Sudah 2 hari Abimanyu tak bertemu Liana, padahal uang tanah Liana baru di berikan separuh oleh Abi. Sengaja, dengan begitu dia punya alasan untuk bertemu lagi dengan Liana.
Tapi perkiraan yang salah, dia pikir wanita itu akan meminta untuk segera melunasi pembayaran nya tapi nyatanya Liana santai saja.
"Menurutmu gimana Sam?"
"Enak kok "
Pletakk
"Awsss sakit bos" Sam memegangi jidatnya yang di sentil oleh Abi.
"Bukan makanannya bego, tapi Liana."
Sam mengelus-ngelus dagunya yang tak berjenggot.
"Menjadi pebinor ya bos? Hmm not bad. Apalagi Bu Liana cantiknya warbyasah, body nya seksi dan suaranya itu mendayu-dayu."
~~~
Abi dan Sam memasuki outlet junk food yang berlogo kakek-kakek itu untuk bertemu dengan seseorang. Mereka memesan makanan sambil membahas beberapa hal tentang perusahaan tambang mereka di Balikpapan ini. Surganya minyak.
Pucuk dicinta ulam pun tiba
Abi terperangah dengan beberapa orang yang memasuki outlet tersebut. Wanita cantik mengenakan dress berwarna tosca bermotif bunga dengan flat shoes senada serta rambut panjangnya yang tergerai. Liana. Menggandeng tangan seorang pria yang menurut Abi lumayan tampan. Apakah itu suami Liana? Karena dengan mata telanjang dapat di lihat jika lelaki itu menggendong seorang bayi dengan gendongan carriernya.
"Bu Lianaa" Sam berteriak membuat Abi gelagapan saat tatapan mata indah wanita itu bertubrukan dengan tatapannya.
Wanita di sebrang sana tersenyum, berjalan mendekat tanpa melepaskan genggaman tangan pria di sampingnya.
"Wahhh ada Mas Abi dan Mas Sam ya, kebetulan banget ya."
Liana dan pria di sampingnya menaruh bokong mereka ke kursi yang telah di siapkan Sam.
"Ini suami Bu Liana?" Abi membuka suara.
"Iya, kenapa?!" Pria tampan di samping Liana menjawab dengan cepat membuat Liana menggeleng.
Seketika Abimanyu terdiam, bagaimana bisa dia merebut Liana jika suaminya saja tampan seperti itu. Ck.
"Abah, aku mau main prosotan" ucap dua anak perempuan di belakang pria itu.
"Yaudah ayuk, tapi habis itu pada makan ya. Nanti abah pesankan ayam tepung mau?"
"Mau mau yeayyyyy"
Seketika itu hening tak ada percakapan hingga ponsel wanita cantik itu berdering.
Love me like you do
Love love love me like you do
"Haloo bang"
"_______"
"Masih jalan sama Leon sih."
"________"
"Kenapa gak minta antar sama jalang itu aja"
"________"
"Bodo amat"
Wanita itu mematikan telefonnya sepihak. Tak menyadari bahwa dua pasang mata di depannya terkejut dengan ucapan Liana yang terkesan galak. Merasa di tatap seperti itu Liana hanya tersenyum getir nan tipis.
"Suamiku" kata Liana enteng.
"Jadi Bu Liana punya suami dua?"
Seketika mata Liana menatap Sam dengan tatapan habislah kau. Sementara Abimanyu merutuki dirinya memiliki sahabat se oon ini.
"Suamiku cuma satu yang barusan nelpon. Kalau lelaki yang tadi, dia itu Leon adikku. Kita beda cuma 2 tahun." jelas Liana membuat hati Abi lega.
"Oh iya bu sisanya bagaimana ya?" tanya Abi.
"Apa Mas Abi sudah buru-buru balik?"
Abi mengangguk menanggapi pertanyaan wanita itu. Sebenarnya hatinya berat, tapi mau bagaimana lagi jika perusahaan di Jawa sana sangat membutuhkannya.
"Terserah saja Mas Abi, saya pusing. Di transfer juga boleh kok. Permisi dulu ya." Liana beranjak dari duduknya kemudian menghampiri anak dan laki-laki yang mengaku suaminya itu.
Dari tempat duduknya Abi melihat Leon mengelus kepala sang kakak membuat si empunya sesenggukan dan memeluk Leon. Sungguh sesak melihat wanita itu menangis. Entah dia menangis kenapa. Mungkinkah tadi suaminya berkata kasar di telefon? Pertanyaan itu semakin menguatkan tekad Abimanyu untuk menjadikan Liana sebagai istri.