webnovel

HIGH CLASS JOMBLO

Cerita ini bermula dari persahabatan tiga orang wanita cantik bernama Agesti, Wilia dan Oliv yang kemudian mengalami nasib nahas yang serupa. Ketiga nya sama-sama dikhianati sang pacar. Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk membuat sebuah geng bernama High Class Jomblo, yang berarti ketiga nya menobatkan diri sebagai jomblo-jomblo yang berkulitas. "Gue yakin, dengan berdiri nya geng High Class Jomblo ini, harga diri kita gak akan terinjak laki-laki lagi." (Shintya Agesti Munaf) COVER BY : RIA_GRAPHICC

Mufy_Mc · วัยรุ่น
Not enough ratings
280 Chs

KEDATANGAN BILLY

"Akhir-akhir ini keuangan kita lagi gak stabil." Agesti menghela nafas dalam-dalam saat ekspresi nya sudah mulai terlihat serius.

"Iya, terus kenapa?"

"Di semester sekarang, kita bakalan butuh banyak biaya, Liv." Tegas Agesti.

"So?" Wilia masih tampak bingung dengan maksud ucapan Agesti yang ia bilang 'penting'.

"Jangan bilang Lo cuma mau curhat aja sama kita, kalo Lo udah gak punya uang? Atau, Lo mau pinjem uang sama kita? Ya ampun Ges, Lo gak liat? Nasib kita ini sama." Cerocos Oliv tanpa jeda.

Agesti berdecak kesal. Belum juga ia menjelaskan secara rinci maksud dari ucapan nya, Oliv langsung menyerang nya dengan tuduhan-tuduhan menyebalkan.

"Bisa gak, kasih Gue waktu buat jelasin?" Tanya Agesti sedikit sinis.

Wilia menyenggol lengan Oliv agar sahabat nya itu tidak memotong pembicaraan Agesti.

"Lo diem dulu, siapa tau ini emang beneran penting." Bisik Wilia ke dekat telinga Oliv.

Gadis berwajah datar itu mengangguk dan menuruti interupsi Agesti.

"Lanjut, Ges." Ucap Wilia kembali mempersilahkan.

Agesti merubah posisi duduk nya sesaat sebelum ia melanjutkan ucapan nya.

Kali ini, ketiga gadis itu duduk sejajar karena Agesti tidak bisa berbicara kencang-kencang di tempat yang ramai seperti ini.

Kedua pasang mata sahabat nya tampak memperhatikan wajah Agesti dengan seksama.

Gadis bertubuh tinggi itu pun bermaksud untuk memulai ceritanya saat itu juga.

Namun pada saat ia sudah membuka mulut nya lebar-lebar, sebuah tepukan di bahu kanan Agesti membuat gadis itu kembali mengatupkan bibirnya dan mengepalkan tangan nya karena kesal.

"Ges.. Lo gak ada kelas?" Tanya seorang lelaki bertubuh atletis dengan wangi parfum nya yang khas.

Jelas saja itu adalah Billy. Sebelum menoleh saja, Agesti sudah bisa menebak bahwa yang menepuk bahu nya tersebut adalah Billy. Tercium dari bau parfum nya yang tidak berubah sejak SMA.

Lelaki itu pun duduk di depan ketiga gadis itu dengan wajah polos tanpa dosa. Billy meletakan tas laptop nya di atas meja berbahan semen tersebut.

"Keliatan nya Gue lagi ngapain, Billy Mahesa? Kalo Gue ada kelas, udah pasti Gue gak di sini sekarang." Sungut Agesti dengan suara yang sedikit di tekan.

Lelaki di depan nya langsung menumpuk kedua tangan di atas meja sembari memperhatikan Agesti dan kedua sahabatnya yang lain. Tatapan nya masih terlihat heran karena tiba-tiba saja Agesti menjawab pertanyaan nya dengan sinis.

"Lo kenapa Ges, keliatan nya lagi ngobrol serius banget, sampe jutekin Gue gitu?" Tanya Billy sambil menyipitkan mata nya.

"Lo ngapain sih, di sini? Emang nya Lo gak ada kelas, atau ya.. kemana kek gitu? Kenapa musti kesini sih?" Agesti balik bertanya.

"Ya, kalo Gue ada kelas, udah pasti Gue gak di sini sekarang." Jawab Billy mengembalikan ucapan Agesti yang sempat di layangkan kepadanya.

Oliv dan Wilia berusaha menahan tawa nya saat melihat sikap Billy kepada Agesti.

Gadis bertubuh tinggi itu menggaruk tengkuk nya dan tidak lagi melanjutkan ucapan nya.

"Hehe.. Gue lagi free nih! Dosen Gue gak jadi masuk. Oh iya, emang nya kalian lagi ngobrolin apa sih? Sampe keliatan nya Gue gak boleh tau." Ucap Billy sambil membuka laptop milik nya untuk menyelesaikan beberapa tugas kuliah nya yang belum rampung.

"Kita lagi bahas soal masalah kewanitaan! Emang nya Lo mau join ngobrol sama kita, hm?" Tanya Agesti.

Billy kembali menyipitkan mata nya dan menoleh ke arah Agesti tanpa ada rasa canggung sedikitpun. "Boleh, kalo kalian mengijinkan! Lagian Gue ini perawat, jadi kemungkinan Gue juga bisa bantu permasalahan kalian! Sedikit banyak nya Gue tau lah seputar masalah kewanitaan." Jawab Billy dengan ekspresi wajah yang begitu serius menanggapi pertanyaan Agesti. Padahal, tentu saja ketiga gadis di depan nya tidak sedang membahas hal tersebut saat ini. "Dasar Agesti jahil!" Batin Wilia yang terus berusaha menyembunyikan rasa ingin ketawa nya.

Oliv yang memiliki kapasitas otak setengah giga saja langsung terkekeh-kekeh mendengar jawaban Billy yang ternyata lebih polos daripada dirinya.

"Ternyata yang polos di dunia ini bukan cuma Gue ya, Billy juga polos banget." Sahut Oliv kepada Billy yang membuat Lelaki itu tampak semakin tidak mengerti maksud dari ucapan para gadis di depan nya.

"Maksud nya gimana sih? Gue masih belum paham."

"Nah, Lo gak paham kan? Udah mending Lo gak usah pengen tau." Sahut Agesti dengan cepat.

Obrolan penting bersama kedua sahabat nya tidak mungkin ia katakan di depan Billy yang jelas berbeda server dengan mereka.

"Ya udah, terserah Lo deh! Oh iya, by the way Gue boleh ikut ngerjain tugas di sini ya! Temen-temen Gue pada cabut, Gue gak ada temen ngobrol."

"Hm.. jadi, Lo lagi kesepian ya Bill?" Tanya Wilia dengan ekspresi nya yang menggoda.

"Huh, modus aja Lo!" Sahut Oliv yang sudah mengetahui sikap Wilia yang sering menggoda Billy.

"Hehe, iya Wil.. Gue kesepian. Tapi sekarang udah enggak, kan ada kalian." Jawab Billy dengan melempar senyum manis nya ke arah Agesti, Wilia dan Oliv.

Namun bukan nya menyambut Billy dengan rasa empati, Agesti justru masih merasa kesal karena kedatangan Billy malah menggagalkan rencana nya untuk mengobrol bahasan penting dengan kedua sahabatnya.

"Bill, kepergok Vadella lagi sama kita di sini, tamat riwayat Lo." Ucap Agesti menakut-nakuti Billy.

"Gak, dia lagi ada kelas.. dan akhir-akhir ini, Vadella juga lagi sibuk sama tugas prakteknya, maklum.."

"CALON DOKTER." Ucap Agesti, Wilia dan Oliv secara kompak.

Setelah itu keempatnya pun tertawa terbahak-bahak setelah membahas Vadella, kekasih Billy yang memang satu kampus dengan mereka namun jarang memiliki waktu luang seperti mahasiswa yang lain. Sudah menjadi rahasia umum kalau anak kedokteran di nilai kurang bisa membaur dengan anak fakultas lain karena mungkin merasa tidak sekufu.

---

"Gue sama Oliv pulang duluan ya! Biasa, mau nonton Drakor. Kalian mau tetep di sini atau.." Wilia menggantungkan ucapan nya.

Saat Agesti akan menjawab ia akan ikut pulang bersama mereka, Billy langsung mendahului Agesti kemudian mempersilahkan Wilia dan Oliv pergi dari taman tersebut menuju ke kosan mereka.

"Terus, Gue gimana?" Tanya Agesti sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Udah, nanti Gue anterin Lo pulang." Ucap Billy santai.

"Bill, jagain Agesti ya! Kalo dia bikin masalah tinggalin aja di pinggir jalan, hehe." Oliv melambaikan tangan nya sesaat sebelum Wilia menarik nya untuk segera pergi.

Billy hanya terkekeh mendengar ucapan Oliv kepadanya. Sementara itu, Agesti seperti biasa langsung menekuk wajah sambil mendengus kesal.

"Sialan, emang Gue cewek apaan di tinggal pinggir jalan." Ketus Agesti kepada Oliv.

"Bukan nya udah biasa ya, Lo di turunin pinggir jalan? di depan gang?" Tanya Billy sambil tertawa kecil.

"Itu karena gang masuk ke kosan Gue sempit, bukan karena Gue cewek B.O-an!" Sungut Agesti semakin menjadi-jadi.

Billy semakin terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Agesti yang terbakar api kemarahan.