webnovel

Tamu yang Datang Tanpa Aba Aba

Bella merasakan kegelapan yang familiar seberapa keras dia membuka matanya. Hatinya berubah menjadi campur aduk. Tidak, sebelumnya tidak pernah seperti ini membuat Bella kembali tertarik ke dalam lorong masa lalu.

"Mama!" ucapnya memanggil satu nama yang paling siaga kepadanya dalam kondisi apapun. Tidak ada sahutan membuat Bella meraba-raba sekitar. Dia tidak tahu berada di mana sekarang dan segalanya tampak menakutkan lagi bagi Bella. "Ma! Mama tolong Bella!" ucap perempuan itu perlahan berjalan.

"Bee! Kenapa? Kenapa panggil mama?" satu suara familiar membuat Bella mengerutkan keningnya.

"Galas?" tanyanya.

"Iya ini aku sayang!" tidak lama Bella merasakan tangan kekar itu memeluknya serta mengusap punggungnya penuh kasih sayang. "Kamu kemana aja?"

"Aku selalu disini, Bee. Kemana aku? Apa kamu begitu merindukan aku? Kemana lagi aku saat aku tidak bisa jauh dari kamu, sayang!" kata-kata Galas menghanyutkan Bella.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya. "Tidak Galas! Kamu pergi dengan sejuta teka-teki."

Galas mengusap punggungnya. "Tidak Bee. Kamu tahu aku selalu tidak bisa hidup tanpa kamu. Bagaimana bisa kamu pergi!"

Bella melepaskan pelukan itu. Ia mengusap wajah Galas memaksakan dirinya membuka dan Booom! Semuanya kosong di tempat asing. Bella terduduk, memindai keadaan sekitar yang mulai remang-remang itu. Bella mengingat lagi, memindai kesekeliling dan itu kediaman pria sialan Neo. Sebuah selimut yang berada di paha perempuan itu membuat Bella tersadar, dia tertidur di apartemen Neo. Semua yang perempuan rasakan itu hanyalah mimpi belaka.

Bella menjatuhkan air matanya. Marah, sedih, rindu, kehilangan, terluka, semuanya bercampur baur menjadi satu. Ia tidak tahu mana yang dominan dari semua perasaan itu. Sudah seminggu lebih Bella tidak menangis. Namun sepertinya sugesti pembicaraannya dengan Toro di siang hari tadi mengantarkan Bella untuk bertemu Galas dalam mimpi. Bahkan pria itu tidak menampakkan wajahnya sama sekali dalam dunia gelap Bella.

"Bel, kenapa?" Neo menghampiri perempuan yang membuat Bella menepisnya.

"Pergi Loe! Gue ingin sendiri!"

Neo si pria keras kepala itu tidak menggubrisnya. Menangkupkan wajah Bella untuk melihat matanya. "Kenapa? Kamu mimpi buruk?"

Bella tidak menjawab malah semakin meraung memeluk Neo. Dia juga tidak mengerti kenapa perempuan itu melakukannya. Neo tidak menjawab lebih mengusap punggung Bella tanpa perkataan apapun. Membiarkan Bella menjatuhkan air matanya tanpa Neo mengerti selama beberapa saat.

"Gue lapar!" ucap Bella setelah beberapa saat.

Neo menganggukkan kepalanya. "Biar aku masakin. Kamu mau apa hm?" Neo bertanya perhatian.

Bella menggelengkan kepalanya. "Delivery aja. Gue enggak mau keracunan."

Neo menjilat bibirnya. "Kamu belum mencoba tapi sudah pesimis seperti itu." Padahal Neo sebagai Galas masakannya sangat disukai Bella sekali.

"Pokoknya gue enggak mau!" mengambil ponselnya kemudian memesan dua makanan.

Bella kemudian mengusap air matanya. Menerima air minum yang disodorkan oleh Neo. Bella meneguknya beberapa kali, menyisakan setengah dengan masih menggenggamnya tanpa ada hasrat meletakkannya.