webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · วัยรุ่น
Not enough ratings
521 Chs

Pesan Kenan

"Belum tidur bang?" Kenan melihat Jay masih menggeliat diranjangnya sendiri sementara istrinya dan Kris sudah tertidur pulas. Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah 2 malam.

"Aku ga bisa tidur Dad..."

"Kenapa?ayo tidur tutup matanya."

"Aku ga tahu aku ga bisa tidur kenapa, dua-duanya ada dikepala aku."

"Siapa yang ada dikepala abang?"

"Aku lagi mikirin Tiara tapi orang itu datang terus ganggu aku.."

"Orang yang abang maksud udah ga ada." Kenan segera menimpal omongan Jay. Sudah beberapa hari ini Jay mengalami kesulitan tidur dan itu berpengaruh pada Kenan yang harus menemani Jay yang terjaga, takut-takut anaknya itu akan berbuat sesuatu yang tak diinginkan Kenan.

"Coba duduk." Kenan kembali bangkit dan duduk berhadapan dengan anaknya.

"Liat tangan Daddy."

"Ga mau!!"

"Sstt....jangan keras-keras."

"Daddy maksa."

"Coba liat dulu.." Kenan menarik tangan Jay yang menutup matanya. Perlahan Jay membuka matanya.

"Ini liat, Daddy masih punya 5 jari yang ngebedain jari kelingking Daddy sekarang lebih kecil. Bukan ga ada bang tapi lebih kecil. Ya...setara sama jari-jari Kris."

"Itu pasti sakit." Jay masih tak berani melihat tangan ayahnya bahkan selama ini dia selalu menghindari pandangannya setiap kali melihat tangan Kenan.

"Engga, ini ga sakit. Daddy udah ga ngerasain sakit. Ada darahnya ga?engga adakan?Daddy masih bisa ngehitung sampe sepuluh, daddy masih bisa gerakin tangan Daddy. Semuanya baik-baik aja Bang. Udah ga usah dipikirin ya. Sekarang tidur." Kenan menarik selimut.

"Dad...." Panggil Jay lagi saat mereka sudah terbaring.

"Hem..."

"Aku mau ajak Tiara nonton besok. Aku bener-bener ga bisa tidur mikirin itu. Aku pingin cepet-cepet besok." Perkataan Jay hanya disambut senyum oleh Kenan. Kini Kenan memiringkan badannya dengan satu tangan menjadi bantalan. Memandang anak lelakinya lekat.

"Besok penampilan Abang harus ganteng banget kalo ga tidur nanti kantung matanya hitam jadi kurang keren dimata Tiara."

"Aku udah coba meremin mata aku tapi aku malah keinget kejadian tadi." Jay dengan senyumannya.

"Kejadian apa?"

"Aku cium Tiara."

"Anak daddy ya udah berani-beraninya."

"Apa ga boleh dad?"

"Boleh tapi ga boleh maksa, ga boleh minta lebih, ga boleh nakal."

"Dad...aku harus gimana?apa aku telepon Tiara aja?"

"Jangan, dia pasti udah tidur. Kasian..."

"Waktu Daddy deketin mommy apa Daddy juga gini?"

"Daddy cerita Abang tidur." Ucap Kenan membuat Jay setuju.

"Daddy deketin mommy setelah Daddy lamar mommy sambil nunggu waktu buat nikah. Mommy itu orangnya cuek mana suka marah-marah ga jelas bikin Daddy bingung. Terpaksa Daddy harus cari tahu sendiri."

"Iya, kenapa semua cewek gitu suka marah-marah ga jelas."

"Kalo Tiara gitu, Abang sabar cari tahu kenapa penyebabnya terus jelasin sama Tiara jadi masalahnya ga berlarut-larut. Masalah jangan dibawa tidur atau jangan dibesokin, itu ga enak bang."

"Iya dad. Kapan mommy bilang suka sama Daddy?"

"Kapan ya??mommy tuh dulu suka gengsian kalo bilang sayang pertama kali bilang juga habis marah."

"Mommy galak ya dulu?"

"Ya galaknya diwaktu-waktu tertentu ga setiap saat. Abang kalo jadi cowok harus tanggung jawab ya. Ga peduli Abang lagi marahan sama ceweknya tapi tetep harus tanggung jawab ya. Ga boleh tuh kaya sinetron-sinetron tinggalin ceweknya ditengah jalan, ga boleh bang. Tega banget cowok kaya gitu malah bisa bikin ceweknya dalam bahaya nanti."

"Iya dad, aku ga pernah gitu."

"Kalo lagi jalan terus ceweknya bilang ini bagus, ini lucu Abang beliin, ya....walaupun kadang ceweknya suka bilang ga usah tapi sebenernya dia mau. Kalo cewek itu marah tapi dia bilang engga berarti dia lagi bohong, Abang puji-puji aja jangan ikutan marah. Besok mau kemana aja Abang?"

"Aku mau ajak nonton, ajak dia makan, pokoknya aku pingin jalan-jalan sama Tiara."

"Besok Daddy kasih uangnya."

"Aku punya."

"Ga papa daddy modalin, Kita ini laki-laki jangan bikin ceweknya susah. Kamu juga jangan malu-maluin Daddy. Kalo Tiara sampe curhat ke mamahnya, ke papahnya, kan Daddy malu kalo sampe abang bikin yang aneh-aneh."

"Iya dad.."

"Ya udah, Daddy ngantuk, Abang juga tidur dong tinggal beberapa jam lagi mau subuh nih."

"Daddy..." Panggil Jay lalu ikut memiringkan badannya menghadap Kenan dan entah ada apa tiba-tiba dia memeluk ayahnya yang masih berbaring tenang.

"Semua bakalan baik-baik aja kan dad?ga ada yang ganggu kita lagi?" Tanya Jay dengan suara lembutnya. Matanya lurus kedepan yang memperlihatkan Tempat tidur dimana Jesica dan Kris masih terlelap.

"Iya, ga ada dan ga akan pernah ada."

"Makasih Daddy selalu sabar sama aku, makasih Daddy, waktu Daddy bilang Daddy sayang aku. Aku juga pingin bilang aku sayang Daddy, Aku seneng punya orang tua kaya Daddy, makasih Daddy...." Jay sambil menepuk-nepuk punggung ayahnya membuat Kenan terharu. Setelah itu Jay benar-benar bisa tertidur.

***

Jesica sudah sibuk menyiapkan sarapan sementara Kay dan Jay duduk bersama menemani Kris yang sudah lincah tak mau diam.

"Morning..." Sapa Kenan sambil membenarkan kemejanya.

"Daddy mau kemana?kok udah rapi?"

"Daddy mau liat rumahnya, kalian mau ikut?"

"Aku ada kuliah dad, siangnya aku pergi sama Tiara. Aku gimana Daddy aja."

"Aku mau ketemu dosen dad terus liat cafe, nanti aja kalo udah fix aku ikut."

"Ya udah Daddy sama mommy pergi sekalian liat kantor ya nanti Kay dianter juga sama Erik, Jay sama Mario."

"Loh kok?" Kay heran.

"Untuk sementara aja bang, takut masih ada wartawan yang ngikutin jadi ada yang jagain. Kalo situasinya udah tenang terus kita udah pindah mungkin Daddy longgarin pengamanannya."

"Terus kalo Erik sama aku, Daddy sama siapa?"

"Daddy ada Lina sama Reno. Udah tenang aja."

"Masa aku kencan bertiga dad?"

"Mario ga akan ikut kencan palingan mantau doang, dia ga akan ganggu kalian kok tenang aja nanti Daddy bilang."

"Semalem kuping mommy panas kayanya ada yang ngomongin." Jesica membawakan sarapan dengan senyum-senyum karena diam-diam semalam dia mendengar percakapan Kenan dan Jay.

"Daddy mom.." Jay sambil menunjuk ke arah Kenan.

"Abang yang nanya duluan." Kenan tak terima dengan tuduhannya.

"Abang mau pergi sama Tiara?"

"Iya mom..."

"Hati-hati ya.."

"Iya mom..".

"Mas udah suruh Mario ikut.."

"Hari ini jadi Mas liat rumah?"

"Jadi sayang, tadi Mas udah ngomong sama anak-anak."

"Nanti mommy mau ke cafe Abang ah.."

"Ngapain?"

"Kok ngapain sih bang?mommy mau main masa ga boleh."

"Lagi dibangun mom..."

"Dibangun?"

"Iya ditingkat dad, soalnya udah ganggu tempat sebelah, pelanggan aku suka ngantri keluar."

"Wih...hebat, ga papa lah mommy pingin liat."

"Iya mom nanti sore aku disana kok." Kay dengan senyumannya.

***To Be Continue