webnovel

04

Di rumah Kamil

Di kamar Rasya..

"Huaaamm emm.., jam berapa ya, oh jam tiga sore, wa banyak banget dari aa Raditya", kata Rasya.

**

Percakapan Rasya dan Raditya lewat whatsapp.

"Sya, dimana ?", tanya Raditya.

"Di kamar a, baru bangun tidur, kenapa ?", tanya Rasya.

"Bisa ke kamar gak, penting nih, ada yang mau aa obrolin sama kamu dan Zahwa", jawab Raditya.

"Oh oke, kalau begitu aku mandi dulu ya", kata Rasya.

"Oke..", sambung Raditya.

**

Di kamar Raditya..

"Akhirnya di balas juga dengan Raditya, tinggal Zahwa doang yang belum, tunggu saja deh", kata Raditya.

Di kamar Zahwa..

"Bosan ya dikamar mulu, main game saja deh, eh ada whatsapp, aa Raditya, balas dulu deh habis itu baru main game", kata Zahwa.

**

Percakapan Zahwa dan Raditya lewat whatsapp.

"Dimana ?", tanya Raditya.

"Di kamar a, kenapa ?", tanya Zahwa.

"Bisa ke kamar gak sekarang ?", tanya Raditya.

"Bisa a", jawab Zahwa.

"Oke, aa tunggu ya", kata Raditya.

"Iya a", sambung Zahwa.

**

Masih di kamar Zahwa..

"Hu.., gak jadi main game deh, ya sudah deh ke kamar aa saja", keluh Zahwa.

Di kamar Rasya lagi..

"Uuh segarnya habis mandi, ke kamar aa deh", kata Rasya.

Di depan kamar Zahwa..

"Assalamu'alaikum teh", Rasya memberikan salam pada Zahwa.

"Wa'alaikumussalam sya", Zahwa menjawab salam dari Rasya.

"Sya hayang kamana ?"

(Sya mau kemana ?), tanya Zahwa.

"Hoyong papag teteh"

(Mau jemput teteh), jawab Rasya.

"Haaa hoyong papag teteh, emangna anjeun hoyong ajak teteh ka manten ?"

(Haaa mau jemput teteh, memangnya kamu mau ajak teteh kemana ?), tanya Zahwa lagi.

"Ka kamar aa, tadi aa whatsapp, sanggem jurung ka kamar na ajak teteh sakantenan"

(Ke kamar aa, tadi aa whatsapp, katanya suruh ke kamarnya ajak teteh sekalian), jawab Rasya lagi.

"Oh nya sami atuh, teteh oge di jurung aa ka kamar na"

(Oh ya sama dong, teteh juga di suruh aa ke kamarnya), kata Zahwa.

"Nya atos urang ka kamar na aa wae yuk"

(Ya sudah kita ke kamarnya aa saja yuk), sambung Rasya.

"Yuk..!!", seru Zahwa.

Di kamar Raditya lagi..

"Duuh Zahwa dan Rasya kemana lagi, dari tadi ditungguin gak datang-datang", kata Raditya.

"Assalamu'alaikum a", Rasya dan Zahwa memberikan salam pada Raditya.

"Wa'alaikumussalam", Raditya menjawab salam dari Rasya dan Zahwa.

"Naha anyar dongkap,ditungguin ti tatadi dugi tunduh-tunduh oge hemm.."

(Kenapa baru datang, ditungguin dari tadi sampai ngantuk-ngantuk juga hemm..), keluh Raditya.

"Hapunten a,tadi ngobrol tiheula di payun kamar teh Zahwa"

(Maaf a, tadi ngobrol dulu didepan kamar teh Zahwa), kata Rasya.

"Atos anu eta engke bae di pedar na,ayeuna Zahwa hoyong taros,naha aa miwarang urang dieu ?"

(Sudah yang itu nanti saja di bahasnya, sekarang Zahwa mau tanya, kenapa aa menyuruh kita ke sini ?), tanya Zahwa.

"Oke, mimitina aa carios tiheula nya"

(Oke, awalnya aa cerita dulu ya), jawab Raditya.

"Oke nya atos mimiti a"

(Oke ya sudah mulai a), kata Zahwa.

"Janten sepertos ieu carios na"

(Jadi seperti ini ceritanya), sambung Raditya yang menceritakannya pada Rasya dan Zahwa.

Beberapa jam kemudian..

Masih di kamar Raditya..

"Oh janten pamaksudanna aa hoyong menjodohkeun papa kalawan rerencangan alit na atawa tresna kahijina eta ?"

(Oh jadi maksudnya aa mau menjodohkan papa dengan teman kecilnya atau cinta pertamanya itu ?), tanya Rasya.

"Sarta aa miwarang urang dieu kanggo ngabantuan aa pilari terang saha eta tante Titah, kitu ?"

(Dan aa menyuruh kita ke sini untuk membantu aa mencari tahu siapa itu tante Titah, begitu ?), tanya Zahwa.

"Calakan kalintang maraneh duaan,nya leres..,eta pamaksudanna aa"

(Cerdas sekali kalian berdua, ya benar.., itu maksudnya aa), jawab Raditya.

"Oke..,lamun kitu rapet na urang teras enjing nya,sarta urang sadaya saha eta Titah"

(Oke.., kalau begitu rapatnya kita lanjut besok ya, dan kita semua siapa itu Titah), kata Zahwa.

"Oke aa antos info na enjing nya"

(Oke aa tunggu infonya besok ya), sambung Raditya.

"Oke a..!!", seru Zahwa dan Rasya.

Keesokan harinya..

Di bandara..

"Thank god for finally arriving in my homeland, Indonesia"

(Alhamdulillah akhirnya tiba juga di tanah kelahiran ku, Indonesia), kata Titah.

"Kang mas itu Titah", kata bu Ajeng.

"Oh iya diajeng", sambung pak Nano.

"Bapak, ibu", kata Titah.

"Inggih nduk"

(Iya nak), sambung pak Nano dan bu Ajeng.

"Ini..?", tanya Titah.

"Kang mas e panjenengan nduk, asmane Renaldi"

(Kakakmu nak, namanya Renaldi), jawab pak Nano.

"Aturi kemawon Renal atau Aldi, nduk"

(Panggil saja Renal atau Aldi, nak), jawab bu Ajeng.

"Oh ya, emm pak, bu", kata Titah lagi.

"Inggih nduk"

(Iya nak), sambung pak Nano dan bu Ajeng lagi.

"Kawula mbekta oleh-oleh kathah sekali, oh nggih setunggal iseh Ayu ugi ibu titip salam kagem rama ugi ibu"

(Saya membawa oleh-oleh banyak sekali, oh ya satu lagi Ayu titip salam untuk bapak dan ibu), kata Titah lagi.

"Wa'alaikumussalam, titip salam kembali untuk ayu ya nduk", sambung bu Ajeng lagi

"Inggih bu"

(Iya bu), kata Titah lagi.

"Mangke kita lanjutkan iseh obrolan ne nggih nduk, sakmenika kita mlebet mobil"

(Nanti kita lanjutkan lagi obrolan nya ya nak, sekarang kita masuk mobil), kata pak Nano.

"Inggih pak"

(Iya pak), sambung Titah.

Di rumah pak Nano

Di ruang tamu..

"Alhamdulillah sampai di rumah juga, banyak sekali yang berubah ya pak, bu di jalan tadi", kata Titah.

"Iya nduk", sambung pak Nano.

"Mi..", bu Ajeng memanggil Darmi.

"Inggih bu, wonten ingkang saged kawula bantu ?"

(Iya bu, ada yang bisa saya bantu ?), tanya Darmi.

"Tolong buatkan unjuk nggih"

(Tolong buatkan minum ya), jawab bu Ajeng.

"Oh ya dik, kamu kuliah semester berapa ?", tanya Renaldi.

"Sudah lulus mas Renal, saya mau lanjutkan kuliah lagi di sini", jawab Titah.

"Oh mau lanjut kuliah ke S2 ya ?", tanya Renaldi lagi.

"S3 mas", jawab Titah lagi.

"Oh lanjutkan ke S3, jurusan apa ?", tanya Renaldi lagi.

"Saya belum tau mas, ambil akuntansi atau teknik industri lagi", jawab Titah lagi.

"Oh gitu", kata Renaldi.

"Oh ada mbak Titah, permisi pak, bu, mas, mbak, ini minum nya", kata Darmi.

"Inggih mbak, mbak Darmi gimana kabarnya ?"

(Iya mbak, mbak Darmi bagaimana kabarnya ?), tanya Titah.

"Alhamdulillah baik mbak", jawab Darmi.

"Syukur alhamdulillah, oh iya lupa ini ada oleh-oleh untuk mbak Darmi dan mas Didi", kata Titah lagi.

"Oh inggih mbak, maturnuwun nggih mbak"

(Oh iya mbak, terimakasih ya mbak), sambung Darmi.

"Iya mbak, ini untuk bapak, yang ini untuk ibu, dan yang ini untuk mas Renal, yang ini untuk mas Rivan", kata Titah lagi.

"Terimakasih ya nduk", sambung pak Nano dan bu Ajeng.

"Terimakasih ya dik", sambung Renaldi.

"Inggih mas, pak, bu, sami-sami"

(Iya mas, pak, bu, sama-sama), kata Titah lagi.

"Ya sudah kamu istirahat dulu nduk, kamar mu sudah ibu siapkan kemarin", sambung bu Ajeng.

"Oh iya bu, terimakasih ya bu sudah siapkan kamar untuk Titah", kata Titah lagi.

"Inggih nduk"

(Iya nak), sambung bu Ajeng lagi.