Tubuhnya Eric langsung jatuh terjerembab di tanah, dekat pohon mangga.
Namun, Eric tidak menyerah semudah itu. Eric ingat tentang tujuannya sebelumnya. Dia harus bisa membuat Bima kalah, agar Bima tidak terus-terusan menindas Eric di sekolah.
Eric jadi mengingat bagaimana Raymond dengan sok pahlawannya mengatakan jika ada yang menggangu Eric, maka harus berhadapan dengan Raymond dulu.
Padahal, Eric tahu benar jika pada kecoa terbang saja Raymond takut, bagaimana sahabatnya itu bisa sesombong itu, coba? Memikirkan itu membuat Eric tertawa geli.
Eric menggunakan pohon mangga untuk membantunya berdiri.
Bima bersama ketiga anggota gengnya itu langsung mengelilingi Eric.
Walau pandangan Eric sudah mengabur, ia akan bertahan. Dia harus menyelesaikan masalah ini, saat ini juga. Dengan begitu, setelah ini Eric dapat fokus belajar agar nilainya tinggi dan bisa terus mendapatkan beasiswa hingga lulus.
Eric hanya perlu membereskan Bima dan antek-anteknya itu. Setelah ini, Eric harus segera berangkat untuk kerja paruh waktu.
Eric berlari dan menerjang ke arah pemuda itu. Eric memukul bergantian wajah Bima, Vino, Dino dan Dimas itu, yang tidak melakukan persiapan apa pun.
Eric menemukan dahan pohon sebesar lengan orang dewasa di bawah pohon mangga. Dahan itu juga masih ada ranting dan beberapa daunnya. Lalu, memukulkan dahan itu ke kepala Bima dan anggota gengnya tadi. Eric menggunakan dahan pohon itu sebagai senjata.
Lagipula, Eric dalam misi penyamaran menjadi siswa teladan saat ini. Jika Eric menunjukkan kekejamannya, sudah pasti dia akan ditakuti oleh teman-teman sebayanya. Jadi, Eric akan berkelahi secara biasa seperti ini saja, batinnya.
Setidaknya, itulah pesan dari Rafael yang Eric ingat hingga saat ini. Saudaranya itu pernah mengatakan jika Eric harus terlihat lemah di depan lawan, agar lawannya tidak terlalu waspada pada Eric.
Rafael juga mengatakan agar Eric tumbuh menjadi pemuda yang baik seperti yang diharapkan oleh ayah mereka. Rafael melarang Eric untuk berbuat nakal. Cukup Rafael saja yang nakal. Rafael ingin melihat adiknya menjadi anak kebanggaan bagi ayah mereka.
Rafael berjanji akan berubah juga menjadi anak yang baik dan patuh. Tapi, sebelum janji itu terwujud, Rafael malah sudah pergi dari dunia ini.
Mengingat itu, Eric menjadi sedih kembali. Oleh sebab itulah, Eric menjadikan Rafael sebagai gurunya dalam bidang berkelahi.
Tapi, meski Eric memiliki ketrampilan bertarung yang hebat seperti Rafael, tapi fisiknya sering tidak mendukung hal itu. Kadang Eric berkelahinya 2 jam, tapi robohnya sampai 2 hari. Jadi, Eric membatasi diri untuk tidak memforsir tenaganya. Eric sadar diri jika dia memiliki tubuh yang lemah