webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · วิดีโอเกม
เรตติ้งไม่พอ
49 Chs

7. TELAGA SUNYI

Malam, Panji pun sudah puas dengan latihan pemanah bersama Ganyu dengan melihat pemandangan diudara, bintang-bintang di atas langit yang indah menyala dan berkata,"aku belum pernah melihat pemandangan ini sebelumnya",ujar Panji yang heran melihat bintang putih yang sangat berkaratan dengan musim daun hijau yang sudah tiba saatnya menunggunya. Panji beristirahat bersama Ganyu setelah latihan secara rutin, lalu tidur di atas rumput yang lembut hingga menatap Ganyu senyum.

"apakah kau cape Panji", ujar Ganyu yang sedang tersenyum ke arah Panji"

"iya, sangat cape hari ini,ngomong-ngomong Kakak tau tidak? soal kuda itu.....",ujar Panji yang mencoba ingin tau tentang kuda bertanduk yang sama dengan Ganyu punya

"ooh, itu qilin, dia adalah darah kekuatanku",jawab Ganyu kepada Panji yang selalu ditunggu-tunggu dengan keberadaan kuda bertanduk tersebut,"emangnya kau melihatnya?",lanjutnya

"tentu, aku melihatnya saat aku mengungganginya kemana aku pergi"ujar Panji dengan jelas kepada Ganyu

"haaaah! jadi kau menunggang kuda Qinlin?!",ucap Ganyu dengan tegas ke Panji

"iya, lalu aku pergi bersamanya dengan terbang diangkasa, bahkan aku bersama dia sampai di pulau tak berpenghuni Kak",ujar Panji tentang momen kejadian di dalam arwah bersama Qinlin

"pergi kemana kau saat kau menjadi arwah?",ujar Ganyu dengan heran melihat Panji yang menjelaskan perjalanan bersama Qinlin

"yaaah, disisi kegelapan Kak tapi, aku tidak tau nama tempatnya",jawab Panji dengan kebingungan,"lalu dia mengajak aku pergi ke dalam gua ditempat yang aman dari serangan musuh",tambahnya

"apa yang terjadi disana Panji?",ujar Ganyu kepada Panji

"aku menghadapi musuh dengan jumlah yang banyak",ujar Panji dengan menjelaskan sambil berauk muka lelah sambil menatap keatas langit,"musuhnya seperti tanah dan ular",tambahnya,"uuh, aku benci ular"

"namanya Qinlin sayang",ujar Ganyu sambil berdiri dan menatap langit ke udara,"dia selalu hilang tak terlihat oleh orang lain Panji, walaupun dia sembunyi ditempat hutan belantara Panji bahkan, dia pergi dunia lain",tambahnya

"oh begitu, aku hanya nanya itu saja Kak. Aku sudah merasakan pundaknya Qinlin itu, dia memberi aku jalan tapi, yang aku bingungkan",ujar Panji dengan wajah sedih membayangi seseorang yang dimakan oleh ular,"siapa orang itu yang menyelamatkan Qinlin"

Panji melihat Ganyu bangun sambil duduk dengan kedua paha melengkung ke atas dan diikat dengan kedua tangannya, bahkan melihat pemandangan langit yang penuh bintang berkejoran termasuk Panji yang kakinya silang hingga menyandar di sebelah Ganyu membuat Ganyu senang melihat Panji ingin nyandar disamping. Lalu, mereka bergegas untuk pergi karena, sudah larut malam yang sunyi diatas bukit hingga mereka turun dan sampai didalam hutan berbukit, Panji sedih karena hubungan dengan Ganyu saling berpisah, Ganyu tau, kalau Panji tidak mau berpisah dengannya maka dari itu, Ganyu memberi senyuman untuknya dan pelukkan setelah asyik bersamanya. Lalu, mereka pun berpisah, Panji pun sedih melihat Ganyu pergi sambil berpaling namun, Panji belum puas dengan melihat sekelilingnya yang sangat luas dibandingkan kemarin, banyak pohon yang membuatnya gugup.

"yaaah, tidak seperti kemarin, tidak ada pohon ditempat ini",ujar Panji didalam hati,"tapi aku belum puas untuk menjelajah disuatu tempat aaah dari pada Kakak ngantar aku kesini tidak ada apa-apa dirumahku",tambahnya sambil turun kebawah dari bukit hingga pergi dengan cara berlari kesuatu tempat

Begitu Panji dengan jalan kaki menggunakan sepatu, melihat sekeliling sambil berjalan sendirian dimalam hari ke arah timur, dengan sepatu yang khas sambil melompat-lompat rendah kedepan bahkan, berhenti beberapa saat kemudian Panji melihat seorang perempuan didepannya yang sedang mencuci ditelaga yang sangat sunyi. Lalu, Panji mencoba untuk mengejarnya namun, perempuan tersebut tidak ada dan menghilang secara misterius membuat Panji sedikit gugup dan sedikit geli di kulitnya melihat sesosok perawan yang hilang tak kembali.

"duh, tiba-tiba saja aku mulai merinding nih!",ujar Panji yang sedang berjalan dan menggigil didalam hutan,"tapi aku harus bisa mencari keberadaan perempuan itu",tambahnya sambil berjalan pelan-pelan

Panji pergi sendirian tanpa Ganyu, hingga menelusuri sungai yang ada disampingnya hingga melihat sungai tersebut terlihat jernih tanpa ada kotoran apapun, lalu melanjutkan pencarian perempuan tersebut untuk mengikuti jalur sungai yang mengalir. Namun, tak lama kemudian, tepat didepannya sebelah kanan terlihatlah rumah pondok dengan ciri khas China, bahkan tembok besar dengan lubang setengah lingkaran melihatnya dengan kedua mata Panji membuatnya tersinggung hingga mencoba pergi ke tempat tersebut sendirian. Setelah sampai di dalam rumah pondok tua, melihat benteng atau pagarnya pondok tua sudah rusak, karena habis perang dan sudah lama tidak bertempat tinggal beberapa tahun yang lalu membuat Panji serius untuk mencari petunjuk tentang rumah tua misterius. kemudian, masuk kedalam pondok tanpa pintu, bahkan isinya berserakkannya pecahan kaca, lantai berubah menjadi tanah yang tebal, sampai seluruh bangungannya sudah berlumut hijau dari atas sampai kebawah.

"apa-apaan ini?",ujar Panji didalam hati,"apakah tempat ini sudah umur tua atau sudah terbengkalai tampak seperti bekas perang yang misterius, atau masalah keluarga karena tidak ada rumah pondok di sekitarnya",tambahnya

Panji masuk kedalam pondok tanpa senter, hanya sebatang lilin dari kantor kerja Ganyu hngga berjalan menelusuri bangunan tua yang kecil serta misterius, lalu menemukan sebuah lembaran foto yang sudah sobek membuatnya kebingungan hingga membuangnya karena, sangat tidak penting serta bukan benda yang berguna. Kemudian, pergi ke samping kiri, terdapat tempat tidur yang terbuat dari kayu kuno dan retak serta terbengkalai dimana, lemari pakaian berukuran kecil muncul jamur yang beracun hingga Panji heran isi dibalik lemari yang sudah berjamur bahkan, isinya tidak ada benda-benda untuk dijadikan sebagai objeknya. Lalu, menutupnya lagi hingga tiba-tiba, muncul bayangan perempuan dengan berbadan tinggi di bayangan tembok putih membuatnya sedikit gugup, sambil mengeluarkan busur panah ke arahnya namun, kenyataannya seorang perawan yang sudah lesu dan kotor, Panji kaget melihat sesosok wanita yang sudah bau tidak sedap tampak bau mayat hingga mundur kebelakang sambil siaga dengan busur panah ke arahnya.

"kau siapa?",ujar Panji dengan suara lantangnya,"apakah kau orang jahat?!",ucap Panji dengan lantai sambil menatap perempuan misterius dengan pakaian miskin,"lalu, apa yang terjadi?",ucap Panji dengan bicara yang tajam ke arahnya bahkan, melihat perempuan misterius lesu dan menghadap ke kamar kanannya,"eeeh, tunggu!!!",mengejar perempuan misterius yang pergi kedalam ruangan

Saat sampai di dalam ruangan, Panji tidak melihat perempuan misterius hanya sebuah busur panah yang patah dan karet untuk mendorong anak panah sudah hancur secara misterius hingga mengambilnya dan disimpan di sudut tembok yang tegak lurus. saat Panji menyimpan busur panah yang hancur, ketika berbalik muncul seorang wanita dengan pakaian sama hingga Panji kaget melihatnya dan kebingungan, lalu Panji berpura-pura tidak peduli dengan perempuan tersebut hanya berusaha menghindar darinya. Kemudian, pergi setelah menatap wanita histeris yang sedang menatap dirinya yang menjauh darinya, bahkan Panji merasa aman namun, muncul perempuan lagi dari kamar sebelah kanan dan tepat didepan mata. hingga Panji heran sambil menutup kedua matanya. Beberapa menit kemudian, mata Panji tidak melihat hantu tersebut hanya menghilang histeris

"apa yang.....",merasa gugup melihat perempuan misterius,"apa yang terjadi...?",ujar Panji yang sedang kebingungan,"apakah dia masih ada dirumah pondok ini?",lanjutnya sambil keluar pondok misteri

Setelah keluar, Panji tetap berada diluar hingga melihat rumah pondok tua yang sudah gelap gulita dan kusam, bahkan muncul sesosok perempuan dengan wujud yang sama serta tidak ada aroma bau di sekujur tubuhnya. Lalu, Panji mundur dengan tiga langkah bahkan, tidak mengeluarkan anak panah untuk menyerangnya, serta hanya melihat perempuan tersebut dengan bermuka sedih karena, kehilangan seseorang yang dicintainya lalu, pergi mengelilingi sungai membuatnya curiga dengan sikap perempuan misterius."kenapa ada perempuan seperti itu dengan tatapannya",ujar Panji yang serius,"apakah dia sudah meninggal? Atau membutuhkan pertolongan dariku?",ujar Panji dalam hati sambil mengikuti kemana perempuan misteri pergi.

Tengah malam pun tiba, Panji mengikuti jalur lautan yang pergi ke arah kanan, lalu melihat telaga di depannya, lalu Panji kaget melihat perempuan histeris menghilang di telaga yang sunyi. Tiba-tiba, muncul cahaya bulan purnama tepat didepan mata, dengan cahaya sangat terang sehingga, perempuan misteri hilang tanpa jejak,"siapa dia? Apakah dia seorang Impact juga?",ujar Panji dan kebingungan melihat perempuan tersebut. Kemudian, ditelaga tidak ada seseorang yang melaksanakan sesuatu bahkan, bersembunyi dari dirinya hingga berjalan beberapa jengkal karena, sangat curiga dengan perempuan yang hilang. Lalu, misteri belum terungkap sambil berjalan menelusuri rumput-rumput di kaki Panji yang diinjak sambil melihat bebatuan yang berpecah-pecah dimana pun berada. Panji bingung melihat pecahan batu tersebut tampak mirip dengan genteng China kuno hingga batu bata putih di sebelah genteng tua. Selain itu, tembok bagian samping masih utuh hanya sebagiannya saja serta kepingan-kepingan lainnya pun sudah tertutup dengan daun-daun hijau walaupun Panji tidak bisa melihatnya karena gelap gulita. Lalu, Panji menginjak beberapa batu yang merupakan pecahan genteng yang sudah berlumut hijau dan tak lama kemudian, didepan muncul sebuah makhluk mistis dengan berkepala ular yang berada ditelaga sunyi hingga Panji berusaha untuk brsembunyi dari ketahuannya ular yang melihat dirinya di tempat tersebut.

"ular itu..... jangan-jangan dari pulau mati",ucap Panji yang sedang heran melihat ular misterius pergi ke Liyue,"gawat! apa yang aku harus perbuat agar tidak kotanya hancur berkeping-keping bahkan, ular itu pasti jinak",ujar Panji yang sedang berlari hingga bersiap-siap untuk melepaskan anak panahnya ke arah makhluk tersebut, Lalu anak panah yang dikeluarkannya mengenai kepala hingga membeku membuat Panji senang melihatnya,"rasakan itu!",ujar Panji dengan bernada sombong,"ayo kesini, lawan aku ular jelek!",tambahnya

sang ular menggerakkan kepalanya dari bekukan es, Panji melihat kejadian tersebut dan berusaha untuk lari sambil melihat pergerakkan ular yang menghadap Panji sedang mengeluarkan anak panah beberapa kali hingga mengenainya membuat ular merasakan sakit pada pipi sebelah kanannya. Lalu, Panji berhenti menembak hingga melihat pergerakkan ular yang akan melakukan serangan tiga anak panah hingga membeku serta tidak bisa bergerak namun, ular tersebut telah membongkah es disekujur tubuhnya hingga mengeluarkan serangan yang lebih mengerikan, serangan api ke arah Panji hingga Panji berusaha menjauh dari kobaran api yang sangat besar. Lalu, selain ular saja, para koloni pun datang seperti koloni sand man dan koloni ular kecil yang akan siap bertarung melawan Panji sendirian ditelaga yang sunyi, membuat Panji gugup melihatnya sambil mundur kebelakang. Kemudian, sang ular menyuruh mereka menyerang Panji hingga Panji mengeluarkan jarum es didalam telapak tangannya dan berada di sela-selanya untuk melemparkannya hingga mereka terjebak di liuran es dengan cepat membuatnya merasa aman, sambil maju kedepan untuk melawan ular besar yang mengeluarkan semburan api ke arahnya.

"aku tidak takut, walaupun aku sendiri!!!",ucap panji dengan marahnya sambil mengeluarkan bola mutiara yang mirip dengan Ganyu,"rasakan ini",lanjutnya

dengan mutiara, keluarlah serangan kejutan, hingga musuh mulai membeku serta dihujani beberapa serpihan tebal es yang ke arah kepala ular hingga rasanya sakit di luar dan beku menjadi tidak hampa. Panji senang musuh sudah terjebak didalam es, hingga mundur pelan dan mengawasi pergerakkan ular yang berbisa, namun dibelakang Panji muncul seseorang yang baru yang mencoba memukulnya dengan pedang. Namun, Panji telah berhasil menghindar dari serangan tersebut, lalu Panji melihat orang tersebut dengan pakai jaket hitam dengan melambangkan ular putih dengan chaosnya yang peka membuatnya kaget melihat lambang kepala ular yang mengerikan. Bahkan, musuh mencoba berputar balik ke arah Panji yang siap melepaskan tembakkan anak panah namun, serangan pun meleset dengan satu panah saja hingga mencoba untuk menghindar dari asahan pedang pihak musuh membuatnya sedikit gugup untuk dihadapinya. sang musuh melihat Panji sedang mundur hingga mengeluarkan beberapa anak panahnya untuk membunuh dirinya, lalu Panji melihat musuh tersebut yang akan menebas dirinya namun, Panji mengeluarkan tiga anak panah hingga mengenainya hingga musuh misterius berusaha menggagalkan ketiga anak panahnya dengan pedangnya hingga terjebak didalam es hanya bagian kepala saja yang bisa bergerak.

"siapa kau?",ujar Panji yang datang mendekati sang musuh terjebak di beku es sambil membuka jaket kepala yang sedang kesal dan mencoba untuk menghindar

"diam kau!",ujar sang penjahat chaos, sambil menatap Panji dan mengingat wajah tersebut,"kau.... kau yang ada di pulau mati itu kan? Jawab kau?!",lanjutnya dengan watak jahat kepada Panji

"apa tujuanmu datang ke daerah Liyue?",ujar Panji dengan lantang

"aku.... aku datang kesana untuk menghancurkan kota, bocah nakal,"ujar penjahat yang terjebak didalam es,"aku akan menghancurkan tempat itu sebelum mendapatkan Qinlin",ujar penajahat dengan alis kebawah dengan tatapan tajam ke arah Panji

"kau ini!",ucapan Panji didalam hati yang terpendam,"aku tidak akan kota Liyue hancur berada ditanganmu dan aku tidak akan membiarkan Qinlin berada ditanganmu penjahat",tambahnya dengan tegas kepada perampok berjubah hitam dengan lambangkan garis ular putih

Panji mencoba memanah ke arah sang penjahat namun, muncul bisikkan dari belakang dan berkata dengan lemah lembut,"jangan membunuh suamiku",ujar wanita dengan ungkapan kesedihan yang mendalam dan berkata lagi,"jangan pernah melakukan kekerasan pada suamiku",hingga panji merasa ingin menyerah hingga busur panah yang dikerahkannya kebawah sambil menatap penjahat dengan tatapan kosong sambl berpaling kebelakang yang ternyata seorang wanita dengan sama yang ada dirumah pondok tua membuat Panji kaget.

"kau",ujar Panji dengan herannya sang wanita muncul dan bisa berbicara dengannya,"kau yang ada didalam pondok tua",tambahnya

"aku adalah suaminya dia, jangan dibunuh nak",ujar perempuan dengan kesedihan yang mendalam dan misterius,"tolong.... jangan bunuh suamiku, dia tidak salah",lanjutnya sambil berjalan menemui Panji

"apa yang..... apa yang terjadi disini?",ujar Panji didalam hati,"apakah ini sebuah jebakkan?",lanjutnya

"ku mohon lepaskan suamiku",ujar sang perempuan dengan tatapan sedihnya yang dirinya merasakan bersalah atas perbuatan suaminya yang misterius sambil mengebawahkan panah milik Panji,"jangan melirik suamiku nak!!!"

"apa-apaan ini?"ujar Panji sambil menatap perempuan dengan marah hingga melirik ke arah belakang namun, telah mundur hingga menatap sang istri tersebut yang telah mengerahkan anak panah ke arah Panji

"kau menginginkan suamiku?",ucap perempuan dengan lantang sambil memegang busur panah untuk menembak Panji,"jangan dekati suamiku",ujarnya hingga dekat dengan Panji dan siap melepaskan satu anak panah ke arahnya

perempuan misterius mengeluarkan satu anak panah ke arah Panji hingga Panji dengan tatapan serius dan anak panah mulai berkabut saat cahaya Qinlin menyala membuat perempuan tersebut ketakutan yang sangat mendalam. hingga Panji berjalan dengan wajah serius dan menatap perempuan misterius sangat ketakutan dan merasakan berat di pundaknya, Panji menyadarkan diri hingga melenyapkan cahaya Qinlin ditatapannya membuat perempuan hilang rasa takutnya sambil menatap Panji yang dianggap sebagai keturunan darah Qinlin. Padahal Panji bukanlah keturunan tersebut, hingga melihat perempuan pun heran melihat wajahnya dan membayangi tentang cahaya Qinlin di dalam tubuhnya."kau punya kekuatan Qinlin dan kau keturunannya",ujar sang perempuan dengan tatapan haru sambil memegang tangan Panji,"aku belum pernah melihat kekuatan seperti ini",lanjutnya sambil mengeluarkan air mata dengan kesedihan,"tapi..... suamiku menginginkan hewan kuda bertanduk yang bernama Qinlin untuk dijadikan penambahan kekuatan",ujar perempuan dengan tatapan sedih dan berkata lagi,"suatu saat ular itu akan musnah dengan kekuatan yang kau miliki",lanjutnya.

Panji tidak pernah mengeluarkan beberapa kata untuk memberi pertanyaan hanya tatapan sedih melihat kondisi perempuan yang sudah luyu, sedih karena ditinggal suami yang sangat misterius sampai rumah pondok tua miliknya hancur berkeping-keping. Lalu, Panji ingin berkata lagi kepada perempuan yang luyu dan kotor,"ngomong-ngomong, kenapa rumah Tante udah tua dan rusak?",ujar Panji dengan lemas hingga mendengar perkataan sang perempuan yang sedang mengeluarkan rasa kekecewaannya terhadap Panji dan berkata:

"dulu, di tempat rumah pondok ini ada bersamaan Liyue hidup makmur sejahtera tidak seperti ini, seperti biasa, kegiatan di tempat ini sama seperti tetanggaan bahkan, bersama-sama saling membahu untuk masyarakat kecil yang sudah jauh dari kota Liyue. hingga, ditempat ini, saling berjualan dengan tradisionalnya nak, beberapa kebun sampai pertanaian lainnya disini sangat maju dan kami merasa senang melihat genangan air yang akan siap mengalir ke daerah kami, untuk kemajuan pertanian kami disini. Namun, suatu ketika ada perampok dengan melambangkan La-Wo-Za yang merupakan perampok dan menjarah daerah kami. seluruh penduduk merasa khawatir yang dilakukan oleh perampok itu bahkan suamiku juga ikut dalam kelompok La-Wo-Za. Dia menginginkan kamu, Qinlin sebagai harta kekayaannya yang melimpah kepada perampok itu, maka dari itu jaga kekuatanmu dan jangan membunuh suamiku kacuali satu hal yang aku peringatan pada suamiku, jangan bersikap keras kepada Qinlin, karena bisa terkena tertimpa keburukan kepadamu. Seluruh warga mencoba untuk mengungsi ke kota lain setelah mereka terbebas dari para penjarahan La-Wo-Za, tapi aku sendiri yang bisa menjaga daerahku ini untuk menghancurkan mereka. Tapi, jumlahnya sangat besar sehingga, aku terkena anak panah dan masuk kedalam telaga yang kau lihat",

Panji mendengarnya bahkan, sedih sambil menatap kebawah setelah mendengar cerita darinya dan berkata,"jadi hanya kau yang bisa membela diri ditempat ini sendirian?",ujar Panji

"iya, saat itu, mereka berperang melawan perampok La-Wo-Za hingga berhasil dikalahkan",ujar sang perempuan tersebut,"lalu, mereka menganggap aku bunuh diri dari medan tempur serta aku benar-benar ikhlas terhadap mereka karena, tidak menghormatinya",ucapan perempuan dengan senyuman ikhlas kepada Panji yang sangat percaya dengan omongannya

"aku.... percaya dengan omonganmu, walaupun mereka tidak tau",ujar Panji sambil menatap kota Liyue,"biarkanlah mereka, mereka akan mengerti suatu saat nanti saat mereka pergi ketempat ini", lanjutnya

Panji melihat kesamping, perempuan misteri menghilang tanpa jejak bahkan, merasakan angin berhembus dimalam hari sambil pergi ketelaga sunyi dimana perempuan janda yang sudah hilang. Lalu, menatap air telaga yang bersih berubah menjadi hitam, Panji melihatnya dengan kedua matanya dengan tajam bahkan, menutup matanya dengan pelan agar tidak bisa melihat tatapan air kotor di dalam air telaga sunyi yang misterius. Kemudian, membukanya dengan keras dan tidak ada air sekotor yang dia lihatkan, Panji melihat ke arah kiri terdapat seseorang menggendong bambu kecil sambil pergi ke orang laki-laki memakai pakaian compang-camping, celana pendek, dan menggunakan ikat kepala sebagai pekerja kasar di suatu tempat hingga Panji berkata.

"apakah kau pernah tempat tinggal disini?",ujar Panji ke arah laki-laki pekerja kasar dengan menambahkan kesang letihnya yang dibebankan

"iya",ujar laki-laki tersebut dengan rauk muka kecapean,"dulu waktu aku masih kecil, tapi sudah menjadi tempat arwah seorang perempuan",lanjutnya

"apakah dia sudah menikah?",ucap Panji bertanya kepada laki-laki tersebut yang sedang menyimpan tas berisi kayu yang dipotong sambil menghadap Panji

"iya, dia adalah istrinya seorang penduduk desa itu, tapi suaminya seorang ilmu gaib kepada ular berbisa nak",ujar laki-laki pekerja kasar yang ulet tersebut,"kenapa nak?",lanjutnya

"mayat perempuan itu sudah ditemukan oleh pemerintah Liyue?",ujar panji dengan heran kepada sang pekerja

"tentu, ayo ikutlah denganku",ucap laki-laki pekerja kasar mengajak Panji pergi kepemakaman perempuan Janda di belakang rumahnya,"ini, beliau pelindung desa disana tapi, pemerintah Liyue menganggapnya sebagai putri yang bunuh diri di telaga sunyi",ujar laki-laki pekerja keras dengan lesu dan capenya berjalan sambil menggendong tumpukkan Kayu,"dan satu hal lagi nak",Lanjutnya sambil membawa upeti kotak yang berisikan gulungan kertas cokelat tua,"ini nak, bawalah. Kau tampak lelah rupanya"

Panji kaget mendengar perkataan seorang pekerja kasar melihat rauk muka Panji yang lelah letih dan berkata,"aku pergi ke daerah sana tuan, tapi aku lihat seorang perempuan misterius di telaga sunyi",ujar Panji dengan jujur kepada laki-laki tersebut,"aku benar-benar ingin pergi kesana dan muncul se sosok perempuan serta ada ular sangat besar yang melawan aku",lanjutnya

"apa?! Dia datang!!!",ujar pekerja laki-laki dengan kaget mendengar Panji tentang perampok tersebut,"ini bahaya nak, bahaya!!!",ucap dengan keras sambil melotot ketakutan tentang perampok yang pernah terjadi sebelumnya,"yang penting kau harus memegang gulungan kertas ini, karena sangat penting dan para perampok menginginkan Qinlin", ucap laki-laki yang gemetar karena kecapean dalam bekerja sebagai penembang bambu dan kayu hingga Panji melihat gulungan tersebut dan disimpan didalam kotak upeti dan pergi. Dengan mata Panji yang lelah karena begadang, dan tibalah matahari terpancar sinar tepat didepan mata, kedua mata Panji tidak bisa menahan mengangkat kulit mata ke atas hanya menutup mata dan tertidur sambil berjalan untuk mencari Ganyu di suatu tempat.

Begitu sampai didepan kantor kerja Ganyu, tiba saja tubuh Panji merasakan beban karena tidak bisa tidur bahkan, pingsan dan terdengar dari dalam, Ningguan, Ganyu, Xiao, dan XingLing yang berada didalam ruang kantor sekretaris.

"Ganyu!!!!! Panji pingsan!!!!!", teriak Keqing yang berada didepan pintu kantor kerja