HOT NEWS!
Seorang artis terkenal berinisial MC tengah menggemparkan seluruh media massa. Skandal yang menimpa artis berinisial MC ini dikabarkan terlibat hubungan khusus dengan seorang direktur dari agencynya sendiri dan dikabarkan berselingkuh dengan lelaki lain. Membenarkan berita ini, sebuah poto yang menampilkan sang artis tengah berpelukan dengan lelaki lain membuat publik yakin bahwa memang benar terjadi perselingkuhan.
Tidak main-main, putusnya kontrak kerja yang dilakukan oleh agency dari sang artis membuat berita itu tidak sekedar hoax belaka. Dari sang artis sendiri belum melakukan konfirmasi terkait kebenaran berita ini. Dan keterdiaman artis berinisial MC ini membuat berita ini benar adanya.
BRAKH!!
"Bajingan! Kenzo sialan!" Teriak Marsha sehabis menendang pintu di depannya dengan kasar.
Beberapa orang yang berada di dalam ruangan itu terkejut bukan main. Mereka terlihat sedang merapatkan sesuatu, entah apa itu Marsha tidak peduli. Yang ia inginkan saat ini adalah bertemu dengan Kenzo. Kenzo sang direktur yang telah membuat berita sialan itu menghantam karirnya.
"Dimana pria brengsek itu!" Teriak Marsha tak terkontrol.
Orang-orang yang berada disana pun memilih untuk diam sambil menundukkan kepala dalam. Tak satu pun yang berani mengangkat suara. Tentu saja itu mengundang emosi Marsha semakin memuncak.
"Kenapa diam saja? Aku tahu kalian semua sudah bekerja sama dengannya!" Teriak Marsha lagi.
"Marsha, tenangkan dirimu." Sebuah tepukan di pundaknya tidak membuat Marsha tenang. Hans asistennya mencoba untuk menenangkannya, tapi tidak mempan sama sekali.
"Tidak bisa. Bajingan itu harus kutemui dulu!" Kata Marsha tak terbantahkan.
Saat Marsha hendak melangkah lebih jauh memasuki ruangan itu, tiba-tiba seseorang yang sedang ia cari berdiri di hadapannya. Tersenyum penuh membuat Marsha merasa mual melihatnya.
"Kau mencariku honey?" Sapanya dengan sebuah senyuman yang menjijikkan di mata Marsha.
"Kau pikir apa yang kau lakukan?!"
Kenzo tertawa renyah mendengar bentakan Marsha. "Memberitahu publik tentang perselingkuhanmu yang rendahan itu." Jawabnya santai.
Mendengar jawaban Kenzo membuat Marsha menggeram marah. "Kaulah yang berselingkuh! Mengapa kau menipu publik?!" Bentaknya lagi.
Bentakan yang tak terduga itu membuat Kenzo cukup terkejut. Ia pun menarik Marsha keluar dari ruangan itu. Membawanya menuju ke sudut koridor yang sepi.
"Aku tidak memiliki hubungan denganmu. Kenapa kau membawa-bawa namaku?!"
"Kita memang memiliki hubungan Marsha!" Suara Kenzo meninggi membuat Marsha sedikit terkejut, namun ia langsung menetralkan ekspresinya kembali.
"Ya, tapi tidak lagi. Kau berselingkuh dengan Daisy dan aku mencampakkanmu. Tapi mengapa kau meluncurkan berita seakan-akan akulah yang jahat?!" Balas Marsha tak kalah sengit.
"Aku tidak suka kau mencampakkanku seperti ini. Itulah mengapa aku membuat berita itu."
"Bajingan!" Umpat Marsha tak mengindahkan tatapan beberapa orang yang kebetulan melewati mereka.
"Aku mencintaimu Marsha, tapi kau membuatku begitu putus asa dengan pernyataan laknatmu itu." Katanya penuh dengan emosi.
Marsha menatap Kenzo marah. "Kau tidak mungkin berselingkuh dengannya kalau kau mencintaiku!"
"Aku tidak berselingkuh dengannya. Daisy sedang mabuk saat itu dan aku tidak sengaja tertidur di apartementnya. Hanya tertidur Marsha." Kata Kenzo mencoba menjelaskan.
"Kau pikir aku percaya?"
Kenzo menatap Marsha marah. Ia tidak suka wanita itu menatapnya seperti ini. Tatapan benci dan jijik yang ditunjukkan Marsha membuat hati Kenzo sakit.
"Kau yang membuat semua ini terjadi!"
Marsha tertawa meremehkan. Apa kata pria brengsek itu? Apa dia baru saja menuduh Marsha yang menyebabkan semua perkara ini? Yang benar saja Kenzo!
"Lihatlah, bahkan kau dengan tidak tahu malu menjadikanku sebagai pelaku." Jawab Marsha sembari menatap Kenzo dengan penuh ketidaksukaan.
"Aku bisa memperbaiki namamu kalau kau mau kembali padaku." Kata Kenzo menawarkan membuat Marsha menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Kau pikir aku seperti jalangmu yang mudah luluh?" Sinisnya tak suka.
"Kau memang jalangku Marsha sialan!" Bentak Kenzo tak terkontrol. Bahkan kini ia mencengkram rahang Marsha kuat. Sudah ia katakan bukan, jika ia tidak suka cara Marsha menatapnya.
Marsha menghempaskan cengkraman itu dengan susah payah. "Dengar, aku tidak akan pernah kembali padamu. Mau sekeras apa pun kau mencoba untuk menjatuhkanku, aku tidak akan jatuh ke lobang yang sama." Kata Marsha menegaskan.
"Kalau begitu, terimalah kehancuranmu. Aku yakin kau pasti akan datang dan memohon padaku." Kata Kenzo dengan penuh kekuasaan. Marsha berdecih mendengarnya.
"Itu tidak akan pernah terjadi!"
"Ya, kita lihat sampai mana kau bisa menahan tekanan dari publik." Kata Kenzo kembali membuat Marsha hendak melontarkan kata-katanya, tetapi Hans sudah lebih dulu menariknya.
"Kita harus pergi. Para wartawan semakin banyak berkumpul di luar gedung." Katanya sembari menarik Marsha menjauhi Kenzo.
Dari kejauhan Marsha dapat melihat Kenzo tersenyum penuh kemenangan. Melihat senyuman itu membuat Marsha benar-benar merasa jatuh. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa pria itu membuatnya menjadi seperti ini. Jika boleh jujur, Marsha sudah terlanjur mencintai Kenzo. Dirinya juga sudah lama mengetahui mantan kekasihnya itu berhubungan dengan Daisy, tapi Marsha tidak pernah menyinggungnya. Hingga kemarin malam, kesabaran Marsha benar-benar sudah habis melihat Kenzo tertidur di apartement Daisy tanpa busana. Begitu juga dengan wanita itu.
Kenzo bajingan!