webnovel

I Found

Aku dan kamu yang terpisah oleh jarak Aku dan kamu yang terpisah oleh waktu Aku dan kamu yang terpisah oleh kepercayaan Tapi itu dulu. . . Dulu aku dengan susah payah mencari mu Dulu aku dengan susah payah mencari kabar mu Dulu aku dengan susah payah mencari dimana keberadaan mu But now, i'm find you ---- Lalu kalimat aku dan kamu pun sekarang berubah menjadi kata kita

Unichias · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
26 Chs

Flawless Feel

(jangan lupa vote sebelum membaca)

"Lihatlah, Pak. ini benar - benar batu permata yang langka. coba anda perhatikan lagi," kata petinggi sebuah perusahaan tambang itu dengan nada begitu memaksa.

Aku menghela napas memperhatikan seongok batu permata berwarna biru tua tersebut, agak aneh jika di lihat dengan bentuk seadanya. Batu tersebut bernama Bluemoon saphire.

jarang di temukan di Indonesia, namun aku benar - benar tidak tertarik menerima tawaran pria dengan kacamata botol ini.

"Pak, jikalau anda menerima tawaran kerja sama kami saya pastikan perusahaan yang anda pimpin akan mendapat keuntungan lebih dari 50%," katanya lagi.

Joselin pun angkat bicara, " Maaf sebelumnya, Tuan Archanat. tapi, dari masa kepemimpinan almarhum pak Ronald kami tidak berkerja sama dengan perusahaan tambang berlian."

"Apa salahnya di coba? saya dengar perusahaan anda hampir bangkrut sepeninggal almarhum Ronald," sahut pria dengan nama lengkap Archanat sanoh itu.

Aku semakin kesal memdengar ucapannya barusan, walaupun memang benar aku tak paham mengenai jalannya perusahaan ini. tetap saja, Ia seperti menyindirku secara halus.

"Ku rasa ... ada waktu untuk berpikir sejenak, Pak," gumamku.

"Kenapa harus berpikir?? sudah jelas harga yang kami tawarkan, Pak Yevan bisa menghitung sendiri."

ada yang salah dengan orang ini!!

Bathinku semakin memanas karena ulah pria ini. namun, aku tetap menjaga etika ku di hadapan para relasi bisnis almarhum ayah yang kembali bergabung.

Ini adalah pengalaman pertamaku untuk meeting langsung di lapangan kerja. sangat canggung namun, ini adalah kewajiban yang sekarang ada di punggungku.

"Pak, kenapa anda begitu memaksa? bukankah batuan safir di dunia ini sudah cukup banyak? dalam artian lain batu ter—"

"Stop it Mr. Gunlhop! i know which the best for my company," sergah Tuan Archanat sarkas.

Ruangan itu kembali menjadi tegang karena hal itu, aku merasa bahwa Tuan Archanat sangat suka bermain manipulasi bisnis kepada pihak yang sedang jatuh.

"Maaf, saya tegaskan perusahaan kami tidak menerimanya. bukan karena saya sombong perusahaan ini meenjadi perusahaan tambang terbaik. namun, karena almarhum ayah saya tidak pernah melakukannya saya juga tidak akan melakukannya saya memang belum fasih dalam dunia bisnis tambang namun, saya yakin kami bisa melewatinya. semua hal perlu proses dan kami sedang dalam proses itu," kata ku tegas.

Tuan Archanat bergeming, " Tapi, bukankah lebih baik jika kita mencoba dulu, Pak?"

"Maaf beribu maaf, saya tidak bisa melakukannya. Batuan ini bagus tapi, saya tidak bisa." Aku segera mengembalikan berkas yang ada di hadapanku kepada Tuan Archanat yang berwajah masam.

Pasti sangat berat rasanya di tolak seperti itu, sebagian besar orang pasti akan menerima tawaran bagus seperti itu. namun, tidak denganku.

Aku pun meminta Joselin untuk menutup acara meeting tersebut dengan makan siang di sebuah lounge.

"Tuan Yevan, apa anda butuh bantuan untuk proyek di desa hurug?" tanya salah seorang pria dengan blazer berwarna pasir.

"Pak, yakinlah saya bisa mengatur semuanya. seperti ayah saya," jawabku.

samar - samar aku mendengar Tuan Archanat sedang menggerutu karena jawabanku barusan. aku tersenyum kecut melihat tindakannya yang tidak berattitude .

"Pak, pesanan yang anda minta sudah di accept, apa kita segera berangkat?" Joselin menghampiriku.

°•✮•°°•✮•°°•✮•°

"Pak Yevan, anda benar - benar royal seperti ayah anda," ujar Tuan Gunhlop sesaat sebelum menyantap seporsi steak di hadapannya.

"Ini bukan apa - apa, Pak," jawabku singkat.

beberapa menit kemudian pelayan datang membawa sebuah  food trolly , pelayan tersebut menyodorkan berbagai macam makanan western dan south western. Aku meneguk ludah kasar saat hidangan berbahan dasar daging kambing itu mengeluarkan aroma yang sangat menggoda.

"Pak, ini adalah makanan yang paling enak. Anda benar - benar pembisnis yang berkompeten, almarhum ayah anda pasti sangat bangga mempunyai penerus seperti anda," kata Tuan Hendry Lau sebelum benar - benar mengunyah makanannya.

Aku hanya bisa tersenyum mendengar respon para relasi bisnis ayah, Walaupun terkesan mendadak aku bisa mengenal kerasnya dunia bisnis. tak heran jika ayah sering berpikir keras.

"Saya punya recommended dessert, aku lihat di buku menu ada korean dessert."

Aku menoleh menatap Joselin."korean dessert? apakah sajian itu tidak memakai banyak bahan pemanis?"

"ah! Pak,  di sini ada beberapa dessert tanpa gula."

Aku mengangguk pelan seraya menyantap makananku, Jam menunjukkan pukul 1 siang dan kami baru mencapai sesi main course.

"Jadi, bagaimana Tuan - Tuan?" tanya Joselin dengan sedikit senyum.

"Aku akan mengikuti Tuan rumah, Nona Joselin," jawab Tuan Hendry Lau.

Joselin melirikku, dan ku balas dengan sekali anggukan. setelah itu Ia memanggil pelayan untuk memesan hidangan penutup.

cukup lama untuk menunggu hidangan penutup tersebut, kemungkinan akan sampai pada pukul 13.44 wib. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling lounge tersebut.

Suasananya begitu tenang dan bersih, bahkan jika di lihat dengan mata kosong lounge ini bagaikan istana untuk para pembisnis. sementara itu di tengah ruangan ada sebuah panggung berlantai keramik dan tiang panjang menjulang.

chukk!

Aku terlonjak kaget saat sebuah kecupan mendarat di pipiku secara tiba - tiba, Aku mendelik kesal kepada gadis yang kini merangkulkan kedua lengannya di leherku.

Semua mata otomatis mengarah kepadaku, sangat menjengkelkan di saat seperti ini masih saja ada wanita yang menggangguku .

"Yevan, apa kamu sedang bekerja? aku sangat merindukanmu," ucap gadis itu nyaris berbisik.

"Rachel, lepaskan ... hel, dengar aku. aku sedang bekerja jadi tolong jangan ganggu aku sekarang," kataku.

"Tapi, aku sedang merindukanmu. kamu tidak datang ke kampus selama 4 hari, aku khawatir!" celetuknya dengan bibir manyun.

Aku menghela napas, " Tolong cermati perkataanku barusan, Rachel."

"Huh! kalau begitu aku akan menunggumu di sini," ujarnya.

"Tid—, A- Airen? Ren!!"

Aku rasa jantungku benar - benar akan rusak dalam waktu dekat. pasalnya Airen mendapatiku bersama Rachel dan Joselin. apalagi dengan perlakuan Rachel barusan.

Aku berdiri dan izin undur diri sebentar untuk mengejar Airen keluar. Walaupun langkah kakiku sudah cukup lebar namun, tetap saja aku tak mampu mengejar langkah kaki Airen yang nampak kecewa.