webnovel

I'm Not a Werewolf (Indonesian)

Eric Yudhistira adalah remaja berusia 16 tahun. Dia berasal dari keluarga miskin dan tinggal hanya bersama ayahnya saat ini. Kakaknya Eric yang bernama Rafael telah meninggal beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan. Eric tidak pernah tahu di mana ibu kandungnya. Jadi, Eric ikut mencari uang dengan bekerja paruh waktu, untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Zarius Vasilias adalah iblis yang diusir dari istananya sendiri. Banyak iblis yang membenci Zarius. Karena konspirasi besar, Zarius dieksekusi oleh iblis lain dan melarikan diri ke Dunia Manusia. Meski memiliki penampilan seperti remaja berusia belasan tahun, tapi sebenarnya usia Zarius sudah ratusan tahun. Dan Zarius pernah datang ke Bumi sebelumnya. Bahkan, Zarius menjalin hubungan dengan makhluk bumi. Zarius bertemu Eric di Bumi. Namun, Zarius kehilangan ingatannya sebagai iblis. Eric membantu Zarius yang terluka parah dan memperlakukan Zarius seperti saudaranya sendiri. Iblis yang membenci Zarius mencari keberadaan Zarius hingga ke Bumi. Nama iblis itu adalah Felius. Felius tahu bahwa Eric adalah manusia yang penting bagi Zarius. Bahkan, Zarius menganggap Eric sebagai adiknya sendiri. Faktanya, Eric memang berada di garis keturunannya Zarius. Felius telah mengetahui hal itu. Jadi, Felius melakukan sesuatu pada Eric. Felius mengubah Eric menjadi manusia serigala dan membuat Eric berpikir bahwa Zarius adalah dalang di balik transformasinya. Bagaimana Zarius menjelaskan jika dia bukanlah yang mengubah Eric menjadi manusia serigala? Lalu, bagaimana Eric menjalani hidupnya sebagai makhluk aneh, yang dapat berubah menjadi makhluk buas kapan saja?

Zanaka · แฟนตาซี
Not enough ratings
46 Chs

Menerima Tantangan

"Bima! Kenapa kau cari gara-gara terus denganku, hah?! Kau itu selalu saja mencari-cari kesalahanku! Memangnya apa yang sudah aku lakukan sampai kau begitu membenciku, hah?!" teriak Eric, yang sepertinya sudah hilang kesabaran.

Eric bahkan kini memelintir tangan Bima, membuat Bima mengerang kesakitan. Eric seperti hilang kendali akan dirinya sendiri.

"Jika kau sungguh-sungguh menantangku, kita selesaikan ini di kebun belakang sekolah, Bima! Jangan di wilayah sekolah ini!" Eric memutuskan.

Eric sudah lelah karena terus dirundung seperti itu. Sekali-kali, Eric merasa perlu untuk memberi hukuman pada remaja yang sombong seperti Bima itu. Semoga Eric tidak sampai berlebihan dalam berkelahi nanti.

"Oh, begitu, ya? Baiklah, aku merasa sangat tertantang, Anak Miskin!" ucap Bima, sambil meregangkan otot-ototnya.

Eric menarik sudut kanan bibirnya.

"Asalkan yang kalah, jangan mengadu pada orang tuanya saja!"

"Heh? Apa kau bilang, Anak Miskin?! Kau kira aku anak kecil yang suka mengadu pada orangtuaku, hah?!" Bima berteriak, tersulut emosinya karena ucapan Eric.

"Baiklah, aku senang mendengar itu, Bima. Jadi, aku tidak akan ragu lagi untuk melawanmu, karena itu tidak akan berpengaruh pada image-ku di sekolahan ini. Beasiswaku juga tidak akan dicabut karena hal ini." Eric berucap.

"Baiklah, kita buktikan mana yang lebih tangguh daripada kita, Anak Miskin!" kata Bima.

Bima menatap tajam ke arah Eric. Namun, Eric hanya menanggapi dengan seringaian yang terlihat seksi.

Mereka berdua berjalan berbeda arah karena Bima perlu mengganti seragamnya dulu dan merencanakan suatu strategi. Sedangkan, Eric hanya perlu melepas pakaian seragamnya dan hanya meninggalkan kaus singlet berwarna putih.