WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa harapa kebijaksanaan pembaca.
Pagi ini Dariel terbangun ditempat tidur Ara karena semalam mereka memilih menginap setelah acara sunatan Kris selesai. Ara yang sudah bangun tampak duduk bersandar ditepi ranjang sambil menonton tv. Maklum ini hari libur jadi mereka bisa bersantai-santai ria. Dariel yang mengetahui Ara masih disampingnya langsung menarik diri mendekati Ara memeluk pinggangnya dengan kedua tangan.
"Aku berisik?" Ara dengan halus membelai rambut Dariel.
"Engga.." Dariel menjawab masih dengan mata terpejam.
"Kamu ga dingin?" Ara kini turun mengusap lengan berotot Dariel.
"Engga sayang..."
"Mau sarapan apa?"
"Apa aja boleh."
"Semalem aku ga bisa tidur, denger Kris nangis."
"Namanya juga pertama disunat, mungkin ada perih-perihnya. Harusnya kamu bangunin aku jadi aku temenin."
"Kamu cape keliatannya habis bantuin Daddy."
"Padahal ga papa, besok-besok kalo ga bisa tidur bangunin aku aja."
"Ga mau ah nanti disuruh olahraga malam tanpa alat." Ara membuat Dariel senyum-senyum kecil mengetahui arti dari kalimat Ara tadi.
"Ya gapapa kali aja malaikat lewat terus langsung jadiin anak."
"Doa aja yang mujarab katanya doa malam dimana saat semua orang sibuk tertidur kita sibuk ibadah."
"Ya ibadah yang dimaksud tuh sholat, tahajud misal atau apa.."
"Aku kan suka sholat dulu udah gitu ibadah yang lain jadi double tuh ibadahnya.Ehm...Sayang...aku pingin anak perempuan."
"Kok milih sih?ya segimana jadinya aja."
"Aku ga milih-milih tapi ya kalo bisa anak perempuan."
"Gen keluarga aku banyaknya anak cowok."
"Nanti aku cari cara bikin anak cewek gimana.."
"Ish....segitunya.." Ara mencubit tangan Dariel.
"Aku kadang iri sama Daddy sama mommy. Aku pingin kaya mereka. Kalo udah tua pingin mesra terus."
"Kalo itu dasar Daddy nya aja bucin."
"Aku belum pernah denger Daddy kamu bilang nama ke mommy, kalo ngobrol aku seringnya denger dia bilang sayang."
"Kata siapa?Daddy kalo lagi kesel sama mommy kadang suka bilang Sica, ka..."
"Mungkin karena mereka jarang berantem makannya aku ga pernah denger."
"Bukan jarang, mereka kalo berantem paling ngehindarin depan anak-anaknya, ya...meskipun kita juga tahulah dari tingkah laku mereka ada yang beda biasanya mesra ini malah diem-dieman.."
"Kita juga harus kaya gitu dong, kalo punya anak jangan berantem depan dia.."
"Tergantung bapaknya ngajak ribut ga?"
"Aku ga pernah ngajak ribut, kamu suka tiba-tiba ngomel ga jelas."
"Aku ngomel berarti aku perhatian sama kamu.."
"Ngomelnya yang lembut kek.."
"Riel kok badan kamu merah-merah?" Ara melihat beberapa warna merah dipunggung suaminya.
"Iya kemarin sempet gatal-gatal gara-gara diem di deket pohon taman belakang kena banyak semut."
"Coba duduk dulu.." Ara membuat Dariel terbangun. Dia neregangkan kaki tangannya terlebih dahulu sebelum akhirnya benar-benar duduk.
"Tuh...jadi merah-merah gini yang..." Ara menyentuh bagian merah yang ada di dada suaminya.
"Namanya juga kegigit semut.."
"Masih gatel?"
"Aku pakein bedak deh nanti yang Kris."
"Kaya bayi aja.."
"Emang, ini kan bayi gede yang masih suka nyusu."
"Kalo gitu mau dong.."
"Ih serasa diingetin..."
"Ayo sayang, aku belum pernah bercinta di tempat tidur kamu nih."
"Nanti aja lain kali ya ga enak sama mommy sama Daddy takut udah nunggu dibawah."
"Jam berapa sih ini?"
"Udah jam 7."
"1 jam aja.."
"Sayang...udah gitukan harus langsung mandi, butuh waktu sejam lagi buat mandi."
"Ya udah morning kiss.."
"Ih..kok gitu?"
"Morning kissnya kan belum sayang."
"Gosok gigi dulu sana sama cuci muka baru aku kasih kiss."
"Banyak syaratnya." Gerutu Dariel namun ia tetap menuruti perintah Ara. Dariel kini berjalan santai menuju kamar mandi dengan celana pendek hitam miliknya. Dia membasuh wajahnya dengan sabun khusus lalu menggosok giginya bersih.
"Nih bajunya.." Ara memberikan kaos berwarna putih saat melihat Dariel keluar dari kamar mandi. Dariel tidak meraih bajunya melainkan menarik lengan Ara untuk lebih dekat dengannya."
"Cium dulu..."
"Ampun ya..." Ara dengan senyum-senyum dan tak butuh lama Ara pun menuruti keinginan suaminya. Dia mencium Dariel dengan perlahan membuat Dariel makin merapatkan badan Ara kedalam pelukannya seakan tautannya tak boleh terlepas. Merasa ada yang berbeda dengan ciumannya Ara segera mendorong badan Dariel.
"Kenapa?"
"Kalo dilanjutin kamu makin pingin, nanti dibawah ada yang ikut bangun juga."
"Kalo udah bangun kamu harus tanggung jawab."
"Udah-udah pake baju, kita turun kebawah." Ara segera meraih baju Dariel lagi dan memakaikannya.
"Kenapa ga mandi sekalian sih?"
"Nanti aja kalo udah sarapan..." Dariel membenarkan bajunya kemudian berjalan bersama Ara menuju tempat makan. Mata mereka kini mendapati Jesica dan Kay sedang berpelukan.
"Kenapa Kay?" Ara mengambil sepotong roti lalu memperhatikan wajah adiknya sementara Dariel ikut duduk disana.
"Engga, ga papa.."
"Pagi-pagi udah peluk mommy aja.."
"Emang kakak mau aku peluk?"
"Ogah."
"Mommy masak lagi ya..." Jesica melepaskan pelukannya lalu kembali bergelut dengan bahan yang sudah dia siapkan untuk dimasak.
"Mom sini aku bantuin." Ara segera menghabiskan rotinya lalu membantu sang ibu.
"Bikinin Dariel teh dulu atau apa gitu kak.."
"Kamu mau minum apa?"
"Teh aja tapi jangan pake gula." Jawab Dariel singkat lalu mengambil sepotong roti untuk mengganjal rasa lapar diperutnya.
"Kak badannya masih gatel?"
"Udah engga Kay, kamu kena ga kemarin?"
"Kena tapi untung ga sebanyak kakak.."
"Nih, teh nya..."
"Makasih sayang..." Dariel dengan mesra. Dari sudut lain terlihat Kenan turun dengan menggendong Kris di tangannya. Mata Kris masih terlihat lelah namun sepertinya anaknya itu tak bisa tidur.
"Kris mau roti?" Dariel langsung mencubit sedikit roti untuk Kris dan menyodorkannya ke mulut mungil Kris.
"Lagi ga nafsu dia Riel, pinginnya mimi terus.."
"Perih kali dad.."
"Iya, kalo udah pipis sih kadang suka masih nangis."
"Kasian Ade abang, lagian Daddy kenapa sih harus di sunat pas masih kecil?kan kasian."
"Kamu juga sama Jay, Daddy sunat umur 2 tahun ga papa."
"Kris kan belum."
"Ya ga papa, supaya sehat."
"Sini biar Dariel gendong Dad.."
"Gendongnya harus ke depan gini Riel takut kena itunya.."
"Oke..." Dariel dengan sigap menirukan cara Kenan menggendong Kris.
"Dariel udah siap nih kak jadi bapak.."
"Setiap hari juga dia siap Dad.." Ara sudah tak aneh dengan sikap Dariel.
"Mommy..." Jay datang dengan bertelanjang dada seolah menunjukkan badannya yang juga memerah.
"Ngapain sih kamu?pake baju sana."
"Liat badan aku mommy.."
"Sama kaya kakak Jay..."
"Lagian suruh siapa kalian duduk-duduk deket sana.."
"Ambil bedak sana dikamar daddy, biar Daddy pakein nanti udah sarapan Daddy beliin bedak gatelnya." Kenan membuat Jay berlari dengan cepat ke kamar orang tuanya.
"Nih makanannya udah siap, duduk terus kita sarapan bareng." Jesica sambil membawakan panci yang berisikan sup daging yang diinginkan Kenan.
***To be continue.