webnovel

Hari pertama sekolah baru

Hari ini, hari pertama Rayhan sekolah setelah seminggu kepindahannya, Rayhan keluar dari kamar dengan seragam yang sudah Rafi tak lupa menentang tas ransel miliknya.

Rayhan pergi ke dapur dimana Dinda telah siap dengan setelan kasual bak anak remaja tak lupa dengan rambut yang di gerai.

"Udah bangun, yuk sarapan dulu baru ke sekolah."

"Papa mana?"

"Raka belum pulang dari semalam."

"Papa kemana?"

"Ke basecamp biasa."

"Owhh sama om om itu yah ma."

"Hmm."

Selesai sarapan mereka berdua keluar dari apartement.

"Ma kita ke sekolah naik apa?"

"Mobil."

"Tapi kan papa gak ada."

"Gue yang nyetir."

"Mama bisa nyetir mobil."

"Hmm."

***

Mereka sampai di sekolah galaxy internasional school, sebuah sekolah terfavorit yang hanya orang orang tertentu yang bisa bersekolah disini.

Rayhan turun dari mobil dan menunggu mamanya memarkirkan mobil terlebih dahulu.

"Ray gue ngomong sesuatu," kata Dinda menghampiri Rayhan setelah memarkir mobil.

"Ngomong apa ma?"

"Gini, kan di sekolah ini gak ada yang tau kalo gue udah nikah dan punya anak, kecuali kak Zico, jadi gue minta agar lu jangan panggil gue mama ketika di sekolah, lu mau kan?"

Rayhan terdiam beberapa saat mencerna ucapan dari sang mama. Sebenarnya Rayhan agak kecewa ternyata mereka menyembunyikan kehadirannya tapi sedetik kemudian dia tersenyum lebar "iya ma, Ray ngerti. Rayhan gak bakal panggil mama kalo di sekolah."

"Thanks dan sorry."

"No problem."

Dinda dan Rayhan memasuki sekolah berjalan beriringan dan tentu saja para siswa yang melihatnya merasa iri.

Rayhan sedikit takut ketika semua murid yang di lewatinya menatapnya tajam apa lagi siswa laki laki seakan ingin menerkamnya saat itu juga.

Dinda dan Rayhan menuju ke sebuah ruangan yang memang khusus buat Dinda, Karena pelajaran akan di mulai sekitar 20 menit lagi.

***

X MIPA 1 A.

"Eh tau gak sih, tadi ada murid baru loh" kata Wulan heboh si ketua kelas X MIPA 1A.

"Serius lu?" Sahut temannya Rara.

"Iyalah ngapain coba gue bohong."

"Perihal murid baru aja lu heboh banget" kata Samuel tak peduli sibuk bermain game di ponselnya.

"Murid barunya itu cowok dan dan datangnya sama kak Dinda apa lagi mereka sepertinya akrab banget" kata Wulan dengan suara yang keras bermaksud membangunkan Aldi yang sedang tertidur.

Dan benar saja, Aldi langsung terbangun dengan wajah masam, bukan. Cuma Aldi, Samuel langsung menjatuhkan ponselnya ke lantai dan si Daniel yang sedang mengerjakan tugasnya jadi gak fokus. Sebenarnya bukan cuma mereka bertiga sih, hampir semua murid yang berada di kelas terkejut.

"Lu jangan bercanda!" Tegas Aldi menatap Wulan tajam.

"Emang apa untungnya bagi gue kalo gue bohong."

"Kalo kalian gak percaya liat aja entar, dan pelajaran pertama hari ini kan kak Dinda yang ajar. Lu bisa tanya langsung sama dia" kata Wulan dan duduk di bangkunya.

5 menit setelah bel berbunyi, barulah Dinda ke kelas X mipa 1A.

"Assalamualaikum" salamnya saat masuk kelas yang tadinya ribut mendadak hening ketika Dinda masuk.

"Waalaikum salam," jawab semua murid.

"Sebelum pelajaran dimulai, ada hal penting yang saya ingin sampaikan."

"Apa itu kak," kata Aldi membalas ucapan Dinda.

"Akan ada teman baru di kelas ini, dan saya minta kalian bisa berteman baik dengannya dan jangan ada yang mencoba untuk mengganggunya."

"Ray silahkan masuk" kata Dinda mempersilahkan Rayhan memasuki kelas barunya.

Semua orang menatap kearah murid baru yang sedikit mirip dengan Dinda.

"Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai semuanya, perkenalkan namaku Rayhan saga febriano, kalian bisa panggil aku Rayhan, aku siswa pindahan dari SMA Cendana. Semoga kita bisa berteman baik," kata Rayhan sopan dan tak lupa tersenyum manis.

"Samuel bangku di sebelah kamu kosongkan?"

"Iya kak."

"Rayhan kamu duduk di sebelah Samuel."

Rayhan langsung duduk di bangku yang telah di tunjuk oleh Dinda.

"Hi," sapa Rayhan ramah namun orang di sampingnya seakan tak peduli.

"Ada yang bisa mengambilkan buku untuk Rayhan?" Tanya Dinda menatap anak muridnya yang tak ada seorang pun yang berniat mengangkat tangannya.

Dinda menghela nafas kemudian berkata lagi "ada yang bisa mengambilkan buku buat saya" dan langsung saja semua murid berlomba lomba mengangkat tangannya tinggi bahkan ada yang sudah berlari keluar.

Satu kesimpulan yang Rayhan tahu di kelas ini banyak murid yang cari perhatian pada mamanya itu terbukti ketika sedang belajar dengan tenang pasti ada saja siswa yang mengeluarkan kata kata gombalan dan memuji mamanya itu tak lupa dengan berlagak sok ganteng menurut Rayhan.

"Baiklah pelajaran sampai disini," kata Dinda mengakhiri mata pelajaran nya untuk hari ini.

Semua murid membereskan bukunya.

"Rayhan," panggil Dinda, Rayhan segera menatap Dinda dan para murid yang kesal. Mereka yang cari perhatian tapi si anak baru yang di panggil.

"Kalo kamu mau ke kantin, kamu bisa nyuruh Aldi, Samuel atau Daniel untuk nganter kamu ke kantin."

Mereka bertiga yang di sebutkan namanya itu, tentu saja tak suka dan ingin menolak namun karena Dinda yang menyuruh mereka mau tak mau harus di laksanakan.

"Gimana kalian mau kan?" Tanya di dinda pada murid yang di maksud.

"Iya kak, nanti kita anter dia" kata Daniel.

Dinda keluar dari kelas diikuti beberapa murid lainnya.

"Lu mau ke kantin gak?" Tanya Daniel pada Rayhan.

Rayhan menggelengkan kepalanya pelan, jujur ia takut dengan tatapan mereka bertiga.

"Ok, yuk guys kita cabut," kata Aldi menarik kedua sahabatnya keluar dari kelas.

Rayhan menghela nafas, sepertinya ia salah masuk sekolah. Di sini ia gak punya teman dan banyak siswa yang gak suka padanya.

Rayhan melamun di kelas sendirian dan mengingat ketika dulu di sekolah lamanya kedua sepupunya itu akan selalu ada untuknya, membelanya ketika ada yang menyakitinya dan selalu menghiburnya ketika ia sedih.

"Kak Rafa, kak Rafi. Ray kangen," gumam Rayhan dalam kesunyian.

"Ray telpon aja deh. Kayaknya sih mereka juga sedang istirahat.

"Haloo" sapa Rayhan saat Rafi mengangkat teleponnya.

"Salam dulu nyet."

"Sorry lupa, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Nah gitu dong."

"Lu lagi ngapain kak."

"Lagi makan nih."

"Lu udah makan belum."

"Udah."

"Gue dengar ku udah mulai sekolah yah."

"Iya kak, aku sekarang lagi di sekolah."

"Gimana sekolahnya bagus gak?"

"Bagus banget, luas dan sangat indah."

"Wow, kapan kapan ajak gue yah."

"Iyah. Kak Rafa mana?"

"Tuh lagi makan mie ayam."

"Kan Tante megan ngelarang kita makan mie."

"Itu bukan buat kita tapi cuma buat lu. Btw di sekolah itu semua siswanya pada baik gak? Maksud gue lu udah dapat teman."

"Belum sih kak, kan masih hari pertama, entar juga ada yang mau temanan sama gue. Kalo para siswanya sih sepertinya mereka baik."

"Yaudah gue tutup dulu ya, udah mau bel."

"Iya kak, nanti kalo libur janji harus kesini."

"Iyah. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Rayhan meletakkan ponselnya diatas meja setelah mengobrol sebentar dengan Rafi. Rayhan masih pengen ngobrol, tapi sepertinya kakaknya itu sedang sibuk.

Kring. kring.

Bel berbunyi.

Semua murid segera masuk ke kelas dan duduk di tempat masing masing.

Samuel datang dan langsung duduk di bangkunya tanpa menatap kearah Rayhan.

Tak lama Bu Mila yang merupakan guru fisika datang, seorang guru gendut dengan wajah yang tegas sambil membawa sebuah tongkat untuk memukul muridnya yang nakal dan susah diatur.

"Minggu depan kita ujian," kata Bu Mila mengangetkan semua siswa.

***

Skip pulang sekolah.

Pulang sekolah, Rayhan menunggu di depan gerbang ia akan pulang bersama Dinda

Dinda pun datang, Rayhan segera naik ke mobil dan mobil pun melaju menuju apartement.

Aldi yang memang memperhatikan mereka sedari tadi dengan kesal ia mengepalkan tangannya

"Lu anak baru jangan macam macam buat deketin kak Dinda, karena yang pantas cuma gue" kata Aldi dan mengendarai motornya menuju rumah miliknya.