Dahulunya, keluarga Yudhistira tinggal di pedesaan di lereng Bukit Kabut. Jadi, setelah berpikiran lama, Rafael ingin datang ke tempat sunyi itu. Rafael ingin mengenang saat dia masih kecil dan masih mendapatkan kasih sayang ayahnya.
Jalanan menuju Bukit Kabut ini, terbilang sangat ekstrim. Jalannya terdapat banyak tanjakan dan turunan, belum lagi jalan aspal di sini rusak parah. Di samping kiri Rafael ada jurang yang dalam dan sebelah kanannya adalah pohon-pohon besar.
Rafael bermotor serampangan. Menyusuri jalanan licin karena guyuran hujan deras sejak kemarin. Pikiran Rafael menjadi begitu kacau. Hatinya begitu kalut saat ini.
Satu-satunya orang yang menjadi Rafael bergantung sudah tidak percaya lagi pada ucapan Rafael. Lalu, sekarang apa lagi? Rafael tidak punya siapa pun sebagai tempat bergantung.
Adiknya juga tidak dapat diandalkan. Adiknya terlalu patuh pada ayah mereka hingga Eric tidak lagi peduli pada Rafael. Eric dan Tuan Reno mungkin sama-sama membenci Rafael saat ini.
Sebuah mobil dari arah berlawanan melawan arah, sepertinya pengemudi itu mabuk. Mobil tadi menuju tepat ke arah motor Rafael.
Rafael berhasil menghindar dan mengarahkan setirnya ke kiri, tapi justru motornya masuk ke dalam jurang yang berada di sisi kiri jalan.
Rafael dinyatakan menghilang dan hanya motornya yang sudah meledak, karena tangki bensin bocor, yang ditemukan.
Sejak saat itulah kehidupan Tuan Reno terasa seperti neraka. Namun, saat ini Zarius datang dan membuat Tuan Reno teringat pada Rafael.
***
Beberapa hari ini adalah hari yang sangat berat bagi Zarius. Dia diperlakukan buruk oleh putranya Tuan Reno. Zarius bahkan tidak tahu apa kesalahannya.
Ah, mungkin karena Zarius hanya orang asing yang menumpang tempat tinggal, jadi remaja yang bernama Eric Yudhistira itu menganggap Zarius adalah beban.
Saat ini, hanya tempat ini yang Zarius rasa bisa meredakan sedikit perasaan ketakutannya. Zarius kehilangan semua ingatannya. Satu-satunya ingatan yang tertinggal hanya dia bernama Zarius.
Zarius tidak tahu harus pulang ke mana lagi. Dia bahkan tidak ingat sebelum ini tinggal di mana. Jadi, Zarius sering menghabisi waktu duduk diam di belakang toko sederhana yang dikontrak oleh Tuan Reno.
Mereka bertiga sudah diusir dari rumah kontrakan sebelumnya. Jadi, mereka bertiga kini tinggal di toko kecil milik mereka. Toko itu menjual beberapa jenis keperluan dapur. Hanya berukuran 6x6 meter dan kini Tuan Reno, Eric dan Zarius juga harus tinggal di dalam toko itu.
Toko itu disulap seperti rumah. Yang diberi sekat terbuat dari triplek untuk menjadi beberapa ruangan sempit. Ruang kecil itu dijadikan kamar, ruang tengah dan dapur.
Tadi, Tuan Reno menemukan Zarius yang menangis tergugu di belakang toko miliknya. Saat Tuan Reno bertanya pada putranya sendiri, Eric malah marah-marah dan tidak peduli pada Zarius.
Eric bahkan mengatakan bahwa hidup mereka sudah susah, tapi Tuan Reno itu malah memungut orang asing yang tidak jelas asal-usulnya.