webnovel

I Found

Aku dan kamu yang terpisah oleh jarak Aku dan kamu yang terpisah oleh waktu Aku dan kamu yang terpisah oleh kepercayaan Tapi itu dulu. . . Dulu aku dengan susah payah mencari mu Dulu aku dengan susah payah mencari kabar mu Dulu aku dengan susah payah mencari dimana keberadaan mu But now, i'm find you ---- Lalu kalimat aku dan kamu pun sekarang berubah menjadi kata kita

Unichias · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
26 Chs

The One Of Million

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak.

.

.

.

.

.

.

     Yevan berjalan memasuki sebuah tenda berwarna broken white, Ia tidak sendirian karena ia menggandeng jemari Aisha dengan erat. Mungkin semua orang berpikiran mereka berdua adalah sepasang suami istri kala itu.

     "Yevan ...." Sebuah suara keluar dari bibir Marshall lirih.

     "Selamat ya, semoga menjadi keluarga yang samawa ... aku senang akhirnya sahabatku enggak single lagi," ucap Yevan setelah mengulurkan tangan.

     "Van ... otakmu kamu tinggal di mana?" tanya Marshall geram.

     "Selamat ya, Kak," ucap Aisha mencoba mengalihkan suasana.

     Namun, sepertinya ia terlalu mengambil resiko untuk mengucapkan kalimat bahagia itu. ia mendapat tamparan keras dari Airen hingga tersungkur ke bawah.

     Tentu saja seluruh tamu undangan melotot melihat hal itu, begitu juga dengan Eyang Airen yang kebetulan ada di acara tersebut.

     "Anak pelacur!" dengus Airen.

     "Airen, apa yang kamu lakukan?" tanya Yevan agak bingung dengan Airen yang mendadak berubah 180°.

     Rachel yang datang ke acara itu membantu Aisha berdiri, Radya dan Andre pun seperti sedang terkejut karena perubahan drastis Airen.

     "Kalian berdua ...." Airen melirik Aisha dan Rachel bersamaan dengan tatapan setajam silet.

     "Ren, sepertinya kamu tidak menginginkan kehadiran kami," ucap Andre.

     "Oh, tentu saja aku tidak ingin dua wanita murahan ini ke sini, kembali ke kehidupan yang sudah aku tata rapi sejak terakhir kali aku melihat mereka berdua merebut kebahagiaanku," jawab Airen melepas cape brukat yang menutupi lengannya.

     "Maksudmu apa Airen? aku memang pernah membencimu tapi, aku ke sini dengan maksud yang baik!" balas Rachel.

    "Maksud baik semacam apa?" tanya Airen dengan mata nyalang.

    "Sebenarnya ada apa ini?" tanya Yevan dengan kebingungan.

     "Lebih baik acara ini kita batalkan saja Mar, mendadak aku enggak mood melihat kedua anak pelacur ini di sini." Airen meninggalkan panggung.

     Yevan memanggil Airen beberapa kali, namun tetap saja Airen melangkah keluar dari tenda bernuansa broken white itu.

     "Lihat sendiri apa yang kalian buat," ucap Marshall agak parau.

     "Aku enggak bermaksud Kak, aku juga enggak tau kenapa Kak Airen sinis gitu," ucap Aisha pada Yevan.

     Yevan memegang lengan Marshall saat ia akan mengejar Airen. Namun, Marshall menepisnya cepat seolah menganggap Yevan sangat mengganggu di acaranya itu.

ꕥꕥꕥ

     "Kak maaf ya, aku enggak bermaksud," kata Aisha sepanjang perjalanan pulang.

     Yevan sendiri sedang menyetir dengan tangan kanan memijit pelipisnya, Yevan sangat mumet saat ini. Sejak acara itu ia memikirkan kata-kata Airen yang terkesan kasar untuk didengar.

     ada apa dengannya? kenapa menjadi berubah sekali ...  apa Marshall yang membuatnya berubah? kemungkinan tidak mungkin ....

     "Van, aku masih kepikiran sama perkataan Airen tadi ...," ucap Rachel.

     "Iya, kata-katanya pedas banget buat didengar!" timpal Andre.

     "Aku juga bingung kenapa dia bisa berubah begitu," jawab Yevan kemudian.

     Rachel menghela napas. "Perubahan bisa terjadi secepat kilat."

     "Ngomong-ngomong kok yang datang sedikit banget ya? tiba-tiba juga perempuan tua tadi berdiri pas Airen ngamuk," gumam Radya.

     "Ya, mungkin mere—"

     "Bohong!" tukas Andre. "Mikir aja sih, enggak mungkin acara mantenan tamunya sedikit ... terus mayoritasnya anak-anak tk."

     "Dan untuk apa mereka bohong?" tanya Radya kemudian.

     "Bisakah kita bicarakan ini nanti? aku sangat pusing kali ini!" ketus Yevan tiba-tiba.

ꕥꕥꕥ

     Menjelang sore hari Yevan jogging di sekitaran perumahannya. tanpa ditemani oleh siapapun Yevan berlari kencang.

hanya napas ngos-ngosan lah yang terdengar memburu.

     perubahan bisa terjadi secara tiba-tiba layaknya air yang dimasukkan ke dalam kulkas.

     Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Airen berubah secepat kilat. padahal mereka tak bertemu baru 3 bulan lamanya, Marshall pun seperti bukan dirinya lagi.

    "Van!"

     Yevan menoleh saat sebuah panggilan namanya terdengar, di salah satu kursi ada seorang laki-laki yang melambaikan tangan padanya. ia sendiri belum mengenal laki-laki tersebut.

     "Yevan aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap laki-laki tersebut.

     "Ngomong apa? dan maaf sebelumnya apa kita pernah kenal?" tanya Yevan.

     "Belum, sama sekali kita belum pernah bertatap muka."

     "Lalu, apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Yevan lagi.

     Laki-laki tersebut duduk di salah satu kursi dan mulai menceritakan sesuatu. Yevan nampaknya terkejut dengan apa yang diceritakan oleh laki-laki itu.

      Malam harinya Yevan kembali melihat berkas-berkas yang diambilnya dari rumah Pak Ibnu, ia memperhatikan dengan seksama foto yang diberikan Aisha beberapa hari yang lalu.

     "Biasa aja kali ngeliatnya," tegur Andre yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

     "Kamu ngapain?" tanya Yevan balik.

     "Aku mau ngobrol aja, tentang penyebab kecelakaan Yudhit kemarin." Andre  duduk di samping kiri Yevan dan mengangkat kedua kakinya.

     "Kamu tau?" tanya Yevan.

     "Tau," jawab Andre.

     "Aku juga mau cerita,  tadi sore ada cowok yang datang nemuin aku di taman dia cerita sama aku kalau dia itu orang yang ngantar ayam berformalin ke stand Aisha."

     "Nah, terus enggak kamu tangkap sekalian," ketus Andre.

     "Enggak ... bukannya enggak Mau nangkap,  tapi dia bilang dia cuma disuruh sama orang yang sudah ngebantu dia," jawab Yevan.

     "Heran ... ya, logikanya kalau dia itu pelaku tangkap dulu baru nanti dalangnya ketahuan," gerutu Andre.

     "Gelang ini pernah aku lihat di mana ya?" tanya Yevan saat melihat foto tersebut.

     Karena penasaran Andre pun ikut melihat foto tersebut dan ikut bergumam kecil mengingat gelang yang dipakai oleh perempuan muda di foto itu.

Tbc.

.

.

.

.

jangan lupa vote comment