WARNING!!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
Jesica membuka matanya dan mendapati Kenan masih tertidur sambil memeluknya. Ia sedikit terkejut karena kini Kenan tampak bertelanjang dada. Jarinya mulai menelusuri dari wajah kenan turun ke dagunya turun lagi ke leher sampai dia menyentuh dada bidang kenan.
"Duh knp gw jadi nafsu gini." Jesica dalam hati.
"Kamu ngapain sih?" Kenan terbangun karena merasakan ada yang menyentuhnya.
"Mas yang ngapain tidur ga pake baju segala."
"Mas gerah sayang, mau nyalain AC kamunya semalam selimutan mulu takut kedinginan."
"Mas apa pernah Mas mikirin tidur juga sama cewek lain?"
"Engga, kalo soal itu ga pernah. Mas cuman mikirinnya sama kamu. " Kenan masih dengan mata tertutupnya.
"Ada beberapa hal yang ga bisa aku lakuin kan buat Mas, kali aja Mas punya fantasi sama cewek lain."
"Ish..beneran sayang. Kalo soal bercinta cuman ngebayangin kamu meskipun kamu bilang ga mau tapikan kadang-kadang kamu ngalah jadi mau. Jangan ngomongin ini Mas kesel nih." Kenan mulai memandang Jesica.
"Aku kan cuman pingin tahu."
"Ya udah sekarang kan udah tahu."
"Mas..." Panggil Jesica sambil beranjak naik ke badan Kenan seketika kenan membenarkan posisinya agar Jesica merasa nyaman.
"Kenapa sayang?" Pertanyaan Kenan tak dijawab Jesica namun dia segera mencium bibir Kenan sambil membuat gerakan sensual yang membuat junior Kenan menegang dibawah sana. Sambil terus mencium istrinya Kenan meremas pantat Jesica menaikan baju tidurnya dan langsung melepasnya dengan mudah.
"Mau kamu yang diatas?" Tanya Kenan yang dijawab anggukan Jesica. Perlahan Jesica menurunkan celananya begitupun celana pendek Kenan yang masih melekat.
"Ahh....mmmm.." Jesica mendesah pelan saat Kenan mulai memasukan kejantannya ke milik Jesica. Kini dia mulai bergerak naik turun sementara Kenan segera melepaskan pengait bra yang masih dipakai istrinya. Dia sudah tak tahan untuk melahap bagian favoritnya.
"Ah...ah...ah...Mashh...." Jesica mulai mengeluarkan suaranya dan menghiraukan jika mereka masih berada di kediaman orang tuanya. Kenan langsung meraih pinggang Jesica dan merubah posisinya tanpa melepaskan penyatuan mereka. Dia kini yang berada diatas Jesica mulai memaju mundurkan pinggulnya sementara Jesica terus ingin berciuman dengan Kenan. tangannya terus dia letak di punuk leher Kenan, kakinya diangkat sampai melingkar ke punggung Kenan, menggantungkannya disana sementara Kenan akan menuruti keinginan Jesica agar dia merasa nyaman saat bercinta diwaktu hamil ini. Entah berapa lama mereka dengan posisi itu tapi Jesica mulai merasa akan datang pelepasannya.
"Ah... Mashh....Ah...." Jesica sedikit menekan pantat Kenan saat pelepasannya datang sementara Kenan segera mencabut kepemilikannya dan mengeluarkannya diluar.
"mmmm....ah...." Kenan terus mengeluarkan cairan cintanya dan berbaring lemas disamping Jesica.
"Mas...."
"Iya sayang, Mas ambil tisu ya."
"Main lagi yuk." Perkataan Jesica disambut aneh oleh Kenan.
"Kamu sejak trimester kedua makin kuat deh Mas jadi heran ini Mas yang loyo atau kamunya yang tambah hebat sih." Kenan membuat Jesica tertawa.
"Suruh siapa tidur telanjang dada tadi."
"Sayang..awas loh kandungan kamu."
"Ayo Mas..." Jesica menarik- narik tangan Kenan.
"Iya-iya sayang." Kenan menuruti keinginan Jesica. Mungkin akibat semalam mereka tak jadi ke hotel Jesica meluapkannya sekarang. Kemarin tanpa sengaja Jesica ketiduran di mobil dan membuat Kenan tak tega untuk menganggunya.
****
"Mas..." Panggil Jesica yang baru saja selesai tapi tak ada yang menyaut. Karena tak ada di dalam kamar dia pun segera turun kebawah.
"Apa iya dia udah pergi kerja?biasanya ngomong dulu." Jesica heran lalu segera turun kebawah menemui orang tuanya yang saat ini sedang bersantai di teras sambil membaca koran.
"Mah, Mas Ken udah pergi?"
"Pergi kemana?"
"Kerja maksudnya."
"Tuh orangnya.." Papah langsung menunjuk ke arah Kenan yang baru masuk dari pagar rumah.
"Ada Ken?"
"Ada mah, nih.." Kenan sambil mengangkat bawaanya.
"Ya udah sini biar mamah piringin."
"Makasih mah.."
"Apa sih Mas?" Jesica tak mengerti.
"Katanya kamu pingin nasi kuning kemarin, Mas udah nyariin tuh ada."
"Iya sekalian papah juga jadi pingin ka.."
"Ih...Mas..." Jesica sedikit terharu dan memeluk Kenan.
"Makan ya sayang." Kenan mencium puncak kepala istrinya. Papahnya sedikit lega karena kemesraan mereka menunjukkan anaknya sudah berbaikan.
"Ya udah yuk makan kasian mamah pasti nungguin di dalem." Papahnya mulai mengajak kenan dan Jesica kedalam.
"Mas dirumah aja ya." Jesica berjalan sambil mengaitkan lengannya di pinggang Kenan.
"Mas kasihin dokumen dulu ya ke kak Riko, kamu ikut aja kalo mau pulangnya kita jalan-jalan bentar. Hm?"
"Ya udah aku ikut aja."
"Tuh nasi kuningnya udah di piring."
"Makasih mah.." Jesica tampak sumringah karena mendapatkan nasi kuning yang dia mau semalam.
"Udah lama ga makan nasi kuning, rasanya enak gini."
"Ah papah lebay padahal Sica yang ngidam."
"Asli mah, nasi kuningnya beli dimana Ken?"
"Itu yang disebelah supermarket depan pah."
"Bisa jadi langganan nih."
"Mah kita pulang besok ya."
"Kok cepet banget ka."
"Ntar kita nginep lagi kalo udah deket sama lahiran."
"Iya ya udah kamu jaga diri ya."
"Iya mah.."
"Banyakin makan, istirahat jangan mikirin restoran Mulu."
"Iya - iya." Jesica menurut. Selesai sarapan Jesica segera bersiap untuk ikut suaminya ke kantor sementara Kenan menyiapkan dokumen yang akan dibawanya. Setelah selesai dengan segala persiapan mereka pun pergi menuju kantor keluarga Seazon.
"Kamu tunggu diruangan Mas ya, Mas ke ruangan kak Riko dulu."
"Iya, jangan lama-lama."
"Iya sayang." Kenan menghampiri kakaknya sementara Jesica mulai berjalan ke arah ruang kerja Kenan. Disana sudah ada James yang menunggu kedatangan bos nya. Jesica hanya tersenyum ke arah James yang sudah tahu bahwa istri Kenan akan datang. Jesica masuk tanpa ragu lalu duduk di sofanya namun tak lama dia bosan dan memilih duduk di kursi kerja Kenan. Dia memutar-mutar kursi itu sampai dia bisa melihat dengan jelas cafe seberang dari atas sini. Cafe dimana Dinda berada.
"Bikin kesel kalo diinget-inget lagi tapi Kenan udah jujur." Jesica berbicara sendiri dan kembali memainkan kursinya.
"Awas jatuh.." Kenan sambil menutuo pintunya.
"Udah?kok cepet?"
"Takut kamu bosen. Jadi kita mau kemana?"
"Terserah Mas."
"Kamu pinginnya kita jalan-jalan kemana?"
"Shopping aja gimana?Baju-baju hamil aku baru dikit."
"Boleh, ya udah ayo."
"Mas beneran udah selesai?"
"Udah."
"Mas..."
"Hm..."
"Aku pingin ketemu Dinda."
"Mau sekarang?" Kenan tanpa terkejut menuruti keinginan Jesica.
"Iya sekarang mumpung Deket."
"Sayang..Mas bener ga ada apa-apa." Kenan meraih kedua tangan Jesica.
"Iya aku tahu, aku cuman pingin liat aja." Jesica meyakinkan Kenan bahwa ini tidak akan menjadi keributan.
"Iya, sekalian Belian cemilan aja supaya ga bosen dimobil." Kenan tersenyum setuju. Lalu menggandeng istrinya menuju cafe. Jesica berjalan dengan hati-hati dan dia sudah menyiapkan mentalnya untuk bertemu dengan wanita yang sempat menarik perhatian suaminya itu. Kini mereka membuka pintu cafe dan dengan jelas Jesica melihat ke arah sekeliling cafe itu.
"Dinda.." Kenan memanggil wanita yang membuat Jesica penasaran.
"Eh Ken..." Dinda yang sedang ada di meja mesin kasir mengalihkan pandangannya pada seorang wanita yang sebelumnya pernah dia lihat juga di pernikahan Kenan. Dia tahu itu Jesica. Istri Kenan. Kenan segera berjalan ke arah Dinda tanpa melepaskan gandengannya dari tangan Jesica.
"Untung belum terlalu rame datangnya."
"Masih jam 11."
"Oh iya nih kenalin, istri gw. Sayang ini Dinda."
"Dinda." wanita itu mulai mengulurkan tangannya. Jesica masih diam.
**** To be continue.
Kira-kira mereka udah baikan gini bakalan ada cobaan apa lagi ya?
Jangan lupa comment and vote ya :))