webnovel

I Found

Aku dan kamu yang terpisah oleh jarak Aku dan kamu yang terpisah oleh waktu Aku dan kamu yang terpisah oleh kepercayaan Tapi itu dulu. . . Dulu aku dengan susah payah mencari mu Dulu aku dengan susah payah mencari kabar mu Dulu aku dengan susah payah mencari dimana keberadaan mu But now, i'm find you ---- Lalu kalimat aku dan kamu pun sekarang berubah menjadi kata kita

Unichias · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
26 Chs

Les Cinta

HAPPY READING

▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍☁⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭

"Yevan ... Kok nilai kamu turun sih,Nak?"Gemas Esther saat melihat beberapa nilai Yevan yang turun.

Yevan menghela napas panjang dan segera menjatuh kan diri nya di atas Sofa ruang tamu.Sementara Ronald yang baru masuk rumah menepuk pundak Esther agar tidak terlalu membawa hal itu secara serius.

"Tapi Pa ... coba lihat ini turun nya banyak banget, Enggak biasa nya lho begini."Kata Esther menunjuk kan Rapot Yevan.

"Gantian Ma ,Kasian yang lain nanti kalo Yevan terus yang nilai nya naik."Balas Yevan dengan senyum Khas.

"Yevan ....."

"Sudah Ma , mungkin memang tahun ini Yevan lelah ... tugas Dia juga enggak cuma kuliah, Tapi belaj—"

" Mungkin kali ini kamu harus les,Nak. Mama akan cari guru les dadakan buat kamu,"Ujar Esther meletak kan Rapot tersebut di atas meja ruang tamu.

Lantas Ia mengambil sebuah Selembaran yang di temukan nya kemarin Sore di sela-sela pagar rumah.

"Ini baca dulu ...."Kata Esther pada Yevan.

"Astaga Ma, Masa kayak anak kecil gini."Gerutu Yevan menggaruk pelan tengkuk nya.

"Daripada kamu dapat nilai rendah, Mama takut kamu tuh enggak bisa ambil S2 di Italia."Kata Esther.

"Enggak ah Ma, Kejauhan ... Mau di sini aja sama Papa sama Mama."Tukas Yevan.

"Yevan ."Gemas Esther.

"Pa Ma , Gini deh ... Aku ini anak satu-satu nya mana mungkin aku ninggalin kalian sendirian di Indonesia?? lebih baik aku ambil S2 di sini aja."Kata Yevan.

"Tap—"

"Sudah-sudah memang lebih baik Yevan mengambil S2 di Indonesia aja ... Mama juga enggak bisa jauh dari Yevan,Kan?"Ronald menengahi perseteruan itu.

"Tapi kamu harus tetap Les."Gerutu Esther.

Yevan menghela napas pasrah,sementara Esther sibuk menyiapkan beberapa  makanan untuk malam nanti

Ronald pun mulai masuk ke ruang kerja nya dan melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda.

Yevan membolak-balik kan selembaran di tangan nya dan segera mengeluarkan ponsel nya.

🍓🍓🍓

Tingtong!!

Esther segera melepas apron nya saat mendengar bel berbunyi,Esther menyambut seorang gadis dengan pakaian formal dan rambut sebahu.

"Maaf cari siapa ya??"Tanya Esther agak bingung.

"Saya cari Yevan tante ...."Jawab Gadis itu agak canggung.

Di belakang Esther, Yevan berdiri dengan seulas senyum khas yang bisa membuat setiap orang tertegun.

"Guru les yang begini Ma,"Ujar Yevan dengan nada di buat-buat.

Tanpa pikir panjang Yevan mendapat cubitan mentah dari Esther,Lantas Esther menilik Gadis di hadapan nya dari atas hingga bawah.

"Kamu yang nyebarin selembaran itu?"Tanya Esther.

"Iya tante,"Ucap Gadis itu.

"Kalau gitu ayo masuk, Tante mau ngobrol-ngobrol dulu sama kamu ... nama kamu siapa?"Kata Esther dengan ramah.

"Nama saya Airen Tante,"Ujar Gadis itu

"Yevan buatin minum ya Ma,"Ucap Yevan.

"Ya sudah buat sana, jangan kemanisan jangan kepahitan."Pesan Esther.

🍓🍓🍓

"Jadi kamu tinggal cari referensi di Google terus kamu rangkum, nanti kamu tempel di sini ... yang penting aj— Yevan! kamu nyimak atau enggak?"Airen menyikut biseb Yevan spontan karena yang di beri materi hanya melamun.

"Aku enggak fokus,"Ucap Yevan.

"Kamu ini ... udah minum kopi 3 gelas masih aja enggak fokus!"Dengus Airen.

"Ya ... masalah nya, Aku enggak fokus kalau di kasih materi sama cewek yang manis."Kata Yevan dengan sedikit wink

"Ya sudah mulai bes—"

"Yevan ... kamu yang bener dong kalau di kasih materi, jarang lho ada guru les yang ngajarin mahasiswa semester 6 seperti kamu."Tegur Esther saat meletak kan beberapa toples camilan di hadapan Yevan dan Airen.

Yevan tertawa kecil dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal

"Iya deh Ma, Yevan janji bakal serius."Jawab Yevan.

"Airen kamu jangan nyerah ngajarin Yevan ya,"Ucap Esther menepuk bahu Airen.

"Iya Tante, Kalau Yevan nya serius juga aku enggak nyerah."Jawab Airen.

"Tunggu ... maksud nya serius bagaimana??"Tanya Yevan.

"Yevan, seperti nya kamu benar-benar mewarisi sifat Papa kamu."Gerutu Esther.

Yevan tersenyum lebar.

▭⎼▭⎼▭⬚۪۪❁۫۫᭢₍☁⁾۪۪❁۫۫᭢⬚▭⎼▭⎼▭

Tak terasa Yevan dan Airen semakin dekat dan dekat, Entah karena Airen adalah guru les Yevan atau apa yang jelas mereka dekat seperti lebih dari teman biasa.

"Jadi nanti pulang nya sama Aku aja ya."Kata Yevan saat memarkir kan sepeda nya.

"Memang nya Kamu mau les lagi hari ini?"Tanya Airen bingung.

Karena memang hari ini tidak ada materi untuk Yevan, Ia hanya memberi materi pada hari Rabu Kamis dan minggu.

"Bukan, Aku mau ngajak kamu ke Cafe favorit keluarga Aku."Jawab Yevan.

"buat apa??"Tanya Airen.

"Makan siang, udah yuk masuk ke kelas masing-masing."Kata Yevan menggenggam tangan Airen secara tiba-tiba.

"Eh maaf Aku enggak bermaksud,"Ujar Yevan kemudian setelah menyadari Airen mematung di belakang nya.

"enggak apa-apa kok,"Ucap Airen.

"Ya sudah, ayo kita ke kelas."

Yevan dan Airen berjalan beriringan menuju lobi utama, Banyak orang yang membicarakan mereka berdua.

termasuk Rachel yang sudah sejak lama menaruh hati pada Yevan, Ia merasa bahwa Yevan telah di rebut oleh Airen secara tiba-tiba.

"Yev ...."Panggil Rachel saat mereka bertiga bertemu muka.

"Ya?"

"Enggak apa-apa kok,"Ucap Rachel.

"Bener?? Muka mu pucat,"Ujar Yevan kemudian.

"Enggak kok, Aku cuma nyapa doang."Jawab Rachel dengan seulas senyum.

"Hmm ... ya sudah, Ayo Ren."

"Oh jadi ... cerita nya kamu ngerasa Rachel salah paham??"Tanya Marshall pada Yevan.

"Iya, Aku ngerasa kalau Dia nganggap Aku lebih dari teman."Kata Yevan.

"Kamu sih baik sama setiap cewek,"Ungkap Marshall kesal.

"Kan Aku cuma ngikutin pesan mama ku,"Gumam Yevan.

"Ya tapi pilih-pilih juga, Kasih batasan, kasian nanti si Airen kalau merasa jadi perebut."Kata Marshall.

"Ya, tap—"

"sudah-sudah ayo pergi ke kantin."Kata Marshall.

"Nanti lah,"Ucap Yevan agak acuh.

Marshall mengedik dan segera berlalu keluar kelas, Sementara Yevan masih duduk di kursi nya dengan sebuah buku di hadapan nya.

"Airen ... kenapa aku nyaman banget sama kamu?"Monolog Yevan lirih.

Entah mendapat ide dari mana Yevan mengeluarkan pulpen nya dan menulis kan sesuatu di atas buku nya.

Sebuah untaian kalimat manis yang membuat hati pembaca tak karuan.