webnovel

Guci Wasiat

novel ini berangkat dari sebuah tempat bersejarah yang terlupakan. adalah sebuah taman makam pahlawan prajurit Jepang yang kesepian. kuburan ini tidak pernah dicintai orang, karena tidak ada yang mengenal mereka, bahkan mungkin para keluarga (orang Jepang) mengetahui sanak saudaranya ada di makam tersebut. Ditemukan sebuah guci tua di dalam gua yang tak pernah di datangi manusia sebelumnya.Goa tempat roh bersembunyi. Guci berukuran pria dewasa itu terdapat seorang pemuda tampan, bernama Ya Lam, pemuda tersebut adalah tentara Jepang. Yang melarikan diri dari tentara sekutu NICA. Kemudian dia diselamatkan oleh pasukan kerajaan gaib, selama berbulan-bulan. Ya Lam terbangun di jaman modern dan bertemu secara tak sengaja dengan Piya,seorang Polwan yang bersembunyi di goa tersebut dari kejaran preman yang ingin memperkosanya. Mereka berada pada goa yang sama dari jaman yang berbeda. Ternyata Ya Lam telah tertidur di guci dalam goa itu selama 75 tahun. Goa tempat para perompak laut menyimpan harta karun. Piya keluar dari goa dengan sejumput emas yang membuatnya kaya raya, Piya membawa Ya Lam keluar dari goa sebelumnya akhirnya goa itu mrnjadi rata dengan tanah.

Meri_Sajja · ย้อนยุค
Not enough ratings
43 Chs

Kerajaan Atas Angin

Esok paginya, di Rumah Sakit Jiwa "Satu Jiwa", atas persetujuan Ryozo atsu Ya Lam, pengobatan hipterapi akhirnya dilakukan terhadapnya.

Cerita Ryozo di alam bawah sadarnya.

Hari itu, setelah terdengar berita tentang kekalahan bangsaku dengan tentara sekutu, prajurit yang tersisa dan frustasi melakukan pembantaian kepada para pekerja paksa, yang ikut membantu membuat daerah pertahanan,membuat bunker dan sistem senjata pertahanan lainnya. Pembantaian dilakukan untuk menjaga kerahasiaannya. Mereka ada yang di tembak dan di pancung. Aku tak sanggup melihat kebiadaban ini. Bersama dua temanku, kami melarikan diri ke tengah rimba raya. Para prajurit yang bertahan di bunker pada akhirnya terbunuh bom yang dijatuhkan tentara NICA. Sayangnya aku terpisah dengan kedua temanku Subandi dan Basuki.

Aku terluka dan tersesat jauh ke hutan, akhirnya aku ditemukan pasukan kerajaan Jaitan Layar. Kerajaan mereka jauh di atas dan di ketinggian, hingga mampu menyentuh awan, di mana hutan mayapada berada di atas kaki mereka. Mereka membawaku ke istana mereka yang indah dan damai. Matahari terasa dekat dan hangat, bintang-bintang serasa dalam jangkauan, mereka memiliki kendaraan yang bisa terbang, entahlah aku tidak mengerti bagaimna bisa sampai ke tempat itu.

Mereka mengobati luka-luka yang ku derita. Aku dipekerjakan sebagai tukang masak Istana, dan bertugas melayani para pembesar kerajaan hingga berbulan-bulan lamanya. Aku di beri tempat yang layak. Raja memberiku banyak hadiah karena masakan yang ku buat membuat para pembesar kerajaan bertambah dengan ramuan yang ku buat khusus untuk mereka.

Sayangnya aku tidak bisa lama bersama mereka. Aku harus menemukan teman-temanku kembali. Mereka pergi entah kemana.

Para pasukan yang gagah berani mengantarkanku pulang. Hingga akhirnya aku bertemu dengan gadis itu yang membuatku terkurung seperti tahanan sakit jiwa.

Arman merekam cerita Ya Lam dengan video, setelah dia sadar, mereka menonton video itu kembali. Ya Lam tertegun, ia memang mengingat semua kejadian di Jaitan Layar, tetapi selama ini menyangka semua itu hanya mimpi.

Piya dan Fatma saling berpandangan, mereka terdiam dalam kebisuan. Cerita Ya Lam di bawah kesadaran bukanlah hal yang bisa di rekayasa begitu saja. Masing-masing berfikir untuk memahami kisah yang begitu aneh dan tak bisa di terima akal sehat.

Ya Lam duduk tersandar di sofa, seluruh hati dan jiwanya serasa kosong. Arman menepuk pundak Ya Lam. "Minumlah!" Arman mengerti Ya Lam belum sepenuhnya sadar.

"Mari kita temui kakek, beliau pasti bisa menjelaskan!" Kakek Basuki di masa mudanya adalah seorang tabib kampung yang banyak membantu orang-orang terserang penyakit aneh.

Mereka bergerak menuju rumah kakek Basuki. Di luar dugaan mereka, kakek Basuki sudah bersama kakek Subandi. Dua orang itu menang berencana menemui Ya Lam. Di rumah itu juga sudah ada orang tua Piya mendampingi kakek buyutnya Piya.

Piya akan menemui masalah besar, baru kali Piya tidak bersikap terus terang dengan orang tuanya. Kedua orang tuanya pasti marah besar karena Piya tinggal serumah dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.

Kedatangan mereka di sambut Saskia yang mengarahkan mereka ke halaman belakang.

Di sana sudah menunggu keluarga Piya. Sementara kedua kakek itu sedang asyik bermain catur, mereka berhenti bermain ketika melihat kedatangan Ya Lam. Kakek Subandi terperangah. Dia seperti melihat hantu di siang hari. Ya Lam menghampiri keduanya dan berpelukan penuh dengan rasa haru.

***

Tidak ada penjelasan yang rumit tentang keberadaan Ya Lam, baik fisik ataupun ingatannya, dia bukan orang yang tidak waras, atau aneh seperti pemikiran Piya. Kalaupun dia sempat mengamuk dan berprilaku aneh, ini hanya masalah penerimaan kenyataan yang sulit di terima oleh Ya Lam. Dia shock mengetahui kalau dia telah berpindah waktu dengan begitu cepat, tanpa melewati ruang dan aneka peristiwa kehidupan yang dapat merubah keadaan fisik seseorang, seperti yang dialami manusia biasa. Ya Lam tidak memasuki lorong waktu yang berbentuk hologram, dia hanya berpindah alam dari waktu ke waktu dengan cara yang singkat dan mudah.

Ya Lam memasuki 3 dimensi kehidupan tanpa mengalami kesulitan. Dia mendapat anugrah kebebasan hidup menyangkut waktu d, ruang dan peristiwa. Yang patut di lakukan sekarang adalah bersyukur dan menerima takdir. Begitulah penjelasan kakek Basuki. Kakek Subandi manggut-manggut, pendengarannya seperti tidak mengalami masalah.

Tiga orang sahabat itu kemudian asyik bercakap-cakap tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya. Bicara mereka nyaring, suara mereka terdengar hingga ke ruang tamu. Arman dan Fatma bisa memahami dan mengerti semua penjelasan kakek Basuki. Tetapi tidak begitu dengan Piya.

Piya EQ rendah, Fatma sering mengolok-ngoloknya begitu, bila Piya tidak menerima penjelasan yang di luar logikanya. "Makanya kamu berhenti jadi Polwan, kamu sudah kehilangan bentuk, setegah perempuan, dandan ga pernah, hobinya berkelahi dengan preman, cari tugas yang lain aa, yang tidak merusak wajah dan prilakumu", Fatma mengomeli Piya sekali waktu. Karena tidak jarang mengobati tubuh Piya yang luka-luka sehabis perkelahiannya menangkap gembong narkoba. Bahkan Piya pernah di tuduh warga pencuri kendaraan, ketika dia kedapatan warga menggunakan motor yang pernah dicuri orang lain. Padahal Piya pada waktu itu ingin mengamankan motor yang telah di curi itu. Warga bergerombol ingin menangkap dan memukulinya. Karena penjelasan Piya tidak bisa di terima mereka. Akhirnya Piya yang sudah kuwalahan mecabut pistolnya di pinggang dan menembakkan pistolnya di udara. Warga kaget dan mundur menjauhinya. "Saya polisi!" kata Piya sambil memperlihatkan lencana polisi miliknya.

Siang itu di gelar syukuran mendadak di rumah Piya. Tetapi ketika mereka semua sampai di rumah Piya, mereka terkejut dan sangat marah kalau Piya punya rumah sebesar itu, memiliki kolam renang luas pula. Parahnya Piya tinggal di rumah itu dengan Ya Lam. Ibu Piya mengambil sapu dan memukulinya. Piya berlari menghindar tetapi ibunya terus mengejarnya. Piya menangkis semua pukulan ibunya hingga tangannya merah. Kalau menghadapi preman atau warga yang mengamuk, Piya bisa mengangkat pistol dan menembak ke udara, ini ibunya sendiri, mana mungkin dia bisa melawan. Satu-satunya orang yang bisa menghentikan ibu hanya ayahnya. Tapi kali ini ayahnya tidak mempedulikannya. Meski Piya berteriak minta tolong padanya. Tetapi kali ini yang membantu Piya adalah Ya Lam. Dia memeluk ibu Piya dari belakang. Ibu kaget sapunya terlepas. Wajah tampan dan senyum Ya Lam yang manis membuat ibunya tergugah. Ayah Piya mendelik. Baru kali ini dia cemburu. Fatma yang dari tadi menonton kejadian itu tertawa geli. Tapi ia menghentikan tawanya ketika melihat Piya melotot marah padanya. Sepertinya Fatma senang melihat deritanya. Fatma tersenyum, menghilangkan marah Piya dengan mengobati tangannya yang memar akibat sapu ajaib ibunya. Sapu itu tergeletak di lantai. Patah. Piya membuang barang bukti itu ke tong sampah.

Di ruang tamu, ibu Piya di suguhi makanan lezat buatan Ya Lam. Agaknya ibu Piya jatuh hati dengan pemuda itu.

Mereka mengundang tetangga di komplek itu untuk makan bersama, syukuran untuk berbagai hal tentunya.

Orang tua dan kakek Piya tinggal di rumah itu. Ya Lam senang dia tidak lagi kesepian.

Ya Lam dan ibu Piya mempunyai rencana baru untuk mereka. Membuka restoran Jepang. Dalam satu minggu berikutnya ibu Piya sudah pandai membuat masakan Jepang. Mereka mengundang ibu-ibu pengajian untuk uji coba masakan mereka. Hasilnya, mereka kebanjiran order, hingga mereka kuwalahan.

Akhirnya mereka menarik dua orang asisten lagi untuk membantu mereka. Tidak perlu tempat usaha. Karena membuka usaha menggunakan aplikasi online. Dalam waktu singkat ibu dan Ya Lam sudah sangat sibuk dengan pekerjaan baru mereka.

Kesibukan mereka ini membuat ayah Piya tidak senang. Dia merasa diabaikan. Ya Lam membujuknya, dia datang memijit pundak ayah Piya. Ayah Piya senang. Pijitan Ya Lam enak tidak kalah dengan tukang pijit profesional. Ya Lam memang pintar mengambil hati orang lain.

Siang itu dengan membawa banyak mobil, mereka pergi bersama ke tempat Ya Lam di temukan Piya. Tetapi gua yang di maksud Piya sudah lenyap, yang ada hanyalah reruntuhan sisa longsor, tanah dan batu besar menutupi tempat itu. "Tempat ini sudah di ambil", kata kakek Basuki dengan makna berganda. Piya merinding. Dia hampir terkubur hidup-hidup di tempat angker itu. Piya heran kenapa ia tidak takut saat itu.

Akhirnya rombongan besar itu meninggalkan tempat itu. Kakek berdoa sebelum masuk mobil. Tempat ini adalah pembantaian waktu itu. Para pahlawan terkubur di tempat itu tanpa pernah diketahui namanya bahkan sanak saudaranya saja entah dimana. Dia, Subandi dan Ya Lam adalah saksi kekejaman perang yang menyisakan banyak kepiluan dan penderitaan yang mendalam.

Sekarang waktunya melupakan semua pengalaman buruk yang pernah mereka alami. Ya Lam menatap reruntuhan itu dengan tersenyum. Pasukan kerajaan atas angin melambai kepadanya sebagai tanda perpisahan.