webnovel

KEKACAUAN DI FINIAS - BAGIAN 02 (02)

Fadhel dan salah satu anggota Lucifer mulai berhadapan.

Saat dia harus ditugaskan untuk menemukan Firtania dan membawanya ke tempat aman, justru harus berhadapan dengan Lucifer. Mereka ingin membawa Fadhel untuk dijadikan bahan percobaan. Tentu saja, Fadhel menolaknya dan harus mengangkat tubuhnya demi bertarung melawan Lucifer.

Dua anggota Lucifer sedikit menepi. Dalam artian, keduanya tidak ingin mengganggu pertarungan Fadhel dan rekan mereka. Namun, Fadhel tidak ingin lengah. Dia tidak ingin diserang oleh kedua orang lainnya dengan cara tidak adil.

Lucifer adalah organisasi yang diketahui melakukan percobaan terhadap ras-ras lainnya demi melahirkan Plantazel. Meskipun [Perang Fillia] telah berakhir, Lucifer serasa ingin menghidupkan kembali perang yang baru. Salah satu informasi yang diketahui oleh Fadhel adalah hasil percobaan mereka yang bisa membahayakan ras di Dunia GHO. Dia pun ikut terancam. Selain itu, Fadhel mengetahui hal lain bahwa Evil Gamma adalah buah matang yang dihasilkan Lucifer, tapi dia memberontak.

Hasilnya, Fadhel harus dipilih oleh Lucifer secara sepihak untuk menjadi bahan percobaan melawan Evil Gamma.

Fadhel mulai mempersiapkan diri. Dengan jubah yang menutupinya, dia memasang kuda-kuda yang baik dan siap melawan Lucifer yang menghalanginya. Anggota Lucifer itu tidak menggunakan senjata apapun. Dia hanya berdiri tegap dengan menunggu serangan dari Fadhel.

“Penempatan posisi yang bagus. Aku rasa kau memiliki potensi bertarung yang luar biasa, Ras Asing. Sesuatu yang meluap-luap darimu adalah kunci untuk membawamu kepada pemimpin kami.”

“Sudah kukatakan bahwa aku tidak mau! Aku akan melawanmu di sini! Kedua rekanku sedang berusaha keras. Aku juga akan melakukan hal yang sama!”

“Omong kosong yang luar biasa. Bahkan, seekor kutu tahu bahaya yang terlintas di depannya dan tidak akan melawan. Kau harus tahu bahwa dirimu adalah aset yang harus kami bawa secara utuh pada pemimpin kami. Perlawananmu sia-sia.”

“Berisik! Jika kau hanya bisa mengoceh, aku tidak akan segan-segan!”

“Kau bisa memulainya sekarang.”

Fadhel pun termakan omongan dari anggota Lucifer. Dia berlari dan mendekati musuhnya dengan cepat. Dia melancarkan sebuah tinju ke wajah anggota Lucifer, tapi hal itu dihindari dengan mudah. Fadhel tidak berhenti sampai di sana. Dia terus melancarkan serangan demi serangan ke wajah musuhnya, tapi hal itu dapat dihindari dengan mudah.

Fadhel tidak kehabisan tekniknya. Dia menumpukan badannya pada kaki kanannya. Dia berputar dengan cepat dan melancarkan serangan dari tumit kaki kirinya tepat pada wajah anggota Lucifer yang dia lawan. Namun, hal itu masih bisa ditepis dengan mudah oleh tangan kiri lawannya. Fadhel sedikit kesal.

“Pergerakanmu sangat bagus. Namun, kau masih perlu banyak berlatih. Dilihat dari caramu menggunakan teknik bela diri, kau sedikit kehilangan momentum melawanku.”

“Cih! Kau hanya membual saja.”

“Kalau begitu, aku akan menunjukkannya padamu.”

Anggota Lucifer itu memutar tangan kirinya dan menggenggam kaki kiri dari Fadhel. Dia bermaksud untuk melempar Fadhel dari posisinya dengan sangat kuat. Genggamannya tidak bisa dilepaskan oleh Fadhel, tapi Fadhel tetap tidak menyerah.

Fadhel memutar tubuhnya ke kiri dengan kaki kiri yang terkunci oleh tangan lawannya. Fadhel melancarkan serangan dan mendaratkan kaki kananya menuju ke kepala lawannya. Akhirnya, kaki kiri Fadhel terlepas dan anggota Lucifer itu ambruk.

Fadhel menempatkan posisi tubuhnya dengan baik dan bergerak mundur sejenak. Dia mulai berhati-hati terhadap dua anggota lainnya meski pertarungannya dengan satu anggota Lucifer saja sudah membuatnya sedikit merinding. Sudah lama dia tidak menggunakan teknik bela dirinya.

“Kau hanya bisa membual saja. Aku mampu melancarkan serangan seperti tadi dengan baik, sedangkan kau sendiri hanya bisa meremehkanku. Sebagai anggota dari Lucifer, aku kira kau bisa menggunakan sihir hebat atau sejenisnya.”

“Huh? Kau bisa juga berkata seperti itu, Ras Asing. Jika saja kau tahu dengan sihirku, maka kau sudah tamat sekarang. Sayangnya, kami diperintahkan membawamu dengan kondisi utuh. Oleh karena itu, penggunaan sihir pada duel kali ini dianggap sebuah kecurangan, kan?” Itulah kata-kata dari lawan Fadhel sembari dia mencoba bangkit.

“Hm! Aku akan buat dirimu menyesal karena tidak menggunakan sihir padaku!”

“Tunjukkan padaku kata-katamu itu, Ras Asing! Sekarang, aku akan melawanmu dengan cara yang sama denganmu!”

Lawan Fadhel mulai menunjukkan sisi mengerikannya. Dia bergerak dengan cepat menuju Fadhel. Itu lebih cepat dari Fadhel sebelumnya. Fadhel merasakan hal menakutkan dari lawannya ini.

Fadhel bersiap dengan kuda-kudanya. Lawan Fadhel melancarkan serangan pertamanya. Dia mendaratkan serangan kaki kananya tepat di perut Fadhel. Itu adalah serangan yang cepat. Namun, Fadhel masih bisa menahan serangan itu dengan kedua tangannya yang memegang erat kaki dari anggota Lucifer itu.

“Kuh?!”

Kekuatan dari anggota Lucifer ini sangat besar. Fadhel sedikit kesulitan dengan menahan salah satu kakinya saja. Akhirnya, Fadhel mencoba melempar tubuh lawannya ke samping. Fadhel memusatkan kekuatannya pada tubuh dan tangannya.

“Hyaaaahhh!!!!!”

Teriakannya membuat tubuh lawanya mulai mengikuti pergerakan tubuh Fadhel. Anggota Lucifer itu terkejut dengan kekuatan yang dimiliki oleh Fadhel. Ketika Fadhel hampir berhasil melempar tubuh lawannya ke samping, anggota Lucifer itu terlepas dari genggaman Fadhel. Tubuhnya melayang dari tanah dan menatap Fadhel dari atas. Fadhel membalas tatapan itu dengan senyuman yang menantang.

“Kau bilang tidak akan menggunakan sihir? Apa ini membuktikan bahwa kau sudah tidak percaya diri?”

“Jangan besar kepala. Aku tidak menggunakan sihir serangan kepadamu. Aku menggunakan sihir [Fly] agar aku bisa menjaga jarak darimu. Kau masih belum bisa dikatakan baik bagiku, tapi potensimu sangat disayangkan. Bagaimana? Apa kau ingin memiliki kekuatan bersama Lucifer? Ini kesempatan terakhirmu.”

“Pada akhirnya, hidupku ini hanya penuh pengkhianatan saja? Kau kira bisa membujukku jadi bahan percobaan Lucifer yang berbahaya? Aku tidak mau! Jika kau mengatakan hal yang sama, maka aku lebih baik mati daripada jadi percobaan kalian.”

“Kalau begitu, kami harus—Akh?!”

Perkataan anggota Lucifer itu terpotong. Tak berapa lama, dia mengeluarkan darah dari mulut dan bagian dadanya sembari dia melihat ke arah luka yang dialaminya. Ada akar berduri yang menusuknya dari belakang. Akar itu menggeliat dan menusuknya dengab sekejap. Apa yang terjadi?

Fadhel mulai terbelakak. Dia melihat dua anggota Lucifer lainnya juga terkena serangan yang sama. Serangan dari monster yang pernah dia temui bersama Hasan saat berada di hutan sebelum menuju ke Kerajaan Finias. Monster yang memberikan informasi keberadaan Lucifer.

Dia adalah Evil Gamma yang muncul tiba-tiba dan telah membunuh anggota Lucifer dengan mudah.

“Kau terlalu berlebihan. Aku merasa kau akan membunuh Fadhel dengan sihirmu, tapi untunglah aku masih sempat membunuhmu.”

“Ga....mma....sialan....”

Tubuh lawan dari Fadhel mulai tidak bergerak. Artinya, dia sudah terbunuh oleh serangan Evil Gamma. Dia membunuh 3 anggota Lucifer dengan sangat mudah. Situasi Fadhel menjadi sangat gawat. Dia harus segera meninggalkan tempat itu.

“Sial! Aku harus bertemu dengan lawan yang berbahaya.”

“Lama tak berjumpa, Fadhel. Apa kau sehat? Kurasa, tidak. Tenang saja. Aku tidak akan melawanmu kali ini. Aku mendapat hal yang kuinginkan. Untuk saat ini, kau harus berterimakasih padaku.”

“Huh?! Apa yang kau katakan?!”

“Oh, kau harus segera menyelamatkan rekanmu yang berada di arah berlawanan dari gerbang utama. Aku rasa dia terkena serangan fatal melawan Plantazel itu. Yah, kalau begitu, lupakan saja Firtania dan Hasan sejenak, lalu tolonglah temanmu yang di sana. Kau harus bertindak cepat, loh. Sampai jumpa lagi, Fadhel.”

“Oi! Apa yang kau—”

Fadhel belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Evil Gamma sudah lenyap dari pandangannya. Dia tidak ingin percaya pada Evil Gamma, tapi apa yang dikatakannya mengenai informasi Lucifer itu benar. Jika Evil Gamma tidak berbohong, maka Fadhel harus bersiap.

Fadhel meneguhkan hatinya. Dia bergegas menuju ke tempat Krisna. Walaupun hal itu tidak bisa dia percaya secara baik, Fadhel merasa bahwa serangan Plantazel di Kerajaan Finias cukup sulit diatasi. Fadhel memilih menyelamatkan Krisna dan berharap tidak ada hal buruk yang terjadi.