di sebuah perusahaan besar yg dipimpin seorang CEO bernama Purba Jayawikan, yg lebih akrab dipanggil "CEO Dul".
Berbaris beberapa karyawan di pintu utama. tak lama datang mobil silver berhenti di depan pintu utama perusahaan yg dikawal beberapa mobil dibelakangnya. "sreeek" salah satu pengawal membukakan pintu mobil. seorang pria yg sudah tidak muda lagi turun ditemani seorang wanita yg sudah tidak muda juga, yg merupakan CEO dan sang istri.
"Selamat pagi... " ucap sang CEO menyapa karyawan yg sudah berbaris menyambutnya sambil berjalan masuk menuju ruang kerjanya. sementara beberapa karyaman tersenyum sambil menundukkan pandangan mereka.
Setelah sang CEO masuk ke ruangannya, segera para karyawan kembali ke meja kerja masing" untuk mengerjakan bagiannya. "sepertinya CEO kita orangnya ramah ya...? " ujar Adez yang merupakan karyawan belum lama kepada teman kerja disampingnya. Ari teman Adez yang merupakan karyawan yg sudah cukup lama di situ menjawap. "iya CEO kita memang ramah tapi sang istrinya yg sering ikut campur tangan dalam menjalankan perusahaan ini jika sudah marah semua dimarahi termasuk CEO kita". Adez hanya mendengarkan ucapan Ari "makanya saat sang istri CEO sedang disini kami selalu mengerjakan tugas 2x lebih teliti" Adez hanya mengangguk tanda ia memahami penjelasan Ari.
Hari sudah sore, jam dinding menunjukan jam 16:57 tanda jam kerja untuk hari ini selesai. Adez, Ari dan beberapa teman kerja seruangannya keluar untuk pulang ke rumah masing".
"Dez kita makan di resturan baru deket kantor yuk...? ujar Ari sama dian yg merupakan teman kerjanya juga. "sayang sekali gue uda janji mkan bareng keluarga di rumah malam ini" jawab Adez dengan nada pelan sedikit menyesal. "mungkin besok atau lain waktu aku bisa ikut" lanjut Adez dengan nada sedikit lebih keras. Ari dan Dian tak mempermasalahkan "iya ngga papa.. " jelas Ari sambil menepuk pundak Adez. mereka segera berjalan menuju pintu utama untuk keluar. namun sebelum mereka keluar terdengar suara dari mik perusahaan. "kepada seluruh karyawan diberitahukan besok untuk hadir lebih awal karena CEO kita Bapak Purba ingin menyampaikan sesuatu yg penting, trimakasih" begitulah suara yg terdengar dari mik perusahaan yg diulangi hingga dua kali.
"Jangan" bener perusahaan ini akan di pindah pemilik oleh anaknya...?" gumam Dian kepada Ari dan Adez. Ari dan Adez hanya bingung "denger dari mana lo yan kalo mau pindah pemilik..?" tanya Ari ke Dian. "Aaah ini kan kabar uda cukup lama.. kemana aja loe ri...?" jawab Dian sambil sedikit mencemooh Ari. "eeeh CEO kita punya anak ya...?" tanya Adez kepada Ari dan Dian. "hahaha" ketawa Ari dan Dian bebarengan "iya lah orang kaya ya mesti punya keturunan lah untuk mewarisi harta mereka" jawab Dian masih dengan ketawa menjelaskan pada Adez. Ari ya sudah berhenti ketawa menepuk pundak Dian "ngga papa dia kan belum lama kerja disini jadi belum banyak yg dia tau" jelas Ari pada Dian sambil menunjuk ke Adez.
Mereka melanjutkan keluar melalui pintu utama. belum sempat mereka pisah untuk ke tujuan masing" terdengar dari belakang suara berjalan para pengawal sang CEO mau pulang juga. lantas Adez, Ari dan Dian diam dengan posisi tegak membawa tas mereka masing" dan menundukan pandangan mereka. si CEO yg melihat Adez, Ari dan Dian hanya tersenyum dan masuk ke mobil. mobil CEO dan para pengawalnyapun melewati mereka, "Ayo... " ajak Dian sambil menarik lengan Ari. "ayo... ya uda ya dez sampe ketemu besok... " ujar Ari pada Adez sambil melangkah mengikuti Dian. "Oke" jawab Adez.
Jarak rumah Adez dengan kantor cukup jauh sehingga Adez harus naik bus untuk pulang. sesampai di rumah hari udah mulai petang. "klek" Adez membuka pintu rumah dan sebelum ia masuk, dia mendengar suara bisik" sambil ketawa. Nana anak kecil yg merupakan adik perempuannya yg berniat ingin mengagetkan Adez. "hihihi" suara lirih Nana sambil duduk sembunyi di belakang pot bunga yg cukup besar. Adez berjalan pelan menuju pot bunga tempat Nana sembunyi "baaaa!!!" Adez teriak Adez dari belakang Nana. Nana langsung berlari ke lantai dua rumah sambil di kejar Adez yg menjahili Nana.
"ibu ibu ibu...??? " teriak Nana memanggil ibunya yg sedang menata makan malam. Nana memeluk ibunya yg sedang mengambilkan nasi untuk ayah nana yg sudah duduk di ruang makan.
tak lama Adez menyusul datang dari lantai bawah sambil berlari juga masih menggoda adiknya.
"sudah sudah... " suara ayah Adez yg memcoba menghentikan Adez. Nana yg masih memeluk ibunya melepaskan pelukannya karna Adez mendekatinya, Nana berlari lari memutari meja makan dan Adez masih saja mengejarnya.
"Brwakkk!!! " Tiba" Nana terjatuh terpeleset keset yg ada di depan pintu kamar Adez. Ayah dan Ibu Adez terdiam dan Nana menangis sambil menuju ke pangkuan ibunya, Adez justru tertawa puas. "Dez kamu itu uda besar uda bisa kerja bukannya menyayangi adikmu malah dijahili" Nasihat Ayah Adez kepada Adez yg mulai duduk di meja makan. "Iya Dez dengerin kata ayahmu.. ". merekapun memulai makan malam mereka dengan Nana yg masih sedikit menangis di pangkuan amibunya.
Adez yg merupakan karyawan baru adalah karyawan biasa yg selalu menghormati sang CEO. namun dengan kabar perusahaan akan di pindah pemilik kepada anak sang CEO, Ari dan Dian yg merupakan teman kerja Adez malah menakut"i Adez yang katanya anak CEO itu galak dan suka jail kepada karyawan baru yg belum kenal, Adez tidak tau bahwa Ari dan Dian juga belum pernah melihat anak CEO. Hingga Adez tidak terlalu kepo dan ingin tahu banyak tentang anak CEO yang bernama Prama.