tunggu Ra, Tolong jelaskan.. kenapa Ara jadi bersikap begini..??" Fadil berhasil menarik tangan kekasihnya itu setelah keduanya sudah berada di luar, namun samar-samar masih bisa di saksikan teman-temannya yang berada didalam Caffe karena Caffe tersebut memang di kelilingi dengan kaca transparan meski tidak begitu jelas.

"Ara sudah tahu semuanya Kak, lebih baik untuk saat ini Kakak renungkan lagi.. pasti kan dengan benar yang dicintai Kakak itu Ara atau justru Ka Kiara.. !!" Fadil melotot, ia shock melihat Ara yang sepertinya sudah mendengar percakapannya dengan Kiara di pantry tadi.

"Kenapa ka Fadil diam..?? benar kan yang Ara katakan..??"

"Ga ada yang perlu di renungkan lagi Ra, kakak hanya mencintai Ara ..!!"

"Lalu kenapa kakak diam aja ketika ka Derry bertanya Ara cewe ka Fadil atau bukan..!!"

"Itu karena.."

"Itu karena kakak malu kan mengakui Ara di depan ka Kiara yang begitu sempurna, Ara jadi ragu.. Apakah di hati Kak Fadil memang mencintai Ara atau justru hanya iba dengan kehidupan Ara yang begitu menyedihkan?!"