webnovel

I Found

Aku dan kamu yang terpisah oleh jarak Aku dan kamu yang terpisah oleh waktu Aku dan kamu yang terpisah oleh kepercayaan Tapi itu dulu. . . Dulu aku dengan susah payah mencari mu Dulu aku dengan susah payah mencari kabar mu Dulu aku dengan susah payah mencari dimana keberadaan mu But now, i'm find you ---- Lalu kalimat aku dan kamu pun sekarang berubah menjadi kata kita

Unichias · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
26 Chs

Gadis Manis

Yevan Pov's

Aku berlari kecil saat gerimis mulai turun, aku menggunakan jas ku sebagai payung dadakan karena memang hujan datang tak menentu dan tanpa pertanda.

Dugh!

"Aduh! maaf, aku enggak sengaja." Seorang gadis kecil berjongkok memunguti beberapa buku yang berserak di tanah dan di guyur rintik hujan.

Aku pun ikut membantunya memunguti buku - buku tersebut, karena aku merasa bahwa ini juga kesalahanku.

"Maaf ya, Kak."

"Enggak apa - apa kok, aku juga salah," jawabku.

"Tapi, ini murni kesalahanku."

"ini salahku," ucapnya lagi.

Aku menatap lekat - lekat gadis itu, agak mirip dengan Rachel namun. aku tak ingin berbicara banyak karena hujan semakin deras.

" Ayo kita berteduh di teras supermarket," ajakku tanpa aba - aba memayungkan jas di atas tubuhnya yang lebih pendek dari ku.

"Tapi ...."

"Sudah ayo, tidak ada waktu untuk berpikir kita akan basah kalau tetap berdiri di sini," celetukku.

Ia diam, dan kami pun melangkah beriringan menuju emperan supermarket yang sepi. walaupun supermarket itu termasuk supermarket besar.

"Terima kasih, Kak," kata gadis itu begitu sampai di emperan.

"Terima kasih kembali," jawabku.

Setelah seperkian detik tercipta kesunyian di antara kami, Aku menoleh menatapnya yang sibuk membaca buku di hadapanku.

hal ini kembali membuatku merasa rindu sosok Airen.

"Nama kamu siapa?" tanyaku.

Ia membalas pertanyaanku, " Aisha, kalau Kakak?"

"Panggil aja Yevan," jawabku kemudian.

"Nama yang keren, Kak. ngomong - ngomong kakak udah kuliah? atau udah kerja?" tanya gadis yang memperkenalkan diri sebagai Aisha itu dengan gaya bicara yang lucu.

gadis se-umuran dia harusnya sudah mulai terlihat sisi dewasa nya. namun, aku tidak melihatnya. Ia adalah gadis apa adanya.

"Kak," ulangnya.

"Aku ... kuliah tapi, aku harus bekerja juga," jawabku singkat.

"Hebat!"

Aku menyeringai tipis. "Kenapa kamu ... masih memakai baju sekolah ini sudah selesai jam belajar. Apa kamu nunggu jemputan?"

"Enggak kok, Kak. aku cuma nyari angin aja." jawabnya cepat.

"Nyari angin?? berarti nyari penyakit dong. "

Ia terkekeh lalu membalas perkataanku, " Kakak sendiri kenapa, sore - sore main hujan?"

"Sama sepertimu,"

Aku menggeleng pelan menanggapi pertanyaan gadis ini, Ia lebih banyak topik pembicaraan dibandingkan Rachel ataupun Airen.

Beberapa detik kemudian ponselku berbunyi tanda sebuah panggilan masuk, dengan cepat aku berdiri dan mengangkat telpon tersebut.

" ...."

"Ah Iya! halo Joselin, ada apa?"

"...."

"Perusahaan ... tambang apa?? aku baru mendengarnya hari ini,"

"...."

"Lebih baik kita bicarakan nanti saat meeting, oh ya! jangan lupa kirim ulang undangan yang semalam aku bagikan."

"...."

"Bagus, sampai jumpa nanti di kantor."

Setelah sambungan telpon terputus, aku kembali duduk di hadapan Aisha yang melanjutkan bacaannya.

"Suka baca buku?" tanyaku kemudian.

Ia mendongak. " Iya, suka banget, Kak."

"Kenapa??"

"Karena buku adalah jendela dunia," jawabnya di iringi oleh seulas senyum tipis.

"Hujannya semakin deras, kamu masih ingin di sini? atau pulang?" tanyaku.

"Aku mau pulang tapi, aku enggak membawa payung," ucap Aisha.

Aku mengangguk. " kalau kamu mau aku bisa antar kamu. "

dengan cepat Aisha membalas tawaranku dengan sebuah gelengan kepala.

agak cringe jika aku memaksa gadis ini ikut bersamaku.

Aku hanya ingin berbuat baik kepada setiap wanita yang ku jumpai demi almarhum mama namun, walaupun begitu aku baru saja berkenalan dengan Aisha.

apa Ia tidak akan mengira aku pedofil?

"Kok diam aja di sini, katanya mau pulang?" Aisha menatapku dengan mata memincing.

"Kamu juga ngapain diam di sini?" tanyaku balik.

"Masih hujan, Kak."

"Aku antar atau aku pesanin grab?" tanyaku.

Lagi dan lagi Ia menggelengkan kepala, lantas jemari mungilnya mulai merapikan buku yang di letakkan di hadapannya. di masukkan ke dalam tas punggung yang di bawanya.

"Aku pulang sendiri aja, kak. lagipula aku masih mampir - mampir," ucapnya kemudian berdiri dan pamit kepadaku.

Aku melihatnya menerobos hujan yang masih deras dengan sedikit berlari. Ia akan sakit jika di biarkan menerobos hujan sampai halte.

tanpa pikir panjang lagi, aku masuk ke dalam supermarket itu dan membeli dua buah payung besar.

Setelah itu aku keluar mengejarnya.

Aku benaran berharap Dia belum sampai halte.

clack! clack!

suara genangan air yang di timpa sepatuku sangat memekakkan telinga, membuyarkan fokusku pada jalanan di hadapanku.

samar - samar aku menangkap sosok Aisha yang berteduh di bawah pohon angsana. kedua tangannya terlipat di depan dada.

"Aisha!" panggilku seraya melambaikan tangan.

Ia tak menunjukkan respon, ku pikir itu karena derasnya air hujan yang mengaburkan suaraku.

aku menghampirinya cepat.

"Kamu cepat banget jalannya," ucapku sembari menyodorkan  sebuah payung.

Aisha diam namun, dari sorot matanya aku mengerti Ia bertanya kenapa aku memberikannya payung ini.

"Kata mu ... kamu mau pulang, kan? pakai payung ini biar enggak kehujanan, kamu udah pucat tuh," kataku.

"Tapi, ini ngerepotin, kak," Ia mendorong payung itu, tak mau menerima.

"Hei, kamu benaran enggak mau ambil payung ini?? kalau besok kamu sakit gimana?? kamu sakit terus enggak bisa masuk sekolah, giliran kamu enggak masuk sekolah tugas - tugas kamu numpuk terus kamu—"

"Kakak cerewet juga ya," potongnya.

"Apa??"

"Eumm ... kakak cerewet," ulangnya.

"Ya sudah, pakai payung ini." Mau tidak mau aku mengambil jemarinya dan meletakkan payung tersebut.

tanpa banyak basa - basi aku segera pergi ke parkiran mobil. aku akan pulang sekarang. ke rumah yang sangat sepi.

"Kak!"

Aku menoleh.

"Terima kasih payungnya," ucap gadis itu dengan seulas senyum.

TBC dear💚💚

terima kasih yang udah vote 💚💚💚

saranghae, neomu gomapta